Gagal?

3.9K 345 17
                                    

.
.
.
.
.
.

Happy Reading...!!!

Makan malam di keluarga Haruno terlihat khidmat. Mereka menyantap makanan tanpa adanya percakapan. Yah, itu memang sudah menjadi tradisi keluarga agar tak ada obrolan ketika makan.

"Gluk.. gluk... " Sakura meminum air putih hingga tandas. Lalu mengelap sisa makanan di mulut nya dengan tissu.

"Sakura, Ayah sudah memutuskan pertunanganmu di langsungkan bulan depan." Ucap Kizashi.

"Apa itu tidak terlalu cepat, Ayah." Ucap Sakura. Dia memang ingin segera bertunangan dengan Sasuke tapi setelah lulus sekolah.

"Tidak, Saki. Ayah sudah membicarakan ini sebelumnya dengan keluarga Sasuke." Seru Kizashi lagi.

"Apa maksudnya ini!" Suara Pain terdengar dingin. Pria itu mantap sang Ayah meminta penjelasan.

"Sakura dan Sasuke akan bertunangan bulan depan." Jelas Kizashi.

Pain mendengus, "Aku tidak setuju, Ayah!" Sela Pain.

Kizashi balas menatap putra sulungnya itu. "Apa alasanmu untuk tak menyetujui pertunangan mereka?" Tanya Kizashi.

"Sasuke tidak baik untuk Sakura." Jawab Pain.

"Maksudmu apa, Pain?" Tanya Kizashi tak mengerti.

Sakura mulai gelisah di tempatnya. Dia takut jika Pain bicara yang tidak-tidak soal Sasuke pada Ayahnya.

"Asal kau tahu Ayah, sehari setelah ke pulangan Sakura. Dia diculik dan semua itu karena Sasuke." Jelas Pain.

Kizashi yang mendengarnya tentu saja terkejut. Pain hanya menyeringai. Sebenarnya bukan gayanya mengadu perihal ini pada sang Ayah tapi apa boleh buat itu cara itu yang biasa membuat ayahnya berpikir lagi untuk mentunangkan adik kesayangannya. Justru dia hubungan Sasuke dan Sakura itu putus.

"Nii-san!" Geram Sakura. Dia mantap Pain tak suka. Sakura tak habis pikir Pain akan berkata seperti itu pada Kizashi.

"Apa-apaan ini?! Kenapa kau tidak memberi tahuku, Pain!" Suara Kizashi terdengar marah.

Sakura meringis melihat kemarahan Kizashi. "Ayah, ini tidak seperti yang kau pikirkan. Aku akan menjelaskan semuanya." Seru Sakura hati-hati.

Sakura tidak suka ketika Pain berkata seolah penyekapan itu adalah kesalahan Sasuke. Itu semua tak benar. Lagian kejadian itu sudah sebulan berlalu. Dan keadaannya pun baik-baik saja saat itu.

"Ayah, lebih baik akhiri semua perjodohan itu." Seru Pain.

Sakura menatap Pain tak percaya. Lalu menatap sang Ayah yang terlihat sedang berpikir setelah mendengar ucapan Pain tadi.

Pikiran-pikiran negatif mulai berkeliaran dalam benak Sakura. Gadis itu takut jika ucapan kakak tertuanya mempengaruhi keputusan Kizashi nantinya.

"Ayah, kita bisa diskusikan ini terlebih dahulu." Lagi. Ucapan Pain terdengar. Kizashi masih terdiam menyaring semua ucapan yang masuk dari gendang telinganya.

Pain tersenyum licik. Ayahnya pasti mulai mempertimbangkan perkataannya tadi. Dan dia merasa percaya diri jika kali ini kemenangan akan berpihak padanya. Tentu saja.

Our Secret | SasuSaku  [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang