18. The more I'm willing, the more I miss.

1.5K 129 18
                                    

Time and destiny have changed.
Only this feeling remains. — Kayonna Thaw

Yonna menunggu Asher di kantin kampusnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Yonna menunggu Asher di kantin kampusnya. Katanya Asher beberapa menit lagi akan sampai. Hari ini  rencananya mereka akan pergi jalan-jalan setelah kelas kuliah mereka selesai.

"Kayonna Thaw..." — sapaan itu berasal dari seorang cowok yang sukses mengejutkan Yonna.

Yonna refleks berdiri dan menatap sosok itu dengan pandangan tak percaya. Aldan Argani...

"Al... ALDAN?!"

Senyuman manis terulas dari wajah menawan Aldan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Senyuman manis terulas dari wajah menawan Aldan. Yonna tak menyangka akan bertemu kembali dengan Aldan. Ah, takdir memang tak pernah bisa tertebak. Aldan menepuk pipi Yonna dan tertawa ringan.

"Kau seperti melihat hantu saja, Kayonna..." ujar Aldan.

Yonna menggeleng dan gantian Yonna menepuk pipi Aldan lalu mencubitnya dengan gemas. "Kau muncul seperti hantu! Wajar saja aku mendadak nggak bisa mikir." sahut Yonna.

Aldan tertawa, Yonna juga sama. Disaat yang sama Aldan bersyukur dalam hati, karna sudah tak ada lagi jarak kecanggungan dan kesalahpahaman diantara mereka seperti dulu. Yah, semua sudah banyak berubah.

"Ayo duduk." kata Yonna.

Mereka duduk berhadapan. Dan mulailah mereka berbincang layaknya dua sahabat lama yang baru bertemu lagi.

***

Asher menaikkan alisnya ketika dari kejauhan ia melihat Yonna duduk sambil ngobrol dengan seorang cowok asing. Asher penasaran siapa dia, karna Asher hanya bisa menatap punggungnya.

Senyuman Asher mengembang ketika Yonna yang menyadari kedatangannya langsung melambaikan tangan. Cowok yang duduk berhadapan dengan Yonna ikut menoleh, kini Asher tahu siapa.

"Aldan?" gumam Asher.

Aldan dan Yonna berdiri. Aldan menyapa Asher dan mereka saling berjabat tangan. Meski begitu, raut wajah keheranan Asher masih jelas saja.

"How are you?" ucap Aldan.

"How are you?" ucap Aldan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Fine. By the way, kok lo bisa ada disini?", Asher to the point.

Aldan terkekeh, sebelum duduk ia mengisyaratkan agar semuanya duduk. Asher duduk disebelah Yonna, Aldan yang melihat itu hanya tersenyum. Aldan menyadari sikap Asher itu, menunjukkan dominannya pada Yonna.

"I'm here to pick up my aunt who works as staff here." jawab Aldan. Asher membulatkan bibirnya.

"And then... Aku melihat Yonna duduk sendirian disini. Aku sangat tak menyangka." ujar Aldan lagi.

Asher mendecak dalam hati, ia merasa alarm waspada menggema di otaknya. Usai masalah Kyven selesai sebagai saingan, kini Aldan muncul lagi. Meski kekhawatirannya itu tak kuat, tapi mengingat Aldan terakhir kali sudah berbaikan dengan Yonna... Ego Asher muncul, ia sepertinya tidak bisa bersikap tak peduli. Yah, Asher tidak mau jika sampai Yonna yang ia sayangi itu malah terebut oleh orang lain lagi.

Yonna sedaritadi yang diam kini berdeham. Kedua cowok ganteng itu langsung menatap ke arahnya. Yonna yang hanya sekedar berdeham tanpa bermaksud menarik perhatian mereka kini terkejut sendiri. Matanya mengerjap beberapa kali, lalu ia tersenyum sumringah.

"Uhm... Kenapa kalian liatin aku kayak gitu?" tanya Yonna.

"Cantik..." — ucap kedua cowok itu kompak.

Pipi Yonna langsung memerah.

***

Yonna, ditemani Danil yang sedang libur dari kesibukannya—saat ini mereka akhirnya sampai di penthouse milik Kyven. Yonna ingin menemui kakaknya itu, sekaligus meminta maaf jika ia tak bisa ikut pulang ke Indonesia untuk menghadiri pernikahan Kyven dan Aurelle.

Bukan karna Yonna sedih, tapi ia memang tak bisa. Perkuliahan mereka sudah dimulai setelah liburan musim panas selesai. Sangat ingin Yonna menghadiri pernikahan Kyven, ingin Yonna melihat senyuman kebahagiaan sang kakak, meski denyut perih itu kini terasa lagi.

"Kalian berdua bicaralah. Aku mau main game." ujar Danil.

Kyven menarik tangan Yonna untuk ikut ke lantai dua penthouse-nya itu. Dada Yonna berdegup tidak karuan saat Kyven mengurung tubuhnya dan mengapitnya di tembok kamarnya. Tatapan Kyven yang tajam dan dingin itu membuat Yonna ingin menangis. Tidak karna Yonna merasa terintimidasi, tapi karena Yonna sangat merindukan tatapan itu.


Mata Yonna itu kini terasa mengabur karna  air mata  Yonna yang  akhirnya berlinang. Gerakan Yonna yang langsung  memeluk Kyven itu dibalas Kyven pula dengan pelukan eratnya.

"Kakak! Hiks..... Hiks... Jahat! You hurt me!" seru Yonna, tangisnya pecah sudah.

Kyven makin memeluknya erat sambil menenggelamkan wajahnya di ceruk leher Yonna. "I'm so sorry, Yonna..." ujar Kyven dengan suaranya yang hampir tak terdengar.

"Kakak... Kakak jahat...!"

"Yes, I am, Baby... I'm sorry..."

"Yonna... Hiks... Yonna benci... Sa..ma... Perasaan Yonna! Kena..pa Yonna harus men...cintai... Kakak?!"

Kyven makin mengeratkan pelukannya, ia bahkan ikut menangis. Sungguh, Kyven tidak kuat melihat Yonna yang rapuh seperti ini. Yonna-nya, Kesayangan-nya kini benar-benar patah hati hebat.

***

CAN U COME THROUGH?✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang