Sya : 13.2

3.2K 511 80
                                    

'Mengejar mimpi itu tidak mudah.'

Satu kalimat yang kini seorang Abraham Reinendra akui benar adanya.

Abe terlahir dengan segala berkecukupan. Semuanya bisa ia dapatkan dengan mudah. Kecuali masa kecilnya yang indah karena tanpa ayahnya yang dulu di Penjara dan Odi.

Dan Odi itu termasuk mimpi yang susah dicapai juga bagi Abe.

Jadi ternyata semua mimpi Abe sama-sama susah dicapai?

Percayalah seorang Abraham Reinendra yang biasanya tidak percaya diri hanya mengenai Odi kini tidak percaya diri dengan dirinya sendiri.

Mimpi, rencana, semua hal yang dibangunnya selama hampir setengah tahun ini benar-benar buyar. Ia padahal rela menghabiskan waktunya untuk hanya bercengkrama dengan pekerjaannya dan bahkan ia tidak berkomunikasi dengan orang-orang tersayangnya hanya untuk mewujudkan mimpinya.  Tapi semuanya gagal.

Desain dan ide nya mengenai game yang akan dikembangkannya ditolak oleh para investor. Ia sebenarnya bisa saja nekat mengembangkan idenya dengan biaya sendiri tapi semakin ia dewasa ia sadar nekat saja tidak cukup. Dan ya Abe frustasi saat ini.

Setelah genap enam bulan ia merasakan kehidupannya sia-sia. Abe lalu diminta ayahnya untuk kembali ke Indonesia. Alih-alih mengajak Abe liburan, ayahnya justru memberikan Abe pekerjaan di perusahaannya.

Posisinya sebagai CEO. Enak bukan? Tanpa merasakan dari bawah sudah tiba-tiba menjadi CEO.

Ayah Abe memberikan posisi itu karena otak Abe memang encer jadi wajar saja ayahnya percaya untuk memberikan tanggung jawab itu pada anaknya yang sebenarnya ogah-ogahan karena perusahaan ayahnya itu bergerak bukan di bidang yang digemarinya.

Dan ya Abe sudah hampir seminggu tinggal di Indonesia. Tidak ada yang tahu selain keluarganya dan para karyawannya. Abe juga tidak menceritakan keberadaannya pada the devil's apalagi pada Odi. Ia merasa masih malu dengan kegagalannya.

Enam bulan mungkin waktu yang singkat. Tapi untuk seorang Abe yang biasa mendapatkan segalanya dengan mudah tentu saja ini berasa jadi pukulan telak.

Tapi ia lama-lama bosan. Ia mulai mencari kontak teman-teman lamanya karena handphone nya yang lama memang jatuh ke laut saat ia naik kapal pesiar di acara ulang tahun kantornya dulu di California. Dan Abe menghubungi Dimas untuk yang pertama kalinya. 

"Woy kampret apa kabar lo?" sapaan pertama Abe pada Dimas.

"Siapa lo? Seenaknya main nyebut gue dengan sebutan kampret?" protes Dimas membuat Abe yang akhir pekan tengah di rumahnya itu tertawa.

"Gue siswa terganteng se SMA Orion." sahut Abe membanggakan dirinya.

"Oh si Abe cemen." ledek Dimas.

Abe cuma diam. Panggilan cemennya sempat hilang karena ia berhasil mengutarakan keinginannya untuk melamar Odi tapi kali ini ia masih merasa kalau ia memang cemen karena gagal mendapatkan apa yang dia mau.

"Kemarin-kemarin Odi nyariin lo." Satu nama yang Dimas sebut berhasil membuat Abe tersenyum.

"Odi? Ngapain? Kangen dia pasti sama gue."

"Iya dia kangen. Lo nggak ngehubungin dia emang?"

"Nggak Dim. Gue sibuk."

"So sibuk lo!" cibir Dimas. "By the way mulai besok Odi KKN di Paud milik keluarga lo."

Abe terdiam sejenak. Ah iya Odi sekarang sudah mulai KKN dan Abe baru ingat kalau keluarganya memang memiliki banyak sekolah yang tidak hanya SMA Orion saja. Ada beberapa Paud dan Sekolah-Sekolah lain juga. "Paud yang mana?"

AksaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang