Da : 8.2

2.9K 490 111
                                    

Kereta yang dinaiki Odi akhirnya sampai di tempat tujuan mereka. Stasiun Bandung.

Selama perjalanan Odi benar-benar tidak tenang. Terlihat dari dia yang terus-terusan memegang handphone nya sambil memperhatikannya berharap Abe menghubunginya. Tadi ia menitipkan pesan pada Tere untuk Abe agar menghubungi Odi kembali karena Tere yang mengangkat teleponnya.

Dan beberapa jam setelah itu handphone Abe benar-benar tidak bisa dihubungi lagi. Odi hanya bisa berdoa dan berharap kalau Tere benar-benar menyampaikan pesan Odi yang meminta Tere menyampaikan pesan agar Abe bisa menghubungi Odi begitu senggang.

Walaupun Odi benar-benar ingin segera menemukan faktanya tapi tetap saja ia tidak bisa memaksa Abe segera menghubunginya jika memang Abe sibuk. Walau pada akhirnya Odi berusaha menghubungi Abe tapi tidak bisa.

Setiap kali handphone nya berdering Odi selalu berharap itu Abe tapi kenyataannya yang menelepon justru laki-laki yang kini tengah tersenyum sambil melambaikan tangan padanya itu.

"Gerak cepat sekali si Briel itu nggak kaya Abe." gumam Rena begitu melihat sahabat Odi yang memang menjemput Odi itu muncul.

"Gue udah dijemput." gumama Odi yang kemudian memperhatikan ketiga sahabatnya itu. "Ada yang mau bareng?" Tawar Odi.

Dan mereka bertiga kompak menggelengkan kepalanya.

"Nggak di. Lo duluan aja." kata Shabel menjawab pertanyaan Odi.

"Serius nih?" tanya Odi tepat saat Gabriel menghampiri mereka.

"Hai Briel!" sapa ketiga sahabat Odi.

"Hai para malaikat." kata Briel yang kemudian menyalami ketiga sahabat Odi itu. "Satu malaikat lagi mana nih? Kok kurang?"

"Satu lagi nya lagi honeymoon Briel." sahut Gisel.

Gabriel mengangguk-anggukkan kepalanya mengerti. "Oh iya ada yang mau bareng gue sama Odi pulang nggak?" tawar Gabriel.

Ketiga sahabat Odi langsung geleng-geleng kepala.

"Nggak usah. Kita udah ada jemputan masing-masing." sahut Shabel.

Gabriel mengangguk-anggukkan kepalanya. "Kalau gitu gue sama Odi permisi duluan ya?" pamit Gabriel.

Mereka mengangguk kompak.

"Iya nggak apa-apa. Jaga Odi nya ya." kata Gisel yang kini bersalaman dengan Gabriel dan Odi diikuti Rena dsn Shabel.

"Gue duluan ya. Nanti kita kumpul-kumpul lagi." kata Odi sebelum akhirnya mereka saling berpelukan.

Rasanya Odi tidak ingin cepat-cepat berpisah dengan mereka.

Tapi mau bagaimana lagi. Waktunya berpisah sekarang.

Dan kini Odi bersama Gabriel langsung menuju Parkiran tempat dimana Gabriel memarkirkan mobilnya.

Merekapun masuk ke dalam mobil. Dan bodohnya Odi jadi teringat Abe.

"Lo cewek pertama yang naik mobil gue ini." gumam Abe membuat Odi menoleh ke arahnya.

Odi menaikkan alisnya. "Cewek pertama? Lo bercandaannya basi Be." protes Odi sambil tersenyum menyeringai.

"Kok bercanda?" protes Abe.

"Yaiya kan tadi gue naiknya bareng Eca." jelas Odi.

Abe langsung terkekeh sendiri. "Eh iya ya. Yaudah lo salah satu cewek pertama yang naik mobil gue kalau gitu." kata Abe membuat Odi menggeleng-gelengkan kepalanya.

"Bodoh emang." gumam Odi sambil tidak bisa menahan diri untuk tersenyum.

Sambil masih mengemudi, Abe melirik Odi yang tersenyum. Dia ikut tersenyum. "Nggak apa-apa bodoh asal bisa bikin lo senyum kaya gitu."

AksaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang