.
.
.
.
.
.Happy Reading..!!!
Kedua pemuda itu berjalan dengan pelan. Suasana koridor sangat sepi. Mereka berjalan kearah gudang belakang.
Sesampainya. Pain langsung membuka pintu gudang itu dan masuk di ikuti Sasuke. Keadaan di dalam begitu gelap dan sedikit pengap.
Keduanya lantas menutup hidung mereka. Pain menghidupkan flashlight di ponselnya.
"Kau sudah memeriksa cctv" tanya Pain. Pemuda itu sibuk mencari sesuatu yang entah apa itu.
"Tak ada cctv di sini" jawab Sasuke.
Pain hampir saja mengumpat. Sial, ini tak akan mudah. Apalagi dengan kebungkaman Sakura yang tak mau memperpanjang masalah ini.
Keadaan kembali hening. Kedua pemuda tanpan itu mundar-mandir mencari sesuatu yang mungkin akan menjadi petunjuk siapa yang telah mem-bullying Sakura.
Sasuke berjalan ke arah pojok dimana ada beberapa kursi yang tak terpakai.
Semuanya terlihat baik-baik saja. Tak ada hal yang mencurigakan. Samapi mata onyx nya melihat sesuatu yang berkilau.
"Kau menemukan sesuatu?" Pain datang dari arah belakang punggungnya.
"Tidak" secepat kilat Sasuke memasukan benda yang di temukannya ke dalam saku celananya.
Pain menghela napasnya. Ternyata mereka tak menemukan apapun disini.
Mungkin salah satunya jalan dengan memaksa Sakura memberitahu siapa pelaku sebenarnya.
"Kita kembali" Pain berkata tanpa perlu mendengar jawaban dari Sasuke.
Sasuke seperti biasa mengikuti langkah Pain dari belakang. Pikirannya entah kemana. Dia sibuk menerka-nerka siapa pemilik dari kalung yang di temukannya tadi.
******
Sekitar pukul tujuh malam Sakura terbangun dari tidurnya. Kepalanya sudah tak merasa pusing lagi. Justru sekarang tubungnya yang merasa sakit karena mungkin terlalu lama berbaring.
Emerald nya menatap sekeliling. Tak ada siapa pun disini. Kemana perginya kakaknya dan Sasuke.
"Nii-san, Sasuke-kun." Sakura memanggil dengan suara serak. Dia butuh ke kamar mandi sekarang.
Sakura mencoba bangkit dari tidurnya. Gadis itu turun dari ranjang dengan pelan. Dengan gerakan pelan dia mencabut jarum inpus sedikit meringis karena dia mencabutnya dengan paksa.
"Akh..." mengusap tangannya dengan pelan. Dengan hati-hati Sakura berjalan ke arah kamar mandi.
Tak berapa lama sakura sampai di depan pintu kamar mandi. Lalu dia masuk kedalam dan menutup pintu kamar mandi kembali.
******
Sasuke membuka pintu ruang rawat Sakura. Dia hanya sendirian. Tadi Pain pergi entah kemana dan Sasuke tak peduli.
Pemuda Uchiha itu masuk tanpa menimbulkan suara. Onxy nya menatap ke arah ranjang Sakura.
Kosong. Ruangannya pun kosong. Kemana gadis itu pergi?
Tapi ketika dia mendengar suara keran air dari kamar mandi. Sasuke sudah tahu, Sakura pasti ada di dalam sana. Jadi dia memutuskan menunggu Sakura di depan pintu.
Ceklek
"Kyaak.."
Sakura hampir saja terjungkal ke belakang karena terkejut. Tapi untung dengan cepat Sasuke menahan pinggang gadis itu.
"Sa-sasuke-kun... kau mengagetkanku tahu," protes Sakura menatap onyx Sasuke.
"Kenapa turun dari ranjang, hn?" Sasuke balas bertanya dengan tatapan tajam.
Sakura menunduk mendatap tatapan tajam dari kekasihnya.
"Itu... tadi aku kebelet pipis, dan tidak ada siapapun di sini," jawab Sakura.
"Sasori?"
"Tidak tahu,"
"Kita kembali ke ranjangmu," ucap Sasuke. Tanpa aba-aba pemuda raven itu langsung membopong Sakura.
Sakura yang belum siap menjerit pelan. Gadis itu mengeliat minta di turunkan.
"Sasuke-kun, aku bisa jalan sendiri. Turunkan aku." Pinta Sakura.
"Kau masih belum sembuh." Sasuke hanya menanggapinya dengan cuek.
Sasuke berjalan sambil menggendong sakura ke arah ranjang gadis itu.
Sasuke mendudukan sakura di ranjangnya. "Tidurlah" ucapnya lembut.
"Aku baru saja bangun," jawab Sakura yang masih memeluk leher Sasuke.
"Kau perlu istirahat Sakura"
"Aku sudah merasa sehat, Sasuke-kun."
Sasuke menghela nafas pelan. Dia malas berdebat dengan kekasihnya sekarang. Apalagi dengan kondisi Sakura yang masih belum sembuh total.
"Kau mau apa?"
Mata Sakura berbinar, "Aku mau jalan-jalan, Sasuke-kun" jawab Sakura antusias.
"Tidak." Tolak Sasuke cepat.
"Tapi Sasuke-kun, aku ingin berjalan-jalan keluar. Sebentar saja, iya?" Ucap Sakura memohon.
"Ini sudah malam. Kita jalan-jalan besok." Putus Sasuke.
"Tapi ini baru saja pukul tujuh, Sasuke-kun" ucap Sakura lagi. Dia benar-benar ingin keluar. Rasanya bosan seharian terkurung disini.
"Sekali tidak tetap tidak."
Sakura merengut sebal. Kekasihnya ini sulit sekali di bujuk.
"Sasuke-kun... hmmpp..."
Sasuke langsung membungkam mulut Sakura dengan ciuman lembut. Kekasihnya terau berisik.
Tubuh Sakura kaku tapi lama kelaman dia juga ikut membalas ciuman dari kekasihnya.
Tangan Sasuke memeluk pinggang Sakura erat. Mereka terus berciuman tanpa sadar jika pintu masuk terbuka.
Pain masuk ke dalam. Matanya menatap tajam pada sepasang kekasih yang mesra berciuman.
"Ekhm.." deheman kerasnya mengagetkan Sakura dan Sasuke.
Sakura langsung mendorong Sasuke menjauh. Wajahnya memerah menahan malu dan juga takut. Astaga. Bahkan untuk melihat ekspresi wajah pain pun dia tak berani.
Sasuke mendengus. Lagi-lagi ada pengganggu.
"Uchiha, sebaiknya kau pulang." Ucap pain berjalan ke arah Sakura.
"Sudah lebih baik, hm?" Tanya pain mencoba lembut melupakan kejadian tadi.
"I-iya, Nii-san," jawab Sakura gagap. Wajahnya masih menunduk.
Pain mengusap kepala Sakura lembut. "Istirahatlah" perintahnya.
Sakura menurut. Dia langsung berbaring dan memejamkan matanya.
Sasuke mendengus dengan sikap penurut Sakura. Tadi ketika dia yang suruh, gadis itu sangat kekeh ingin jalan-jalan.
Sasuke menghampiri Sakura. Pemuda itu mengecup kening gadisnya dengan lembut. Tak mempedulikan Pain yang melotot tajam ke arahnya.
"Besok aku akan menjemputmu," bisiknya.
Lalu melangkah tanpa pamit pada Pain. Kurang ajar sekali.
Tbc....
Jangan lupa tinggalkan jejak yah.
Vay
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Secret | SasuSaku [COMPLETED]
Fanfiction[Cerita Pertama] Tak perlu memberi tahu semua orang bahwa kita saling mencintai. Cukup aku dan kau saja yang tahu. Disclaimer ©Masashi Kishimoto Our Secret ©Vay_Rahma