35

3.2K 298 19
                                    



-Flashback
6 years ago

Jaehyun, namja chubby dengan seragam putih hijau itu tengah berdiri di depan hyungnya. Wajahnya terlihat begitu serius namun ceria. Guratan di sekitar pipi dan hidungnya terlihat menggemaskan dengan lesung pipit yang dalam.

"...Hyung, lagipula Jerry itu pendek, jadi terlihat imut! Apalagi di sebelahku yang tinggi ini." Ucapnya sambil memamerkan tinggi tubuh yang nyaris setinggi hyungnya itu.

Suho terkekeh geli melihat adiknya yang lebih sering diam dan bermain game itu terlihat cerewet dan antusias membahas orang yang ia sukai.

Sepertinya adiknya begitu menyukai pria mungil bernama Jerry itu. Melihat adiknya mulai menyukai seseorang membuatnya senang sendiri. Bukankah gemas melihat tingkah remaja puber yang tengah jatuh cinta? Sebenarnya ia sedikit kecewa saat tahu adiknya adalah seorang gay. Ada satu alasan yang membuatnya benar-benar ingin Jaehyun straight,

'Sayang Jaehyun belok, andaikan dia seorang straight, aku bisa pamer gadis cantik dan membuatnya iri setengah mati, huuffft... Sayang sekali...'

"Lalu hyung, kau tahu? Jerry juga menyukai aroma vanila! Manis kan?"

"Benarkah?" Suho membalas ucapan adiknya dengan tertarik. Apa Jerry si mungil itu benar-benar menyukai sesuatu yang feminim seperti ini?

"Tentu saja benar!
Tapi hyung, aku sedikit khawatir..." suaranya sedikit melemah di akhir kalimat yang menggantung itu.

"Khawatir? Kenapa?"

"Bagaimana jika dia straight? Bagaimana jika dia malah akan membenciku.
Aku... Bagaimana jika Jerry menyebutku dengan sebutan 'gay menjijikkan'? Aku... Aku tidak yakin, hyung..."

Suho tersenyum lembut lalu mengusap kepala adiknya itu gemas.

"Ingat yang sering Hyung mu ini katakan, Jeff. Yah, walaupun aku belum pernah mencobanya pada seorang pria tapi-"

"Jangan banyak berpikir, tapi cepatlah bertindak?" Sela Jaehyun cepat.

"Yeah, semakin lama kau berpikir, bisa jadi semakin jauh harapanmu. Ingat, hati seseorang tidak ada yang tahu." sambung Suho bangga, seakan baru saja mengajarkan sesuatu yang sangat penting untuk kehidupan adiknya itu kelak.

Same time, same place

Taeyong memencet bel rumah besar itu dengan semangat. Pipinya semu merona dengan mata berbinar, menunggu seseorang berbicara dari interkom di sisinya.

Terdengar suara seorang wanita dari seberang sana.

"Dengan siapa?"

"Apa Jeffrey ada? Aku Jerry, dan aku juga datang bersama Yuta." balas Taeyong tanpa menurunkan rasa antusiasnya.

Wanita itu terdiam sebelum teringat jika nama yang barusan disebut adalah nama teman tuan mudanya, ia lalu kembali berkata, "Tuan Jerry? Silakan masuk, maaf membuat anda lama menunggu." Bersamaan dengan itu, gerbang dihadapannya terbuka dengan sendirinya.

"Tidak, tapi terimakasih." balas si mungil sebelum melewati gerbang tinggi berwarna hitam itu.

Yuta di sisinya hanya terkekeh geli. Untung saja Taeyong temannya, jika tidak, mungkin sudah ia jual karena terlalu menggemaskan.

Pintu utama itu terbuka, nampak seorang wanita paruh baya yang sedang tersenyum kearahnya.

"Dimana Jeffrey?"

"Tuan Jeffrey sedang berada di kamarnya, akan saya-"

"Tidak usah memanggilnya, aku akan langsung naik seperti biasanya. Terimakasih bibi,"

My Manager [JaeYong]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang