11 : Kaelemen

3.6K 532 38
                                    

"Kok kita berhenti disini Be?"

Odi celingak-celinguk karena Abe membawanya ke tempat tukang nasi goreng alih-alih rumah Odi.

"Kan katanya lo mau nganterin gue balik, tapi kok kesini?" tanya Odi lagi yang heran sendiri di siang bolong seperti ini kenapa bisa ada tukang nasi goreng jualan?

Rasanya kaya lagi di buku fiksi aja.

"Jangan banyak bacot. Gue laper. Dan kalau kita ngomongin soal laptop lo di motor gue percuma lo mana bakal denger." jelas Abe yang langsung duduk di tempat kaki lima ini.

Odi mau tidak mau mengikuti Abe dan matanya masih sibuk celingak-celinguk. Dan melihat hal itu  membuat Abe gatal ingin bertanya.

"Lo kenapa sih Di? Alergi makan di tempat beginian?" tanya Abe dengan suara yang sedikit kencang dan berhasil membuat tukang nasi goreng melirik mereka dan membuat Odi malu.

"Dih gue nggak semanja itu ya sorry-sorry aja nih." sahut Odi yang kemudian memesan makanannya. "Bang nasi goreng udangnya satu ya!" kata Odi pada tukang nasi goreng itu.

"Dua bang!" Abe menimpal kata-kata Odi.

"Jadi udah berapa cewek yang lo bawa kesini?" tanya Odi random daripada mereka harus diam-diam canggung kaya pasangan yang baru pertama kali pacaran. Tentu saja Odi tidak mau seolah ada dalam situasi itu.

"Baru lo doang." sahut Abe santai lalu mengeluarkan handphone nya.

"Pasti yang lain lo ajak ke restaurant mewah ya?" tanya Odi lagi.

"Mereka yang ajak bukan gue." sahut Abe singkat.

Odi cuma bisa angguk-angguk. Kalau perempuan lain pasti akan merasa di spesialkan oleh Abe kalau Odi sih biasa saja. Lagi pula Odi yang butuh.

"Jadi gimana? Lo ada orang yang bisa bantu benerin laptop gue?" tanya Odi pada laki-laki yang mengeluarkan rokok di depannya itu lalu mulai menyalakan rokok yang kini sudah mulai terbakar itu.

Odi langsung menutup hidung dan mulutnya karena asap rokok yang ditimbulkan Abe.

"Be kalau lagi sama gue rokoknya bisa dimatiin dulu nggak?" tanya Odi baik-baik.

Abe mengeluarkan rokok dari dalam mulutnya itu. "Yakin lo cuma minta gue nggak ngerokok kalau di depan lo doang? Cewek kan ribet biasanya minta cowoknya berhenti ngerokok lagi." jelas Abe.

Odi menggeleng-gelengkan kepalanya. "Nggak gue nggak akan minta lo berhenti ngerokok toh itu hak lo." kata Odi yang berhasil membuat Abe menatapnya. "Cuma hak gue juga buat minta lo nggak ngerokoknya di depan gue."

"Kok gitu?"

"Gue sayang dan peduli sama kesehatan gue sendiri soalnya." sahut Odi santai.

"Jadi lo nggak peduli sama kesehatan gue?"

Odi tersenyum miring mendengar pertanyaan Abe. "Kalaupun gue peduli juga lo mana mau berhenti ngerokok karena gue." sahut Odi yang kemudian menghela napasnya. "Yang harusnya peduli sama kesehatan lo sendiri ya lo lah. Jadi gimana? Mau kasih gue hak gue nggak?"

Abe tersenyum menyeringai mendengar penejelasan Odi terutama di pertanyaan akhirnya. "Nggak." sahut Abe yang kemudian masih melanjutkan merokoknya.

***

"Nah kan makan udah, rokok lo juga udah habis sebatang. Jadi sekarang lo jelasin gimana cara lo bisa benerin laptop gue."

"Si Arga jago ngoprek."

Odi menatap Abe penasaran. "Jadi Arga bisa bantuin gue benerin laptop gue?" tanya Odi penuh antusias.

Abe menganggukkan kepalanya. "Iya dia jago dan gue udah tanya juga sama dia. Dan dia bilang dia bisa bantu." jelas Abe pada perempuan yang seolah mendapat harapan hidup yang baru.

AksaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang