'Ain : 18.2

3.3K 512 93
                                    

"Be..."

Abe yang kini menggandeng tangan Odi keluar area pementasan Sendratari Ramayana langsung menoleh pada Odi yang memanggilnya.

"Kenapa Di?" tanya Abe penasaran.

"Gimana ya bilangnya..." gumam Odi terlihat ragu untuk mengutarakan apa yang ingin dikatakannya.

"Cieee grogi abis gue lamar." goda Abe sambil menusuk-nusuk pipi Odi dengan tangannya.

"Ya kan gue ceritanya di lamar lo kan ya?" gumam Odi yang langsung dijawab anggukkan oleh Abe.

"Iya."

"Udah sah berarti kan lamaran lo karena gue udah jawab iya?"

"Iya."

"Jadi..." mata Odi terarah pada benda kecil yang terus saja Abe genggam.

"Kenapa?"

Odi berdeham. "Lo nggak ada niatan gitu pasang cincinnya ke jari gue?"

Abe terkekeh. Ia merasa bodoh sendiri karena lupa memasangkan cincin lamarannya ke jari manis Odi. Tadi setelah Odi mengatakan 'ya' mereka hanya sibuk berpelukan dan saling menggoda satu sama lain dengan kata-kata mereka dan mereka melakukan itu sampai melupakan penyematan cincin mas putih itu.

"Sorry sorry... kelewat seneng gue jadi hampir lupa." gumam Abe yang kemudian melirik tangan Odi. "Siniin jari kiri manisnya?"

Odi lalu mengulurkan jarinya pada Abe yang kini berdiri di hadapannya.

Abe lalu perlahan memakaikan cincin indah itu di jari manis kiri Odi.

Odi dan Abe sama-sama tersenyum ketika memandang cincin itu sudah tersemat di jari manis kiri Odi.

"Lo tau nggak kenapa gue pakein cincinnya di jari manis kiri?"

"Kenapa?" tanya Odi penasaran.

"Kebiasaan memakai cincin tunangan di jari manis tangan kiri berasal dari kepercayaan Yunani dan Romawi. Mereka percaya bahwa pembuluh vena spesial, 'Vena Amoris', adalah pembuluh darah yang menghubungkan aliran darah langsung ke jantung. Kepercayaan romantis inilah yang mengawali kebiasaan memasangkan cincin tunangan di jari manis." jelas Abe.

Odi menganggukkan kepalanya tapi masih penasaran akan sesuatu. "Nah terus kenapa mesti di jari manis di tangan kiri?"

Abe tersenyum. "Karena secara tidak langsung, lo sama gue sebenernya belum jadi pasangan resmi. Kita hanya terikat secara hati, dan untuk membuktikan ikatan cinta itu, ditaruhlah cincin di tangan kiri. Pada saat pernikahan nanti, barulah cincin dipasangkan di jari manis tangan kanan karena di situlah ikatan nyata telah terbentuk." jelas Abe lagi.

"Tapi sebenarnya bebas kan mau di taruh dimana aja?" tanya Odi penasaran.

"Iya sih senyamannya. Asal jangan di jari kaki aja." sahut Abe.

"Ya iya dong nanti kalau nggak sengaja nginjek tai nanti cincinnya kena tai." sahut Odi membalas kata-kata Abe yang aneh.

***

Odi tengah menunggu buburnya di tuangkan dalam mangkok. Ia menunggu sambil memperhatikan cincin di jari manis kirinya. Ia tersenyum memandang cincinnya itu.

"Ini mba..." kata pelayan Restoran Hotel yang melayani makanan Odi pagi ini.

Odi tersenyum lalu mengambil dua mangkok bubur itu. "Terima kasih." kata Odi sopan.

AksaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang