13 : Emenope

3.6K 525 31
                                    

Aldi, Athan, Dimas, Devan dan Darren hanya memperhatikan Odi, Shabel, Abe dan Arga yang tengah makan roti sebagai sarapan mereka.

"Ini kita berasa tinggal serumah sama pengantin baru ya." cibir Dimas.

Athan lalu tersenyum menyeringai. "Di, semalem udah berapa gaya yang Abe peragain ke lo?"

Kening Odi mengerut. "Gaya?"

'Pletak!'

Tempat nutella plastik yang tertutup rapat itu langsung menyentuh kepala Athan dengan sempurna. Siapa lagi pelakunya kalau bukan Abe.

"Anjing kepala gue bisa bocor ini mah!" kata Athan berlebihan sambil memegangi keningnya yang terkena wadah nutella.

"Yang mau bolos jangan banyak bacot gangguin orang yang lagi sarapan." kata Abe yang kembali sibuk dengan roti miliknya.

Di tempat itu yang sedang sarapan memang hanya Abe, Odi, Shabel dan Arga karena sisanya memang memutuskan untuk membolos Sekolah jadi yang memakai seragam Sekolah pun hanya mereka bereempat.

Dan akhirnya sarapan mereka selesai.  Mereka berempat langsung segera bergegas menuju Sekolah.

"Kalau lo masih nggak percaya gue nggak ngapa-ngapain lo, nanti pulang Sekolah gue beliin lo test pack." jelas Abe begitu mereka tiba di tempat parkir.

Odi langsung menggelengkan kepalanya. "Nggak. Nggak usah. Kalau gitu kaya beneran ngelakuin aja jadinya." protes Odi.

"Nah gitu bagus." kata Abe sambil mengacak-acak rambut Odi namun Odi langsung menjauhkan kepalanya dari tangan laki-laki yang masih duduk di atas motor hitamnya itu.

Jujur saja Odi risih mendapat perlakuan seperti itu dari Abe. Kalau bukan karena laptop Odi tidak akan mengalami kejadian seperti semalam. Sleep with enemy. Walau mereka hanya tidur bersama tapi tetap saja itu bukan hal baik yang bisa dibenarkan.

Dan kini mata Odi teralih pada perempuan yang baru saja keluar dari mobil di tempat parkir dan langsung buru-buru masuk ke dalam area Sekolah begitu matanya sempat melihat ke arah Abe dan Odi.

"Loh Nana rambutnya jadi pendek sekarang?" gumam Odi begitu melihat Nana yang biasanya berambut panjang kini muncul dengan rambut sebahu.

Abe tersenyum menyeringai. "Rambutnya Nana karya anak the devil's itu."

***

"Audia Scarlettha!"

Odi mencoba tersenyum lalu melirik pada guru olahraganya itu dan memasang wajah polos. "Kenapa pak?"

"Kamu masih tanya kenapa? Dari sekian banyak siswa dan siswi cuma kamu sama Leon yang nggak bisa nge shoot bola secara bener ke ring. Ini itu latihan buat ujian semester praktek nanti. Kamu lakuinnya yang bener nggak bisa apa?"

"Maaf pak. Nanti saya usahakan lagi." kata Odi sambil tersenyum.

Jujur saja dari sekian banyak pelajaran yang dia tidak sukai, pelajaran olahraga masuk ke dalam salah satunya. Odi bahkan heran sendiri kenapa dia memilik banyak sekali pelajaran yang tidak disukainya di Sekolah tapi ia masih tetap saja datang ke Sekolah.

Odi lalu melempar bolanya itu kesal karena lagi-lagi ia gagal memasukkan bola nya ke ring.

"Woy lempar bolanya yang bener apa! Kalau kena kepala gue gimana?" kata Abe yang memang hampir terkena bola lemparan Odi.

"Oh, maaf." sahut Odi tanpa memandang wajah Abe.

Abe yang merasa kesal karena Odi mengabaikannya sejak kejadian di Markas itu langsung menarik pundak Odi membuat Odi menatapnya. "Minta maaf itu yang ikhlas!"

AksaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang