Za : 11.2

2.8K 519 155
                                    

"Gue mau jadi pacar lo."
Setelah mendekat, Aksara mencium kening perempuannya itu dan mereka berpelukan.

Odi mendesahkan napasnya keras. "Bahkan kisah cinta Aksara lebih indah dari kisah cinta gue sendiri." gumam Odi setelah mengupload chapter terbaru kisah Aksaranya.

Sepulang dari Jogja Odi memang mulai akif kembali menulis Aksara. Apa karena setelah bertemu dengan Aksara asli beberapa bulan yang lalu membuat Odi jadi mendapatkan inspirasi?

"Di, lo udah di jemput tuh sama Briel." Suara Gisya berhasil membuat Odi mengangkat kepalanya yang tadi ia rebahkan di atas laptop silver berharganya.

Odi menatap Gisya yang sudah ada si depannya bersama Adisti dan Brianna.

"Kalau kalian bilang sama Briel gue udah pulang gimana?" tanya Odi memelas. "Gue lagi males pulang ke Rumah. Gue lagi pengen ngadem di Taman Kampus ini." jelas Odi membuat mereka bertiga kompak menggeleng-gelengkan kepalanya.

"Ogah ah. Nanti gue ketahuan diomelin lagi sama si Briel." Gisya menyanggah permintaan Odi.

Beberapa hari yang lalu Odi kalau sedang rindu Abe, ia akan jadi malas pulang dan lebih memilih untuk tinggal di Taman Kampusnya sambil menulis tentang Aksaranya. Abe terlalu banyak meninggalkan kenangan di rumah Odi.

Di Kampus juga ada kenangannya tapi setidaknya tidak di Taman Kampusnya.

"Makanya kalau lo kangen lo hubungin aja dia. Lo sama dia kayak hidup di jaman primitif yang susah banget buat komunikasi." cibir Adisti.

"Adisti bener. Udah waktunya lo ngehubungin dia." Brianna membenarkan kata-kata si sipit Adisti. "Udah hampir setengah tahun si most wanted itu pergi dari hidup lo dengan hanya memberikan cincin mainan dan janji-janji. Dan lo sekarang kaya orang terpuruk yang kaya lagi ditinggal suami perang."

Odi sedikit luluh. Pendiriannya mulai goyah. Apa ia harus menghubungi Abe? Kalau iya memangnya apa yang akan Odi katakan pada Abe?

Mengatakan 'aku merindukanmu' tiba-tiba pada Abe tentu saja itu bukan style Odi.

"Jangan sih kalau kata gue. Jangan ngehubungin Abe." kata Gisya menyanggah pendapat Brianna dan Adisti yang membuat semua menoleh kearahnya dengan tatapan bertanya 'kenapa?'. "Ya masa cewek yang ngehubungin cowok duluan?" sahut Gisya menjawab tatapan bertanya sahabat-sahabatnya itu. "Kalau emang Abe beneran serius sama lo harusnya dia yang ngehubungin lo duluan lah. Atau mungkin Abe nunggu lo lulus dulu baru mau ngehubungin lo. Bulan depan kita mulai KKN siapa tau Abe nggak mau ganggu KKN lo."

Odi mengangguk-anggukkan kepalanya. Pendapat Gisya cukup masuk akal.

Lalu terdengar suara dehaman seorang laki-laki.

"Lagi pada ngobrolin apaan sih kok tampangnya pada serius amat?"

Semua terkejut dan menoleh bersamaan.

"Eh Briel." kata Gisya, Brianna dan Adisti kompak sambil tersenyum memakasakan.

"Odi nya udah boleh gue bawa pulang kan?" tanya Gabriel meminta izin sahabat-sahabat Odi.

"Boleh kok." sahut ketiga sahabat Odi itu lagi kompak.

Gisya langsung menepuk-nepuk Odi. "Di, Di udah waktunya lo balik gih." kata Gisya mengingatkan Odi.

"Briel lo bisa pulang duluan aja nggak?" tanya Odi membuat mereka berempat terkejut.

"Loh kok gitu?" tanya Gabriel sambil menahan emosinya dengan tersenyum.

"Gue masih mau ngerjain beberapa tugas disini. Kalau lo mesti nunggu nanti kelamaan jadi kemaleman. Kan lo udah ada janji sama temen-temen lo." jelas Odi berbohong.

AksaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang