"Apa nggak bisa lebih lama lagi kita disini?"
Odi yang sibuk mengecek beberapa barang bawaannya langsung menoleh pada laki-laki yang duduk di sampingnya sambil menatap Odi dengan tatapan yang akan membuat iba.
Odi lalu menempelkan telapak tangannya pada wajah Abe. "Nggak usah pasang wajah memelas. Kita harus pulang sekarang sesuai jadwal tiket yang udah lo beli."
Terdengar suara dengusan Abe. "Nyesel gue beli tiket untuk hari ini." gumam Abe.
"Dua hari lagi lo udah harus masuk kerja." jelas Odi yang kemudian menatap jahil pada Abe. "Lo nggak kangen apa sekertaris lo yang cantik itu yang seminggu ini kesepian nggak ada bos nya?"
Abe geleng-geleng kepala. "Gue bahkan nggak tau nama sekertaris gue siapa."
"Ajak kenalan gih..."
"Biar apa hmm?" tanya Abe sambil menatap Odi.
"Cantik soalnya."
"Masih cantikan lo."
"Body nya mantep juga Be nggak kalah sama si Nana mantan lo dulu."
"Masih bagusan body lo."
"Pinter juga pasti."
"Kalau pinter mah..." Abe melirik jahil pada Odi mencoba terlihat menahan kata-katanya.
"Apa lo? Mau bilang gue bodoh?"
Abe tertawa mendengar pertanyaan kesal Odi.
Abe menggelengkan kepala. "Masih pinteran lo kok Di..." jelas Abe. "Dalam hal meraih hati gue."
"Mulai deh gombalannya." sahut Odi yang masih sibuk mengurusi barang mereka lagi. "Maaf Be gombalan lo tuh nggak mempan buat gue ya."
Abe tersenyum menyeringai. "Yakin nggak mempan? Bukannya pas kemarin malem gue nyanyiin lagu buat lo di angkringan lo mewek karena terharu?"
Odi terdiam sebelum akhirnya membantah kata-kata Abe. "Nggak ih! Sorry nih ya Be... Asal lo tau ya, waktu itu gue nangis karena mata gue perih kena asep sate." kata Odi yang tentu saja berbohong.
Abe langsung memeluk wajah Odi. "Nggak sekalian aja bilang matanya kecolok tusuk sate?"
"Itu mah sakit banget rasanya pasti." kata Odi yang mencoba melepaskan dirinya dari pelukan Abe.
"Kaya gue ditinggalin lo Di. Sakit..." cibir Abe menggoda Odi.
"Nggak mau ditinggalin kan?"
Abe menganggukkan kepalanya. "Iyalah nggak mau."
"Nah kalau nggak mau ditinggalin, sekarang lo mending bantuin cari handphone gue."
"Oh dari tadi lo sibuk nyariin handphone lo?" tanya Abe yang langsung dijawab anggukkan perempuan yang menatapnya itu.
"Awalnya gue cuma ngecek oleh-oleh dan beberapa barang bawaan kita cuma akhirnya gue sadar ternyata handphone gue nggak ada." jelas Odi.
"Kalau gue berhasil nemuin handphone lo, lo cium gue ya?" tawar Abe sambil menaik turunkan alisnya.
"Apaan kok gitu?"
"Sebanding kok Di." sahut Abe membela diri. "Handphone lo penting kan buat lo?"
Odi mengangguk. "Iya."
"Nah ciuman dari lo juga penting buat gue." sahut Abe percaya diri.
"I will kiss you after we get married." Odi mencibir Abe dengan kata-kata yang pernah Abe katakan padanya. "Cuma bullshit. Dasar lelaki."
KAMU SEDANG MEMBACA
Aksara
Teen FictionOdi sudah diam-diam berusaha untuk menyembunyikan hobinya sebagai blogger yang suka membuat cerita romance di blognya tapi justru orang yang pertama mengetahuinya adalah Ketua geng The Devil's yang menjadi musuh The Angel's sekaligus cast Aksara si...