04 : Deeefge

3.8K 529 17
                                    

Abe memeperhatikan kantong kresek hitam yang baru saja ia taruh di atas meja itu. Dia heran sendiri dengan dirinya yang saat tadi berdebat dengan Odi berakhir dengan dirinya yang menyerah dan akhirnya membawa nasi goreng dan susu coklat dalam kantong kresek itu bersamanya. Padahal biasanya dia tidak pernah kalah dalam hal apapun.

"Lah lo nggak masuk kelas Be?"

Pandangan Abe teralih. Dari kresek kini pada perempuan yang baru datang ke Markasnya the devils's lalu duduk di sampingnya yang memang sudah lebih dulu di tempat itu.

"Abe lo bolos ya?" tanya perempuan itu karena sekarang sudah jamnya masuk kelas.

"Ngaca Re. Lo juga sama bolos." kata Abe sambil terkekeh diikuti Tere juga.

Tere mengalihkan pandangan dari Abe lalu ke kantong kresek di depan Abe diikuti oleh Abe.

"Itu kresek yang katanya dari Odi itu kan?" tanya Tere yang langsung dijawab anggukkan oleh Abe. "Isinya apa sih? Perasaan lo bawa terus kemana-kemana?" Tanya Tere yang penasaran lalu mulai membuka kantong kresek itu. "Nasi bungkus plus susu coklat?"

Yang ditanya justru terdiam sementara Tere senyumnya mengembang.

"Nggak lo makan Be?" tanya Tere.

Abe menggelengkan kepalanya. "Nggak."

"Buat gue ya?" tanya Tere lagi.

Abe terdiam sebentar sebelum akhirnya mengangguk. "Iya lo makan aja Re."

"Yes!" kata Tere yang mulai membuka nasi yang di bungkus kertas nasi berwarna coklat itu. "Be lo mau nggak?" tanya Tere setalah mencobanya satu suapan.

Abe menggelengkan kepala. "Nggak Re buat lo aja." sahut Abe yang justru mengeluarkan rokok dan pemantiknya dari dalam saku celananya. Dia mulai menyalakan rokoknya dan mulai merokok sambil menemani Tere sarapan.

"By the way kok bisa sih Odi kasih lo nasi goreng sama susu coklat ini Be?" tanya Tere di sela-sela makannya.

"Abisin dulu Re makannya jangan kebanyakan ngomong nanti tersedak." kata Abe yang seolah-olah mengalihkan pembicaraan Tere.

"Siap Boss!" sahut Tere tanpa menyanggah.

***

"APA? LO JADI BABUNYA SI ABE?" tanya Eca, Rena, Shabel dan Gisel kompak dan berhasil membuat hampir seisi Kantin menoleh ke arah mereka.

"Kompak bener." sindir Odi karena telinganya hampir budeg mendengar teriakan teman-temannya itu kompak. "Untung nggak sampi budeg ini telinga Odi."

"Lah terus lo mau?" tanya Shabel membuat Gisel, Rena dan Eca menatap ke arah Odi.

Odi mengangguk. "Iya. Ya awalnya gue nggak mau sih. Tapi gimana ya, gue susah nolaknya." sahut Odi jujur.

"Awas lo sampai diapa-apain si Abe." Gisel memperingati Odi. "Si Abe kan brengsek nanti minta apa-apa yang aneh-aneh sama lo. Nanti kalau dia minta anuan gimana? Kan bahaya nanti giliran lo minta tanggung jawab dianya kabur lalu nyuruh lo jangan kejar dia dan lo mau nggak mau nggak bisa kejar dia karena lo harus ikutin apa perintah dia karena lo babu dia."

"Anjir otak lo pikirannya kejauhan Sel. Mesum bener punya temen satu astaga." Odi geleng-geleng kepala mendengar apa yang dipikirkan Gisel walau diam-diam dia juga takut kalau itu terjadi.

"Master and maid." kata Gisel lagi yang seolah tidak kapok diledeki Odi. "Abe kadang-kadang sexy loh tatapannya jadi-"

"Giseeellll ih rese ya lo." Odi kesal sendiri dengan Gisel yang malah terkekeh melihat Odi kesal.

AksaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang