7. My heart chooses you.

1.8K 147 11
                                    

Even when you never chose me. My heart still holds you inside. — Asher Ladarius

"Nona... Sudah sampai." — suara Astro menyadarkan Yonna dari lamunannya.

Yonna menatap kafe milik orang tua Reiki. Yonna memang butuh berkumpul bersama sahabat-sahabatnya itu.
"Terima kasih, Kak." kata Yonna lalu turun setelah sebelumnya Astro membukakan pintu mobil untuknya.

"YONNA!", suara Rose membuat Yonna tersenyum.

Yonna langsung bergabung di meja yang sudah menjadi tempat favorit mereka di kafe itu. Reiki dan Naja sudah bersama Rose, sementara Asher belum terlihat.
"Kak Asher mana?" tanya Yonna setelah mendaratkan tubuhnya di kursi.

"Asher bentar lagi nyampe. Dia sekarang di kantor Bang Fred." jawab Naja. Yonna manggut-manggut.

"Nih, strawberry milkshake kesukaan Tuan Putri Kayonna..." ujar Reiki seraya meletakkan nampan itu di meja.

Yonna tertawa, "makasih ya, Kak."

"Na, gue mau nanya nih sama lo." ujar Rose.

"Nanya apa, Rose?"

"Kakak lo... Itu beneran sama si Aurelle... Aurelle itu?" — Naja dan Reiki yang juga penasaran langsung menatap Yonna menunggu jawaban gadis itu.

Yonna mengangguk dan tersenyum. "Iya, itu benar Rose. Kakak dan Aurelle saling menyukai."

Rose langsung mendengus, "yah... Kok bisa gitu sih. Gue masih nggak nyangka loh."

"Aurelle itu bener juniornya kakak lo waktu kuliah di Korea?" tanya Reiki.

"Iya, Kak. Itu katanya." jawab Yonna.

"Cantik sih si Aurelle. Mirip banget sama Dahyun Twice idola gue!" seru Naja heboh.

Rose memutar bola matanya, "huluh... Once garis keras!" gumamnya.

"Hai! Sorry gue baru nyampe." seru Asher langsung duduk disebelah Yonna.

"Santuy aja kali." sahut Reiki.

"Lagi pada ngomongin apa sih? serius banget." tanya Asher sambil menatap keempat temannya itu satu per satu.

"Lagi kepoin pacarnya Kak Kyven!" sahut Rose.

Asher langsung menoleh ke arah Yonna yang kini tersenyum padanya. Asher paham, dibalik senyuman Yonna itu ada rasa yang tidak mampu dijangkau siapapun.

***

Setelah beberapa jam menghabiskan waktu bersama. Mereka segera bubar. Dan Asher menawarkan Yonna untuk diantar pulang. Yonna tak menolak dan sebelum itu, Yonna segera mengabari Astro kalau ia akan bersama Asher.

Meski Yonna tahu kalau Astro tetap tahu walaupun Yonna tak memberitahu sekalipun—Yonna merasa itu yang harus ia lakukan. Lagipula Astro memang sudah dianggap seperti kakak sendiri.

"Kak, boleh kita ke suatu tempat?" tanya Yonna dengan suara sedikit dikeraskan karna sekarang motor Asher sedang melaju diantara jalanan yang tidak terlalu ramai.

Asher menatap Yonna dari kaca spionnya, "Ke mana, Na?"

"Bukit itu..." sahut Yonna.

Asher mengangguk paham, ia tahu bukit yang dimaksud Yonna. Segera ia melajukan motornya menuju ke tempat tujuan.

***

Setiap kali datang ke bukit ini, pikiran Yonna selalu mengantarnya pada satu sosok yaitu Kyven. Yonna bersama Asher berdiri di puncak bukit itu sambil memandang lampu-lampu dari bangunan di kota. Taburan bintang di langit turut memanjakan penglihatan mereka.

Di bukit itu, tak sesepi itu. Ada beberapa truck yang menjajakan makanan dan minuman. Terlihat beberapa pasang anak muda menikmati malam disana juga.

Asher kagum dengan pemandangannya tapi nyatanya pesona Yonna-lah yang lebih indah baginya. Setahun lebih rasanya ia memelihara perasaan cintanya untuk Yonna, selama itu pula tak ada gadis lain yang mampu membuat Asher berpaling meski ia tahu Yonna pun tak pernah memiliki perasaan lebih untuknya. Sebab di hati Yonna sejak awal hanya ada Kyven.

Namun, satu hal yang membuat Asher lebih patah hati dibanding kenyataan bahwa Yonna tak pernah jadi miliknya. Adalah bahwa Kyven pada akhirnya membuat hati Yonna sakit.

Asher tahu semua tentang Yonna dan Kyven hingga rencana perjodohan keduanya yang telah ditetapkan sejak kecil itu dari Kyla. Setelah Kyven mengatakan mencintai seorang gadis bernama Aurelle, Asher menganggap itu bisa menjadi peluang baik untuknya—tapi ia takkan memaksa Yonna.

"Ini... Minum biar badan lo terasa hangat, Na." ucap Asher seraya menyodorkan cokelat hangat yang telah dibelinya.

"Terima kasih, Kak." — Yonna menyesap cokelat hangat itu. Yonna menutup matanya sembari menikmati rasa manisnya. Wajah Kyven muncul, Yonna langsung membuka mata.

"Na...",

"Iya, Kak?",

Kini Asher dan Yonna saling bertatapan. Yonna selalu menyukai tatapan Asher yang hangat itu. Tatapan Asher adalah ketiga favoritnya setelah tatapan dari Alan dan Kyven. Tatapan dari tiga orang lelaki yang menyayanginya.

"Gue tahu, Na. Hati lo nggak ada gue di dalamnya. Tapi, gue harap lo gak pernah meminta gue untuk jauh dari lo." ujar Asher.

Yonna tampak terkejut dengan ucapan Asher namun tak membuatnya menahan senyumnya. Ia tahu, Asher lelaki yang baik. Yonna bahkan menganggumi sang kakak kelas itu.

"Dan gue selalu sayang sama lo, Na. Bukan karna lo ada cewek yang gue suka. Lebih dari itu. Gue merasa Tuhan telah ngasih gue tanggungjawab buat jagain lo.",

Asher menarik napas lalu menghembuskannya pelan. Ia menatap Yonna dengan lebih dalam, Yonna diam dengan mata yang sesekali berkedip.

"Gue tahu, gue bukan orang yang lo inginkan untuk memiliki hati lo, Na. Tapi, lo juga harus tahu kalau sejak awal gue ketemu sama lo. Lo itu udah memiliki hati gue."

***

CAN U COME THROUGH?✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang