14 : Enopeqi

3.3K 497 50
                                    

"Kenapa sih semua pada liat-liat ke jidat gue?" tanya Odi yang sedang latihan mendribel sambil duduk itu kesal karena sadar keempat sahabatnya itu memperhatikan plester hitam yang ada di jidat Odi.

"Ciee tanda cinta dari Abe itu." cibir Shabel.

"Berasa keningnya abis di kiss mark Abe terus ditutupin pake plester itu." cibir Gisel.

Odi langsung geleng-geleng kepala mendengar cibiran Gisel. "Astaga Sellll. Otak mesum lo tuh yang harusnya di plester!" dumel Odi membuat sahabat-sahabatnya itu langsung terkekeh.

"By the way Tere cantik ya kalau pake baju sama dandanan begitu?" puji Eca sambil memperhatikan Tere yang tengah tertawa dan bercanda bersama the devil's.

"Tapi keliatan banget kaya lagi cari perhatian sama Abe." sahut Rena membuat semua orang melirik kearahnya. "Kenapa? Gue kan cuma ungkapin apa yang gue rasain."

"Kalian juga pada cantik bego, pokoknya hari ini gue doang yang terdekil." kata Odi yang masih sibuk latihan mendribel.

"Eh dekil sini lo maju kita mulai latihannya!" suara Abe memanggil Odi dari tengah lapangan.

Odi berdiri sambil memegang bola basket lalu memperhatikan sahabat-sahabatnya yang masih diam itu. "Lah kok pada diem. Ayo latihan?"

"Kita kan sengaja pake dress begini biar lo fokus latihan sama si Abe." sahut Rena.

"Maksudnya?"

"Udah sana kan yang butuh latihan basket cuma lo. Kita semua basketnya udah pada jago." jelas Shabel. "Susah kalau main basket pake dress."

Odi langsung tersenyum kesal. "Lah iya ya. Terus kenapa gue malah mau diajarin Abe kenapa nggak diajarin kalian aja? Bego sekali Audia Scarlettha."

"ODI!"

"Udah sana lo main berdua sama si Abe!" kata Eca.

Odi mendengus lalu maju dan melirik ke arah the devil's dan Tere. "Tere juga sama? Pake dress karena udah jago main basketnya?"

Tere langsung bangun dan merapikan pakaiannya. "Nggak kok. Gue bisa main basket sambil pake dress begini." kata Tere yang menghampiri Odi dan Abe.

"Re, lo di pinggir lapangan aja dulu. Gue takut nanti dress lo robek kan sayang jadinya." kata Abe dan Tere menurut. Ia kembali duduk lagi di pinggir lapangan.

"Kalau anak the devil's?" tanya Odi yang tidak mau hanya berduaan saja dengan Abe bermain basket.

"Panas Di skincare mahal!" sahut the devil's kompak yang kemudian terkekeh sendiri.

"Idih the devil's macho-macho sukanya skincare an ya?" Cibir Eca.

"Ya biarin. Emang kenapa? Nggak sanggup beli skincare?" Athan balas cibiran Eca.

Dan mereka akhirnya saling debat berdebat mengenai skincare yang padahal sama sekali tidak benar-benar dipakai oleh the devil's. Mengurus luka di wajah hasil tawurannya saja terkadang mereka malas apalagi mengurus wajah dengan skincare. Perdebatan tidak berguna memang.

Shabel berdiri mendekati Odi lalu melepaskan topi yang dipakainya dan memakaikannya pada Odi. "Pakai topi Di, panas banget soalnya. Biar wajah lo nggak kena sinar matahari langsung juga."

"Widih Shabel so sweet sekali sama Odi." cibir Aldi.

"Abe Arga mulai kepanasan!" Cibir Dimas membuat semua nya langsung tertawa kecuali Abe, Arga, Odi, Shabel dan Tere.

"Plot twist Shabel sama Odi jadian." cibir Athan yang kali ini hanya ditertawai the devil's kecuali Abe dan Arga.

"Ahelah dikira Shabel sama Odi kelainan apa ya!" Cibir Eca lagi. "Nggak lucu bercandaan lo Than!"

AksaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang