'Brugh!'
Abe meninju wajah Dimas tepat setelah Odi pergi.
Semua menatap heran termasuk Dimas yang kini mengusap darah segar yang keluar dari sudut bibirnya yang masih luka itu.
"Lo kenapa sih Be?" Tanya Dimas karena terkejut tiba-tiba dipukul Abe.
"Lo tadi ngebentak dia anjing! Matanya udah berkaca-kaca kaya mau mewek." kata Abe terlihat emosi.
Mendengar jawaban Abe membuat Dimas berdecih dan tersenyum menyeringai. "Oh jadi cuma karena Odi?" cibir Dimas. "Gue kira dia cuma maenan lo doang tapi kayaknya beda ya Be?" cibir Dimas lagi.
Abe sudah bersiap untuk membogem Dimas lagi namun segera ditahan Aldi dan Devan.
"Udah bangsat jangan malah pada berantem gara-gara itu cewek!" Athan mencoba melerai dengan kata-katanya yang justru terdengar semakin membuat emosi.
Athan melirik Dimas. "Ternyata lo ngerasain apa yang gue rasain juga ya Dim?" Athan tersenyum remeh.
Darren melirik Abe. "Mau klarifikasi nggak lo?" tanya Darren.
Yang ditanya memalingkan wajahnya. "Nggak ada yang perlu di klarifikasi." sahut Abe yang kemudian menatap tajam Dimas. "Gue nggak mau tau pokoknya pas nanti Odi balik. Gue mau lo minta maaf sama dia."
Dimas langsung balas menatap tajam Abe. "Lah kok gitu?"
"Udah Mas lakuin aja apa yang Abe minta. Maklum bos kita lagi puber." cibir Arga yang terlihat malas ikut masuk ke dalam drama ini.
"Ya tapi kalian semua tau sendiri kan si Odi siapa?" tanya Dimas dengan nada meninggi. "Si bangsat Gabriel bahkan sahabatnya dia."
Dimas benar. Dan Abe jelas-jelas tahu hal itu.
"Odi ya Odi. Gabriel ya Gabriel." sahut Aldi santai seolah membantu Abe. Ya maklum Aldi sedikitnya memahami kondisi Abe.
Dan untungnya beberapa saat kemudian perempuan yang baru saja menjadi alasan Abe memukul sahabatnya sendiri itu muncul.
Begitu datang Odi langsung menghampiri Dimas. "Ini Dim." Odi memberikan sekotak plester yang baru dibawanya pada Dimas yang justru memalingkan wajah dari Odi.
Dimas menerima sekotak plester yang Odi berikan. "Thanks Di." gumam Dimas yang tidak menatap Odi sama sekali tapi dilirik oleh teman-temannya itu termasuk Abe. Abe menunggu Dimas melakukan perintahnya.
Dimas yang sadar akan hal itu akhirnya menatap Odi.
"Maafin gue tadi Di." kata Dimas yang kemudian kembali memalingkan wajahnya lagi dari Odi.
"Nope Dim." Sahut Odi sementara yang lain hanya menonton mereka. "Lagian gue juga yang salah. Gue juga minta maaf karena nggak tau situasi banget. Malah ngelamun bukannya bantuin kalian sembuhin lukanya." jelas Odi lagi yang lagi-lagi masih dibalas keheningan Abe dan sahabat-sahabatnya. "Tapi Dim, kalau lo mau gue bisa bantu sembuhin luka di sudut bibir lo."
Namun belum juga Dimas menjawab Odi. Seseorang menarik tangan Odi.
"Yok udah waktunya babu pulang."
***
"Lo tuh apa-apaan sih Be?"
Abe sudah naik ke atas motornya lalu menatap Odi santai. "Kenapa apanya?"
Odi menatap Abe gemas. "Gue mau bantuin Dimas ngobatin lukanya kenapa lo malah bawa gue pulang sih?" jelas Odi. "Dan gue rasa itu lukanya Dimas gara-gara lo ya? Kenapa sih Be? Temen sendiri aja masa lo pukulin?" tanya Odi yang tidak habis pikir dengan tingkah laku Abe yang kadang di luar nalarnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Aksara
Teen FictionOdi sudah diam-diam berusaha untuk menyembunyikan hobinya sebagai blogger yang suka membuat cerita romance di blognya tapi justru orang yang pertama mengetahuinya adalah Ketua geng The Devil's yang menjadi musuh The Angel's sekaligus cast Aksara si...