14

49 13 0
                                    

Beberapa hari setelah kejadian Ana melihat dia, semuanya baik baik saja. Tidak ada yg datang ke rumah Ana selain Varo. Tapi, belakangan ini Keyla sering sekali mendekati Ana.

Seperti mencoba untuk dekat dengannya. Seperti saat ini, ia datang membawa sebungkus sari roti menuju meja Ana yang penuh dengan sahabat nya

"Heyy, boleh gabung?"

"Gak lah. Lagian, mana tuh yg katanya sahabat baik lo banget. Kok gak sama dia aja elahh? Malah kesini. Keliatan banget kan lo, mau ngapain ha?!" Ceroscos Ila

Glory menahan tawanya mendengar celotehan Ila yang membuat Keyla mematung bingung. Bak seorang patung.

"Udah lah la, la"

"Abisnya gue kesel kan"

"Ditri lagi sama Nanda di kantin, kan gue gak mau ganggu sebagai sahabat terbaik" Oke, sepertinya Keyla disini untuk memanas manasi Ana saja.

"Kan bisa di bangku sebelah. Lagian, kalok mereka di kantin lagi dua duaan. Lo bisa aja tuh pindah kursi" Ila masih protes

"Penuh la"

"Ish! Ni anak bikin gue gregetan ya! Mau gue sembur lo hah?" Kesal Ila sampai sampai nasi goreng nya muncrat sana sini.

Glory tak dapat menahan tawanya lagi, hingga ia tertawa dan tersedak secara bersamaan. Tangannya melambai lambai ingin menggapai sesuatu

Ana yang mengerti langsung memberikan Glory minum. Posisinya sekarang adalah, mereka berada di dalam kelas. Dengan alasan Ana tak mau ke kantin, jadilah mereka membeli makanan lalu membawanya ke kelas.

"Makanya, hati hati kalok makan glor, glor" Ucap Ana sambil geleng geleng

Glory menyengir lalu melanjutkan makan mie lidi pedasnya walaupun telinga juga matanya memerah karna sempat tersedak tadi. Uh. Pasti menyiksa.

Keyla dengan santainya duduk disana sambil memakan rotinya. "Heh! Lo itu disuruh Ditri kan buat diem disini? Mau ngupingin kita lo? Bener bener! Pengen gue injek lo!" Tak tahan, Ila benar benar menginjak kaki Keyla yg dibalut sepatu.

Sehingga sang empu meringis kesakitan sambil memegang kakinya yang baru saja diinjak Ila "lo gak tau sakit ya? Gak pernah ngerasain sakit? Lo bikin kaki gue memar pasti! Sakit tau gak?!" Ujarnya. Matanya pun mulai memerah.

Ila dan Glory berdecih bersamaan "dasar cengeng" Ucap Ila

"Cemen" Tambah Glory dengan senyuman miring

"Lo gak tau? Bahkan rasa sakit Ana itu gak sebanding sama rasa sakit yang kaki lo rasain! Ana lebih sakit gara gara elo! Dan dia sllu berusaha buat senyum! Tau?!" Ujar Glory penuh penekanan

"Owh, jadi lo udah sadar na? Wah, gak nyangka kita saudara"

"Gue bukan saudara lo. Lo anak dari ibu lo. Dan gue anak dari ibu gue. Lo, udah ngambil orang yg paling berharga di hidup gue. Dan! Lo bukan anak papah gue!" Teriak Ana penuh kekesalan

Keyla tersenyum miring "lo salah, gue itu anak dari papah lo. Coba aja lo liat, hasil tes DNA gue sama PAPAH gue!" Balasnya dengan menekankan kata papah

"Terserah! Apapun itu gue gak peduli!"

"Yakin?"

Ana menggebrak meja dengan keras. "Lo itu mau nya apa?!"

"Gue mau, lo itu hancur! Enak aja lo hidupnya enak setelah ditinggalin papah gue!" Jawabnya dengan enteng

Ana berdecih "cih, gue jamin. Yang bakal hancur itu elo!"

Setelahnya, Ana meninggalkan kelas dengan perasaan marah. Dan, disaat itulah ia melihat Nanda tengah menatapnya iba.

Ia tak suka. Tak suka ditatap seperti itu. Ia terasa menyedihkan. Terlebih ia melihat tangan Ditri yang melingkar di lengan Nanda. Ewh. Menjijikan.

Ananda [end]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang