Dendam

4.4K 352 22
                                    


.
.
.
.
.
.

Happy Reading...!!!

Kedua orang berbeda gender itu berjalan pelan di lorong apartemen mewah milik kelurga Haruno.

Sasori dan Sakura berhenti di salah satu kamar di lantai paling atas apartemen itu.

Cuman ada satu kamar. Dan kamar tersebut milik Pain. Dia sendiri yang merupaka pemilik resmi dari apartemen mewah ini.

Sasori mengeluarkan Id Card untuk akses masuk ke kamar itu.

Setelah pintu terbuka. Mereka masuk kedalam.

"Nii-san, kenapa kita ke sini?" Tanya Sakura tak mengerti.

Gadis itu menjelajahi seluruh penjuru ruangan. Tak ada yang berbeda. Semua masih tetap sama.

"Bertemu Pain. Tentu saja." Jawab Sasori.

"Pain-nii kan sedang kerja, Nii-san." Ucap Sakura lagi tapi tetap mengikuti langkah Sasori yang menuju lantai atas. Kamar Pain.

"Dia ada disini."

Ceklek

Sasori membuka pintu kamar itu dan masuk kedalamnya. Sakura ikut masuk. Lalu tatapannya terjatuh pada seseorang yang sedang berbaring di ranjang dengan keadaan kepalanya di perban.

"Pain-nii," lirik Sakura.

Gadis itu langsung berlari kearah Pain.

"Aku sudah membawanya. Sekarang tugasku selesai." Ucap Sasori pada Pain.

"Nii-san, kenapa?" Tanya Sakura sambil terisak.

Pain hanya diam. Lalu membelai tangan Sakura lembut. Akhirnya dia bisa bertemu Sakura. Ternyata caranya ampuh juga.

"Aku tidak apa-apa." Jawab Pain tenang.

"Dia kecelakaan karena balapan. Kau pasti paham kan, Saki." Sasori berucap dan mengabaikan tatapan Pain terhadapnya.

Sasori hanya tak habis pikir. Kakaknya itu terlalu kekanakan. Berusaha menarik perhatian Sakura dengan cara mencelakai dirinya sendiri. Kecelakan itu bahkan di sengaja olehnya. Dengan menabrakan mobilnya sendiri ke pembatas jalan. Heh, cara kakaknya itu sungguh licik.

"Nii-san, bodoh. Kenapa masih mengikuti hal membahayakan seperti itu, hah?" Ucap Sakura marah namun masih tetap terisak karena tangisnya.

Pain hanya tersenyum. Dia tahu Sakura khawatir padanya. Dan kemarahan gadis itu membuktikan semuanya.

"Aku baik-baik saja, Saki." Serunya pembawa Sakura dalam pelukannya.

"Aku tidak mau nii-san terluka. Apalagi karena hal bodoh itu." Ucap Sakura terisak dalam pelukan Pain.

"Apa kau mengkhawatirkan, niisan?" Tanya pain.

"Tentu saja. Aku sangat khawatir, Nii-san." Jawab Sakura.

"Apa kau sudah memaafkanku, Saki?" Ucap Pain lagi.

Our Secret | SasuSaku  [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang