"Apa-apaan kalian ini main blokir toilet Sekolah seenaknya?"
Odi hanya diam dan menunduk begitu ditanya Pak Dean--wali kelas mereka.
"Ya elah pak. Toilet di Sekolah ini ada banyak. Yang saya blokir kan cuma satu. Lagian saya blokirnya juga karena memang sedang di pakai kita juga." Abe menjawab kata-kata wali kelasnya itu.
"Lagian kamu juga masuk ke toilet cewek ngapain hah?" tanya Pak Dean curiga. "Kalian ngelakuin apa disana?"
"Bapak kaya yang nggak tau anak muda aja pak." Lagi-lagi Abe yang menjawab dan kini memainkan alisnya sambil tersenyum menyeringai menjawab rasa penasaran wali kelasnya itu yang justru membuatnya salah paham.
Pak Dean hanya bisa geleng-geleng kepala. "Astaga anak jaman sekarang. Nggak tau malu sekali." gumam Pak Dean yang langsung melirik Odi. "Kamu juga Audia. Kenapa kamu mau-maunya diajak gituan sama Abe di Sekolah? Kalian ini masih muda. Masa depan kalian masih panjang. Janganlah kalian rusak dengan hal begitu."
Audia menatap bingung pada wali kelasnya itu. Tidak paham yang dimaksudkan beliau. "Maksud bapak apa ya? Maaf saya tidak mengerti." sahut Odi.
"Ya kita ngelakuinnya karena cinta lah pak. Apalagi Audia kan tergila-gila sama saya pak. Ya Audia nya senang saya ajak ngapa-ngapain di toilet." Abe lagi-lagi menjawab kata-kata wali kelasnya itu dengan semakin membuatnya salah paham.
Odi mulai mencerna percakapan mereka bertiga. Dan dia mulai mengerti percakapan mereka berarah keman begitu Abe mulai berbicara hal yang tentu saja kebohongan. "Mana ada saya tergila-gila sama dia Pak. Kita di toilet nggak ngapa-ngapain pak. Saya cuma ganti baju tadi baju saya basah kena tumpahan jus durian kalau bapak memang berpikiran yang tidak-tidak soal kita barusan." jelas Odi.
Abe menatap Odi lembut dan jujur saja tatapan Abe itu membuat Odi jijik melihatnya. "Nggak boleh gitu sayang. Jangan mentang-mentang gue ketauan selingkuh lima kali, lo jadi nggak ngakuin apa yang tadi kita lakukan di depan Pak Dean." kata Abe membuat Odi geram.
"SAYANG SAYANG KEPALA LO PEYANG!" Sanggah Odi dengan suara yang meninggi.
"Sakit ya? Tau gitu gue beliin jamu penghilang nyeri haid buat lo Di." sahut Abe yang terus saja menggoda Odi. "Maaf gue belum jadi pacar yang sangat perhatian buat lo."
"ABRAHAM REINENDRA SHUT UP YOUR MOUTH!" teriak Odi yang mulai kesal sendiri dengan drama gila yang dibuat Abe sepihak.
Pak Dean langsung memukul mejanya sendiri.
"Yang mestinya tutup mulut itu kalian berdua! Kalian ini sedang ada di depan saya sedang membicarakan kesalahan kalian! Kenapa kalian justru berkelahi disini hah? Kalau memang kalian sedang ada masalah dengan percintaan kalian berdua ya selesaikan nanti jangan disini. Tidak malu apa sama saya?" Pak Dean mulai berceramah.
Odi rasanya ingin berteriak saat itu juga namun dia tahan karena ya dia tidak cukup gila untuk mengeluarkan suara teriakan di ruangan yang penuh dengan guru yang dari tadi memperhatikan keributan mereka itu.
"Sebagai hukumannya, kalian harus merangkum materi biologi bab 5 sekarang di Perpustakaan." jelas Pak Dean. "Dan jangan lupa kalian berbaikan dulu." kata Pak Dean yang kemudian melirik Odi. "Audia, saya tahu diselingkuhi itu sakit tapi bukan berarti kamu boleh memberikan segala yang kamu punya pada Abe agar membuatnya tunduk sama kamu. Kamu harus pikirkan masa depan kamu."
"Tapi pak-"
"Tidak perlu tapi-tapian Audia." Kata-kata Pak Dean memotong kata-kata Odi. "Sudah kalian cepat selesaikan tugas dari saya. Kalau sudah beres kalian baru boleh masuk kelas."
***
"Double punishment ini namanya." kata Abe begitu Odi tiba di depan Perpustakaan karena harus mengambil buku dan tempat pensilnya dahulu di Kelas sementara Abe yang mengambil peralatannya di Markasnya tiba lebih dahulu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Aksara
Teen FictionOdi sudah diam-diam berusaha untuk menyembunyikan hobinya sebagai blogger yang suka membuat cerita romance di blognya tapi justru orang yang pertama mengetahuinya adalah Ketua geng The Devil's yang menjadi musuh The Angel's sekaligus cast Aksara si...