They say he's just pretending to love me. Help me, I want to run away but don't leave me alone. I really love him. - Aurelle Sidra
Suara bantingan gelas terdengar dari salah satu kamar. Kyven yang sedang memandangi danau dari jendela kamarnya langsung tersentak kaget. Ia tahu asal suara itu. Itu berasal dari ruangan sebelah. Kyven langsung keluar dari kamarnya dengan langkah lebar dan raut wajah panik.
"AURELLE!!!" - Kyven berlari menghampiri Aurelle yang duduk dengan menangis disudut ruangannya.
Di dekat Aurelle, pecahan-pecahan gelas itu berserakan. Rahang Kyven mengeras ketika melihat salah satu pergelangan tangan Aurelle berdarah.
"Apa yang kamu lakukan hah?!", wajah Kyven sudah memerah menahan emosi.
Lain lagi dengan Aurelle yang masih menangis tergugu. Kyven langsung menggendong Aurelle keluar dari kamarnya.
"Hey! What happened to that girl? Oh shit! Her hand is bleeding. Let me take her to the clinic!" ujar Robin, pria paruh baya pemilik penginapan itu.
Kyven mengangguk dan mengikuti Robin menuju mobilnya. Ia langsung masuk ke dalam mobil Robin dengan Aurelle dalam gendongannya. Robin langsung melajukan mobilnya menuju klinik. Robin sesekali melihat ke belakang lewat kaca tengah mobilnya. Ia juga khawatir dengan kondisi Aurelle. Gadis itu masih menangis.
"Sir!" seru Robin saat mobilnya telah berhenti di depan klinik. Dua orang perawat langsung menghampiri Robin. Robin langsung membuka pintu belakang, kedua perawat membantu Kyven membawa Aurelle masuk ke dalam klinik.
Luka Aurelle telah selesai di tangani dr.Lucas lantas memanggil Kyven dan mereka membicarakan hal serius. Robin menemani Aurelle yang kini tertidur di salah satu bangsal.
***
"Nona... Sesuatu terjadi." kata Astro, Yonna dan Asher bingung karna ucapan Astro barusan. Memangnya ada apa? Pikir keduanya.
"Apa, Kak? Wajahmu terlihat cemas." ujar Yonna.
Asher menatap Astro dan meminta penjelasan. Astro menghela napasnya lalu memberikan telepon kepada Yonna.
"Bicaralah, Nona. Telepon dari Tuan Kyven." - Yonna langsung mengambil ponsel Astro.
"Halo, Kak. Kau dimana? Apa terjadi sesuatu?" tanya Yonna.
"Aurelle saat ini di klinik. Pergelangan tangannya terluka, tapi sekarang dia baik-baik saja."
Yonna terkejut, wajahnya kini menjadi panik. Aurelle kenapa?
"Ba... Bagaimana bisa, Kak? Kami baru saja sampai di penginapan. Kami akan segera menyusulmu."
"Baiklah. Tolong bawakan pakaian ganti untuk Aurelle ya..."
Yonna mengangguk meski ia tahu Kyven tak melihatnya. "Iya, Kak. Kami akan segera datang!"
Yonna kembali memberikan ponsel di tangannya kepada Astro.
"Bagaimana?" tanya Asher.
Yonna berbalik pada Asher, "Kak Aurelle. Pergelangan tangannya luka. Kita harus pergi melihatnya, Kak."
Asher mengangguk, "ya... Kalau begitu bersiaplah."
***
KYVEN's POV
Aku sangat khawatir. Aurelle sepertinya kambuh lagi. Ia menyakiti dirinya. Dasar gadis ini! Aku tidak menyalahkannya tapi menyalahkan penyakitnya. Penyakit yang membuatnya bisa melakukan hal buruk tak peduli jika itu kepada dirinya sendiri.
Kalian pasti bertanya-tanya ada apa dengan Aurelle. Apa dia baik-baik saja? Apa dia mengalami gangguan jiwa? Ah, tapi ia bahkan terlihat baik-baik saja. Dia sehat, gadis yang baik dan ramah. Kenapa bisa seperti itu?
Sebenarnya Aurelle itu mengidap Skizofrenia. Kalian bisa tahu lebih banyak jika mencarinya di internet. Intinya, penyakit itu membuat Aurelle sering sekali berhalusinasi dan ia tidak bisa membedakan apakah itu nyata atau tidak.
Tidak, bukan... Aurelle tidak gila. Hanya saja bagi orang yang awam dengan penyakit ini pasti berkata Aurelle itu orang gila. Tidak kok. Sudah kubilang dia hanya mengalami gangguan pada mentalnya hingga membuatnya seperti itu. Dia tidak pernah menyakiti siapapun. Dia tetap gadisku yang baik.
Obat? Yah, dia memang mengkonsumsi obat. Aku selalu mengawasinya, tapi sepertinya akhir-akhir ini dia mengabaikan peringatanku. Aurelle pasti terganggu dengan efek dari penyakitnya.
Melihatnya tertidur pulas seperti ini, aku merasa lebih tenang. Biasanya jika sudah diberikan obatnya maka ia bisa lebih rileks. Dan setelahnya ia akan menceritakan padaku apa yang ada dalam pikirannya.
"Kak... Kyven..." - Aurelle bangun! Aku langsung mengusap kepalanya, aku senang sekarang dia telah sadar. Wajahnya terlihat pucat, matanya mulai memperhatikan sekeliling.
"Di klinik. Kita di klinik." kataku.
Ia pun tampak bingung. Aurelle mencoba membangunkan tubuhnya namun kutahan. Aku hanya menaikkan sandaran tempat tidurnya.
"Tapi kenapa, Kak?" tanyanya.
"Aku membawamu ke sini karna benar-benar khawatir. Lihatlah, kamu melukai dirimu."
Aku menunjukkan padanya pergelangan tangan yang telah dibaluti perban. Aurelle menatapku dengan sedih. Bibirnya bergerak seolah mau mengatakan sesuatu.
"Maaf. Aku membuatmu khawatir, Kak. Aku... Aku-"
Aku langsung berpindah dan duduk disisi ranjangnya. Aurelle langsung memelukku dan kembali menangis. Aku tidak suka dia menangis. Aku tidak pernah suka jika perempuan yang aku sayangi bersedih.
"Maaf, Kak... Mereka... Mereka bilang kau tidak mencintaiku..."
Suara Aurelle terdengar lemah dan putus asa. Aku menggeleng dan mengusap kepalanya. Aku sedih jika dia seperti ini lagi. Aku sungguh ingin Aurelle sembuh dari penyakit ini tapi, penyakit ini tidak memiliki obat karna ini adalah penyakit mental. Obat hanyalah bantuan untuk membuatnya merasa lebih baik.
"Aurelle... Kamu tidak peduli. Mereka bohong. Kau percaya padaku 'kan?" ucapku setelah merenggangkan pelukan ini. Kedua matanya yang bening itu menatapku, aku benar-benar melihat harapan besar disana. Bagaimana mungkin aku akan menyakiti gadis ini?
Dia mengangguk, "Iya, Kak. Aku tahu... Aku percaya kau selalu mencintaiku, Kak."
Aurelle, aku memang mencintainya. Tapi, jauh di dalam hatiku... Aku juga mengutuk diriku yang mencintainya hanya karna ingin lari dari perasaanku untuk Yonna. Yah, Yonna bisa mendapatkan yang lebih baik dariku. Jika ada yang lebih baik, aku hanya percaya jika Asher-lah yang tepat.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
CAN U COME THROUGH?✔️
Novela Juvenil#ThawFamilySeries The sequel of KAKAK! JANGAN POSESIF... by, N I X H A A Y "Aku takut jika nanti akan kehilanganmu lagi, Kak... Aku takut jika kau akan pergi meninggal-" "Ssshh... Kayonna, Kakak tidak akan meninggalkanmu lagi. Menikahimu adalah hal...