"I meet people and they become chapters in my stories."
― Avijeet DasーHans
"Woy buruan briefing, bengong aja."
Jam masih bertengger di angka empat, pagi hari tentunya. Tebak, jam berapa gue harus stay di kampus? Jam satu dini hari. Hebat!
Hari ini merupakan hari pertama ospek di kampus tercinta, dengan gue sebagai wakil koordinator komisi disiplin. Tugas gue bukan hanya menertibkan dan mendisiplinkan para maba, tapi kayak yang lagi gue lakuin, salah satunya mengatur barisan para anggota komisi disiplin sebelum acara di mulai.
"Behitung, mulai." Galang, ketua koordinator komisi disiplin, manusia yang akan menjadi partner gue selama seminggu ke depan mengomandoi pengecekan anggota di pagi buta.
Gue dan Galang terpilih menjadi penanggung jawab tim elang pada ospek kali ini. Jangan tanya kenapa tim elang, keliatan kan gambar mata elang di syal merah yang gue pakai di lengan kiri.
Eits, jangan lo pikir enak jadi komdis, enggak cuy! Kalau maba di evaluasi sama komdis, kalau komdis langsung di evaluasi sama seluruh panitiaーtermasuk panitia dari pihak rektorat kampus, makanya gak bisa kelemar kelemer. Persiapan untuk masuk jadi bagian dari komdis juga gak gampang, di saat panitia lapangan lain latihan cuma H-sebulan, kita latihan H-dua bulan, dan full everyday.
"Delapan puluh sembilan, siap berhitung selesai."
Suara lantang menggema di pelataran aula kampus, menutup kegiatan pengecekan anggota. Total komisi disiplin ada delapan puluh sembilan orang plus gue dan Galang, kami ini nanti yang bakalan berhadapan langsung dengan para mahasiswa baru sebanyak ribuan orang.
Briefing pun dimulai, isinya gak jauh dari pembahasan teknis lapangan hari ini, pembagian sektor dan penjabaran kembali jobdesc. "Yang jelas kembali ke fungsi kita disini, mendisiplinkan, mengevisiensikan waktu, mengesekusi, dan mengkondisifkan acara. Saya gak mau ada bentakan-bentakan gak guna, tolong, ini bukan perpeloncoan. Gak ada yang paling kuat, paling jago, dan ingat, kita juga di eval sama panitia lain. Paham?" ujar Galang.
Dan seperti biasa, gue menjadi orang yang leading the prayer sebelum kegiatan dimulai. "Ya, sebelum memulai kegiatan, alangkah baiknya kita berdoa terlebih dahulu. Berdoa menurut agama dan kepercayaan masing-masing di persilahkan"
Semua anggota menundukkan kepala sampai aba-aba selesai. Kemudian Galang mengepalkan satu tangannya ke udara, gue dan delapan puluhan orang lainnya menyambut kepalan tangannya.
"Komisi disiplin!!" Galang membuka yel-yel, selanjutnya terdengar hentakan kaki yang mirip tentara sedang jalan di tempat, bedanya kami cuma menghentakkan satu kaki secara serempak. Sampai hitungan lima, kami memulai yel-yel kebanggaan komisi disiplin.
"Totalitas tanpa batas!!" tagline khas dari jargon yang menjadi penutup yel-yel mirip kumpulan primata di hutan, bedanya ini lebih gagah, hehe.
Sebenarnya, gue gak ada niat sama sekali buat gabung sama komdis, gue takut kena karma, soalnya tahun kemaren gue yang pelengak pelengek dan jadi incaran komdis. Eh malah di delegasiin sama himpunan gue, sialnya malah kepilih jadi wakil koor segala.
"Lo udah megang megaphone belom?" Ratih, temen sehimpunan dan jadi anggota komdis yang juga menjadi penanggungjawab hubungan divisi logistik bertanya.
"Keliatannya?" gue mengangkat lengan.
Ratih memutar matanya kesal, "Cik atuh euy, ngemeng dari tadi. Gue kudu lari nih ke gedung bawah. Tsk, ngeselin dasar."
KAMU SEDANG MEMBACA
Crush (Complete ✔️)
ChickLitCrush (krəSH) = "a crowd of people pressed closely together, especially in an enclosed space"// "a brief but intense infatuation for someone, especially someone unattainable or inappropriate"ーOxford Dictionary ~~ "Kak..." "Stop, udah berapa kali gu...