"Bego lo Di kalau mau menang dari Abe ajaknya lomba kepang rambut atau make up an kek. Tadi mah bunuh diri." cibir Rena.
Odi melirik sahabatnya yang menyilangkan tangan di depan dadanya itu. "Ya maaf gue nya terlalu percaya diri soalnya pas beberapa hari yang lalu main bareng Dylan sama Briel gue yang menang." sahut Odi bangga.
"Itu mah mereka nya aja yang mengalah buat lo." Cibir Rena lagi yang tidak terlalu Odi pedulikan dan Odi justru menghampiri Reina.
"Rein sorry ya gue kalah." gumam Odi.
Reina menggelengkan kepalanya. "Nggak apa-apa. Santai aja." sahut Reina santai tapi terkesan dingin.
Odi menganggukkan kepalanya tidak terlalu peduli pada perasaannya yang mengganjal.
"Tapi Di..."
Odi menatap Reina lagi. "Kenapa Rein?"
"Kamu..." Reina terdengar menggantung kata-katanya. "Ada perasaan sama Abe?"
Semua yang tidak sengaja mendengar itu langsung menjadi curi-curi dengar pembicaraan mereka.
"Ada kok." sahut Odi membuat Reina dan yang lainnya tersentak. "Perasaan benci tapi." sahut Odi yang kemudian terkekeh sendiri dan berhasil menciptakan senyuman di wajah Reina.
"Syukurlah." sahut Reina polos.
"Eh? Oh..." Tadinya Odi hendak bertanya tapi ia sudah tanggung mengerti sendiri dan beberapa saat kemudian Abe muncul.
"Yok pulang?"
Odi menoleh lalu melirik Abe yang mengajak Reina pulang.
Odi tersenyum. "Nah gitu dong. Jadi pacar itu yang romantisan dikit." goda Odi sambil tersenyum lebar. "Jagain Reina ya Be. Gue percaya lo bisa jagain Reina."
"Apa sih lo bawel?" Abe ketus pada Odi.
Odi mengernyitkan kening. "Lah kan ini gue lagi belajar pandang lo dua mata. Apa mau empat mata sekalian sama mata kaki gue?" Kata Odi yang kemudian meninggalkan mereka berdua dan menghampiri sahabat-sahabatnya.
"Di tadi hasil taruhannya apa sih?" tanya Eca penasaran.
Odi melirik Abe kesal. "Dia pengen gue nggak pandang sebelah mata ke dia. Tapi tadi gue baikin dia malah ketus. Sialan emang itu setan satu." jelas Odi yang kesal sendiri.
"Dih permintaannya menggelikan amat." cibir Rena.
"Iya emang. Heran gue juga." Odi ikut mendumel. "Lagian gue nggak paham jangan pandang sebelah mata itu kaya gimana."
"Kalau kata gue sih artinya dia pengen lo nggak ikut campur sama segala urusan dia. Iya nggak sih?" Gisel memberikan pendapatnya yang masih ia bingungkan juga.
"Atau Abe pengen Odi bersikap manis di depannya jangan anggap dia musuh?" Kini giliran Shabel yang mengungkapkan pendapatnya.
"Kalau Shabel bilang gitu. Kok gue jadi mikirnya kalau Abe naksir lo ya Di?" gumam Rena membuat semua menatap Odi.
Odi langsung geleng-geleng kepala. "Nggak lah nggak mungkin. Gue bukan tipenya anak setan kaya dia. Lagian liat tuh usaha kita berhasil. Abe kayaknya bisa liat Reina yang udah makin cantik tanpa kaca matanya." kata Odi membuat semuanya mengikuti arahannya melihat pada Abe yang terlihat akan mengantar pulang Reina.
***
Ini adalah minggu ujian di SMA Orion. Karena pelajaran olahraga tidak ada ujian tertulis maka ujian praktek lah sebagai gantinya. Dan seperti yang pernah dijadikan latihan sebelumnya, tes melempar bola basket adalah salah satu ujiannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Aksara
Teen FictionOdi sudah diam-diam berusaha untuk menyembunyikan hobinya sebagai blogger yang suka membuat cerita romance di blognya tapi justru orang yang pertama mengetahuinya adalah Ketua geng The Devil's yang menjadi musuh The Angel's sekaligus cast Aksara si...