31. Sorry...

1.4K 104 3
                                    

I felt shy, awkward, laughing, crying, scared and worried. The story about us is like a drama on an opera stage with a large audience. I hope it will have a happy ending.
—Kayonna Thaw

Yonna masih belum benar-benar mendapatkan kesadarannya saat bangun pagi ini. Samar-samar ia bisa mendengar suara yang terdengar sedikit berisik dari luar kamarnya.

Segera Yonna bangkit menjauhi ranjangnya untuk mendapat jawaban atas rasa penasarannya. Mata Yonna membuka sempurna ketika melihat di sofa sudah duduk Kyla, Alan, Danil, serta Astro dan Cleon yang berdiri sambil ngobrol di balkon.

"Mami? Papa?" gumam Kayonna seraya mendekati mereka.

Danil yang pertama menyadari kehadiran Yonna langsung memanggil sepupunya itu. Alan dan Kyla menyambut putrinya itu dengan senyuman hangat. Setelah menyalami Alan dan Kyla, Yonna duduk disebelah Danil yang berhadapan dengan kedua orangtuanya itu.

"Kok Papa dan Mami nggak bilang sama Yonna kalau bakal ke sini?" tanya Yonna heran.

Danil terkekeh, tangannya memainkan ujung rambut Yonna.

"For surprised..." jawab Kyla, Yonna menggaruk tengkuknya.

"Hm... Tapi kayaknya Yonna nggak terkejut ya?" ujar Alan, Kyla mengangguk lesu. Yonna menggeleng,

"Justru karna Yonna terkejut makanya Yonna masih mikir ini beneran apa lagi halu..." gumam Yonna.

"Kamu lagi nggak halu, Sayang." kata Danil.

Yonna menoleh padanya, "Tapi Kak Kyven mana? Semalam kupikir Kakak tidur disini..."

"Kyven emang tidur disini tapi sebelum kamu bangun, dia pergi." - alis Yonna naik sebelah, "pergi? Ke mana?"

"Nyari cincin buat pertunangan kalian maybe..." ucapan Kyla tentu mengejutkan Yonna.

Yonna menggeleng keras, ia masih mencerna ucapan Maminya. Yonna menatap ke arah Alan. "Pa... please explain something to me."

Alan tertawa, "Just prepare yourself for tomorrow, Sweety." - jawaban Alan sangat tidak memuaskan rasa penasaran Yonna.

***

Yonna ditemani Astro pergi ke sebuah cafe tempat ia janjian bertemu dengan Rose. Rasanya sudah lama, mereka tidak menghabiskan waktu bersama.

"Saya menunggu disini saja, Nona." ujar Astro seraya menunjuk meja yang berada di dekat meja yang telah ditentukan oleh Rose.

"Kenapa lo nggak gabung aja sih, Kak? Daripada lo sendirian, makin kerasa tuh kejombloan lo." celutuk Rose disetujui oleh Yonna.

Namun Astro hanya tertawa kecil lalu menggeleng. "Nggak apa-apa. Saya nggak mau kecipratan dosa karna dengerin kalian ngeghibah."

Rose dan Yonna saling berpandangan lalu mereka terbahak.
"Hahaha... Lo udah lumayan bisa ngelucu ya!" gumam Rose, matanya makin menyipit karna tertawa.

"Ya sudah. Kalau gitu aku dan Rose disini saja. Kak Astro pesan aja, nanti Rose yang traktir." kata Yonna, Astro mengangguk.

"Lah kok gue sih. Kan harusnya lo ah!" sahut Rose lalu keduanya tertawa lagi.

***

Kyven menatap cincin yang berada dalam lindungan kaca anti peluru dan hanya bisa di buka oleh pegawai toko itu. Kyven sejenak berpikir, apakah Yonna akan menyukainya?

"Apakah Anda ingin melihat cincin ini, Tuan?" tanya sang manager

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Apakah Anda ingin melihat cincin ini, Tuan?" tanya sang manager. Kyven mengangguk.

Sejujurnya, melihat cincin itu membuat Kyven teringat Yonna. Kyven merasa cincin itu cocok dengan image Yonna.

"Bagaimana, Tuan?" tanya sang manager toko perhiasan itu.

***

"Rose... Aku boleh tanya sesuatu nggak?"

Rose mengangguk. "Ya tanya aja, Na. Ngapain mesti ijin segala."

Yonna menggigit bagian dalam bibirnya. Tangannya mengetuk-ketuk dinding gelas minumannya yang isinya tinggal setengah. Yonna sebenarnya ragu, dia tidak mau jika Rose merasa terganggu dengan pertanyaan yang akan diajukannya.

"Lah... Kok malah bengong sih, Na? Jadi nanya nggak? Soal apa sih?" Rose jadi penasaran.

"Uhmm... Soal Kak Asher." gumam Yonna.

Rose mengangguk, "kenapa sama Kak Asher?"

Yonna menghela napasnya. "Sorry sebelumnya, Rose. Kalau pertanyaanku mungkin sangat mengganggu privasi kamu." ujar Yonna.

Rose terheran, "lo kenapa sih, Na? Ya tinggal ngomong aja. Kenapa lo jadi canggung kayak gitu? Lo tuh kayak lagi sama orang lain aja deh."

Yonna sekali lagi menghela napasnya dengan panjang. Entahlah, Yonna sungguh ragu.

"Na? Ada apa sih?", raut wajah Rose saat ini benar-benar di landa oleh rasa penasaran.

"Waktu itu... Aku mendengar kamu menangis sambil meluapkan perasaanmu saat Kak Asher masih koma." - wajah Rose berubah, kini ia terkejut.

"Ma... Maksud lo apa, Na?" tanya Rose dengan suara lirih.

Yonna pun menceritakan bagaimana hingga akhirnya ia mengetahui jika selama ini Rose mencintai Asher, Rose tidak pernah mengungkapkan perasaannya yang sebenarnya pada Asher.

Air mata Rose tiba-tiba saja menjatuhkan dirinya tanpa ijin pada si pemilik mata. Rose menggigit bibirnya, tangannya meraih tangan Yonna lalu menggenggamnya.

"Ma...maafin gue, Na..." ucap Rose seraya menundukkan wajahnya. "Gue malu. Gue malah menyukai orang yang selama ini jelas-jelas hanya mencintai lo..."

Yonna menggeleng, melihat Rose menangis membuat hatinya terasa berkedut ngilu. Rose tidak salah. Perasaan Rose yang tulus untuk Asher tidak pernah salah - Yonna menyalahkan dirinya sendiri. Kenapa ia tidak sepeka itu selama ini? Kenapa ia tidak pernah menyadari dan mengetahui isi hati sahabat terbaiknya?

"Rose. Kamu nggak salah. Aku yang harusnya minta maaf." balas Yonna dengan suara pelan, ia merasakan matanya menghangat pertanda air matanya akan segera lolos juga.

Rose mengangkat wajahnya dan menatap Kayonna. Rose menunggu Yonna melanjutkan ucapannya.

"Maaf, sahabat macam apa sih aku ini? Aku bahkan nggak pernah tau bagaimana kondisimu, bagaimana perasaanmu dan aku bahkan nggak pernah nanya kamu soal siapa cowok yang kamu sukai...-" Yonna menghela napasnya,

"... Maafin aku, Rose. Aku hanya asik dengan duniaku hingga aku nggak pernah bertanya soal kamu. Padahal selama ini, kamu adalah sahabat yang sangat menyayangiku dan selalu menjagaku."

Air mata Yonna jatuh tak beraturan, Rose menggeleng. Tangan mereka saling menggenggam erat.

"Maafin aku, Rose... Jika saja aku tau kalau kamu mencintai Kak Asher, pasti aku bisa lebih tegas selama ini. Pasti aku-"

"Ssst... Nggak, Na! Lo jangan minta maaf. Ini bukan salah lo. Ini karna gue yang terlalu munafik. Gue nggak pernah punya nyali untuk nunjukin ke Kak Asher kalau gue sayang dan cinta sama dia." potong Rose.

Rose menarik napas dan menghembuskannya dengan perlahan. Tangannya bergerak mengusap air mata yang membasahi pipi Yonna.
"Gue nggak pernah menyesal mencintai Kak Asher yang hatinya hanya memilih lo, Na." gumam Rose.

"Rose..." gumam Yonna menggeleng. Ia sungguh merasa selama ini begitu jahat.

"Gue baik-baik aja, Na. Melihat Kak Asher yang begitu gigih menunggu lo meski pun tau kalau lo hanya mencintai Kak Kyven..."

"... Itu membuat gue nggak takut melakukan hal yang sama. Kak Asher emang hanya nganggap gue sahabatnya, nganggap gue kayak adeknya... Gue nggak pernah merasa sakit kok."

Yonna berdiri dan langsung memeluk Rose. Tangis mereka pecah sekali lagi. "Aku sayang banget sama kamu, Rose. Maafin aku."

"Gue juga sangat sayang sama lo, Na. Lo adalah sahabat terbaik gue. Gue juga minta maaf selama ini nggak jujur sama lo."

***

CAN U COME THROUGH?✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang