11

7.2K 896 57
                                    





"Hiks, Jaehyun... Padahal aku sudah... sudah....

Hiks.. Hiks... Hiks ...."



"HOAAAA!!!!"

"Astaga!"

Taeyong terkejut dari lamunannya, segera ia bangkit dari tempat tidur lalu keluar, beranjak ke kamar sebelah.

'Sepertinya suara itu dari kamar Haechan,' pikir Taeyong singkat.

Segera ia berlari keluar dan mungkin tanpa sadar mendobrak pintu kamar dongsaengnya itu.

"Kenapa?!" tanya Taeyong panik, matanya membulat sempurna saat tahu apa yang terjadi.

"Yak! Lee Donghyuk! Kupikir kau kenapa! Kenapa teriak seperti barusan, huh?!" geram Taeyong.

"Eh, ehehe...
Hyung, mian. Aku hanya sedikit terkejut, hantunya tiba-tiba keluar." balas Haechan sambil terkekeh malu.

Bagaimana tidak malu, hyungmu sampai khawatir mendengar kau berteriak, dan itu hanya karena film horor?!
Oh tidak! Itu benar-benar memalukan!

Tapi,







"Apa? Hantu? Dimana hantunya?" bisik Taeyong lirih. Matanya menatap ke kanan kiri terlihat sedikit.... ketakutan? Entahlah,

"Pffftt..."

"HOAHAHAHAHA..."

"Astaga hyung, jangan bilang kau takut hantu!" ledek Jaemin sambil menahan tawanya.

"Apa kata fansmu kalau mereka tahu kau seperti ini hyung? Seorang Lee Taeyong yang terlihat manly di musik video ternyata takut pada-"

"Sssttt..." ucapan usil jeno tiba-tiba terpotong oleh sebuah desisan singkat dari...

"Jaehyun," bisik Taeyong singkat. Namja itu cukup terkejut saat tahu Jaehyun sudah ada di belakangnya. 'Sejak kapan?'

Namja yang disebut namanya otomatis menunduk dan tersenyum pada lelaki mungil itu.

"Nde, hyung.
Dan kalian, jangan ganggu Taeyong hyung. Mengerti?
Ketakutan seseorang bukan sesuatu yang bisa kau mainkan, kalian tahu?" tutur Jaehyun, membuat keenam dongsaengnya tersenyum malu dan mengangguk patuh.

"Ok, aku pergi dulu. Kau mau ikut, hyung?"

"Hmm... Ba.. baiklah, aku ikut denganmu," lirih Taeyong. Lagipula dia bisa apa?

Pilihannya hanya dua, pergi dari sana bersama Jaehyun atau tetap bersama keenam dongsaeng-dongsaeng usil itu menonton film horor dan dibully habis-habisan.

Taeyong tak mau ambil risiko, hell, ditertawakan dongsaengmu sendiri itu benar-benar menyebalkan!

"Hyung," ucap Jaehyun sambil menghentikan langkahnya, membuat Taeyong nyaris menabrak bahu seksi itu.

Ups! Koreksi, bahu lebar itu.

"Hm?" balas namja mungil itu singkat.

"Kau mau makan malam denganku? Sekarang."

"Eh?" sungguh, Taeyong terkejut. Sepertinya baru tadi siang namja itu makan bersama istrinya, memamerkan istrinya, dan... dan... Ah, sudahlah!

Seketika raut wajah si mungil berubah murung,

"Kenapa tidak kau ajak yeojamu itu saja?! Dia kan istrimu!" balas Taeyong sambil membalikkan tubuhnya. Masa bodoh dengan kata-kata manis yang dilontarkan untuknya itu.

Taeyong hanya ingin menangis sekarang.

"...."

'Dia bahkan hanya mendiamkanku! Benar-benar lelaki tidak peka! Hatinya memang bukan untukmu, Taeyong!' batin namja Lee itu, tanpa sadar air matanya menetes.

Mungkin Taeyong terlihat seperti pecundang, dia yang memutuskan pergi tapi berharap dicegah oleh pria tinggi itu. Tapi memang ini yang Taeyong inginkan, Jaehyun yang pedu-

Grep!

Mata Taeyong membulat. Tunggu, Jaehyun....
Memeluknya?

Benar-benar memeluknya?!

























Tbc-

Potong dulu, nde~

My Manager [JaeYong]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang