Odi benar-benar rumah untuk Abe. Rumah dimana Abe merasakan kenyamanan meskipun dia dan Odi sering sekali berdebat hal tidak penting. Tapi lagi-lagi Abe selalu kembali dan ingin dekat-dekat dengan rumah. Dan hal itu membuat Abe rajin antar dan menjemput Odi jika memang Abe sedang tidak sibuk seperti hari ini.
"Cieee pacar bu guru datang." Goda salah satu murid perempuan yang ada di samping Odi itu.
Odi tersenyum lalu menunduk. "Kamu kecil-kecil udah tau pacaran ya?" Goda Odi membuat anak kecil itu hanya menyunggingkan senyum. Dan kemudian Odi dari jauh bisa melihat orang yang biasa menjemput anak itu muncul. "Itu kamu udah dicariin. Ayo pulangnya hati-hati ya."
"Iya bu." kata anak itu yang pergi setelah bersalaman dengan Odi.
"Bu guru mau nggak pacaran sama gue?" Goda laki-laki yang membawa sebuah paperbag itu.
Odi tersenyum. "Masa anak paud ngomongnya gue?" ledek Odi.
"Jadi bu guru nggak mau nih pacaran sama gue?" ledek Abe lagi.
Odi menggelengkan kepalanya. "Nggak."
"Kok nggak mau?"
"Bu guru nggak mau pacaran sama lo. Maunya nikah." sahut Odi sambil tersenyum dengan senyuman yang membuat Abe girang sendiri.
"Kalah udah gue." gumam Abe membuat Odi tertawa puas.
Abe lalu memberikan paperbag yang dibawanya pada Odi. Yang menerimanya langsung melihat-lihat isinya.
Kening Odi berkerut samar. "Ini apaan?"
"Jas hujan buat lo." sahut Abe menjelaskan isi paperbag itu. "Bentar lagi hujan makanya gue bawain buat lo. Pake sekarang Di keburu hujan."
Odi lalu mengeluarkan jas hujan dalam paperbag itu. Odi melihat ke arah langit yang memang tampak mendung itu. Sekarang memang musim hujan dan karena Odi tengah KKN ia ingin menjaga kesehatan tubuhnya agar terhindar dari sakit yang disebabkan cuaca sekarang. Jadi Odi memakai jas hujan berwarna merah marun itu tanpa ragu.
"Cocok banget emang pilihan gue." gumam Abe melihat Odi memakai jas hujan pemberiannya. "Odi emang cantik walau cuma pakai jas hujan aja juga."
"Idih ngeledek."
"Muji itu namanya bukan ngeledek." protes Abe.
"Dah yuk pulang?" ajak Odi.
Abe menganggukkan kepaanya. "Yok." kata Abe yang kemudian berjalan berdampingan bersama Odi.
Odi terdiam begitu Abe membuka pintu mobilnya.
"Loh Be..."
"Apa?"
"Lo bawa mobil?" tanya Odi sambil menunjuk mobil hitam di depan mereka.
Abe mengangguk santai. "Iya."
Odi mendengus. "Ya terus kenapa lo suruh gue pakai jas hujan?" protes Odi karena sadar Abe kerjai.
Abe langsung tertawa. "Lo lucu kalau pakai jas hujan begitu soalnya."
"ABE IH! KOK LO NGERJAIN GUE SIH?" Protes Odi kesal.
Abe lalu mendekati Odi. "Yaudah sini dibuka dulu yok jas hujannya gue bantu."
"Nggak usah ah!" protes Odi kesal. "Gue bisa buka sendiri!" Odi lalu menjauh dari Abe lalu membuka jas hujannya dan melipatnya agar bisa masuk ke dalam paperbagnya lagi.
Abe terkekeh melihat Odi yang kesal. "Segitu senengnya ya dapet jas hujan dari gue sampai naik mobil aja mau dipakai jas hujannya."
"Kan lo yang nyuruh!" sahut Odi ketus dengan cibiran Abe. "Heran gue, Tuhan kok mau sih nyiptain makhluk nyebelin kaya lo."
KAMU SEDANG MEMBACA
Aksara
Teen FictionOdi sudah diam-diam berusaha untuk menyembunyikan hobinya sebagai blogger yang suka membuat cerita romance di blognya tapi justru orang yang pertama mengetahuinya adalah Ketua geng The Devil's yang menjadi musuh The Angel's sekaligus cast Aksara si...