17 : Qiereste

3.3K 466 104
                                    

Abe dan Reina kini berada di salah satu ruangan di Club tempat diadakannya acara ulang tahun Athan. Abe tentu saja bebas memakai ruangan mana saja untuk ia gunakan.

Dan kini ia memutuskan untuk diam di salah satu ruangan yang di mejanya sudah banyak bermacam-macam minuman. Mulai yang non alkohol sampai yang beralkohol.

"Aku haus Be." gumam Reina pada laki-laki yang dari tadi sibuk memainkan handphone nya tanpa sekalipun melirik kearahnya.

Bahkan belum ada satupun kalimat pujian meluncur dari bibir Abe untuk Reina yang malam ini tampil cantik dengan dress putihnya itu.

"Itu ada gelas. Minumannya tinggal lo pilih aja. Gue yakin lo bisa baca." sahut Abe malas sambil masih sibuk dengan handphone nya dan tidak peduli dengan Reina yang kini sibuk dengan beberapa minuman.

Abe tersenyum begitu membaca pesan sahabat-sahabatnya yang sudah tiba di Club. Namun beberapa saat kemudian ia tersentak begitu Reina tiba-tiba naik ke atas pangkuannya.

"Lo mau ngapain elah?" tanya Abe ketus.

Mata Reina menatap sayu pada Abe, mulutnya bau alkohol. Reina mabuk?

"Abe kamu ganteng. Tapi sayang kamu jahat." gumam Reina yang kemudian tertawa sendiri.

"Nah kan lo tau gua galak. Jadi sebelum galaknya gue keluar. Lo tolong turun dari pangkuan gue." Abe mengingatkan Reina.

Reina menggelengkan kepalanya. "Nggak akan sebelum kamu bilang kamu cinta aku." Gumam Reina.

"Nggak bisa. Gue nggak cinta sama lo."

Reina mengelus-elus dada Abe tentu saja yang masih terbalut jas hitamnya. "Tapi kan kamu biasanya suka sama cewek agresif kaya gini? Bahkan Nana bilang kamu dulu takluk sama dia karena dia ngelakuin ini sama kamu?" kata Reina yang kemudian menyentuh bibir Abe dengan jarinya. Dia memajukan bibirnya untuk menempelkan bibirnya ke bibir Abe.

Dulu jika ada perempuan yang melakukan ini padanya, sekalipun Abe tidak menyukainya ia tidak keberatan untuk membantu perempuan itu memuaskan hasratnya yang ingin mencium bibir Abe. Dan bahkan Abe biasanya memberinya bonus dengan balas menciumnya lebih ganas. Tapi kenapa sekarang ia tidak berselera sama sekali? Reina malam ini benar-benar tampil cantik bahkan bibirnya merah menggoda. Tapi tetap saja Abe tidak bisa.

Kenapa?

'Cklek!'

Pintu ruangan mereka terbuka. Dan Abe bisa melihat perempuan yang muncul dari balik pintu itu dengan ekspresi terkejutnya.

Dan Abe kini tau alasan pertanyaannya tadi.

"Sorry Rein kita putus." kata Abe yang langsung menyingkirkan Reina dari atas pangkuannya.

Abe lalu keluar menyusul perempuan tadi. Dan ia tersenyum sendiri melihat perempun itu tengah berjongkok. Ia lalu diam-diam ikut berjongkok di belakangnya sambil diam-diam menahan tawanya.

"Lagi ngapain?" tanya Abe santai.

"Lagi sembunyi." sahut perempuan itu yang tidak berbalik sama sekali.

Apa dia tidak menyadari suara Abe?

Abe jadi gatal untuk bertanya lagi padanya. "Sembunyi dari siapa?"

"Dari Abe." sahutnya yang membuat Abe berusaha mati-matian menahan tawanya.

"Oh..." gumam Abe sebelum mereka terdiam cukup lama sampai akhirnya.

"Lah... Gue kan Abe." kata Abe dengan nada pura-pura terkejut dan berhasil.

Odi menoleh ke belakang untuk melihat Abe.

AksaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang