After a few months, I don't believe it anymore ーage, height, weight, distance, are just numbers. Halah, basic!
Entah udah selama apa gue menanti sebuah kabar dari Kenzo. Dia menghilang gitu aja ditelan bumi. Bahkan gue udah terbiasa tanpa keberadaan dia. Mungkin benar adanya, jangan terlalu dalam untuk mencintai atau membenci sebab semuanya seperti roda, akan berputar seiring berjalannya waktu.
Sejujurnya, gue pun udah bosan menanti ketidak pastian. Pertemuan terakhir gue dan Kenzo tidak luput dari konflik karena perbedaan pendapat. Hubungan lebih dari dua tahun rasanya bukan apa-apa ketika udah gak ada rasa nyaman satu sama lain.
I admit I missed those days when we were just friends.
Tired. Yes. Kelelahan akan kegiatan dan jarak yang memisahkan menjadi alasan terbesarnya. Rasa-rasanya gue pengen nyerah. Perlahan, perasaan gue memudar terhadap Kenzo, dan gue yakin dia pun sama.
Sensasi dingin menyentuh pipi kiri yang menyadarkan lamunan gue.
"Kesambet loh, bengong aja, mikirin apa sih?"
Dion, sahabat baik sepupu gue, Juliana, yang juga jadi rekan gue di UKM Kingdom duduk di sebelah gue.
Oh iya, gue lupa bilang ya. Setelah ospek berlalu, gue memutuskan untuk join UKM Kingdom di divisi modern dance. Sekarang udah bulan ke tiga gue join, dan ya lumayan untuk mengisi waktu luang lo dari kegiatan di kelas.
"Minggu depan lo ikut gak Wil?"
"Kemana?"
"Lah, kan kita mau ada makrab anggota baru. Sekalian pemilihan King katanya."
"Minggu depan banget Di? Banget banget??"
Dion memasang senyum menyebalkan, seakan meng-iyakan pertanyaan gue. "Menurut ngana? Ya iya lah, minggu depan. Kenapa? Lo gak bisa dateng?"
"Liat nanti deh, gue gak tau bisa dateng apa enggak."
"Oh oke deh, gue ke dalem ya. Jangan kelamaan duduk disini, udah mau maghrib, kesambet lo."
Gue mengangguk seraya Dion berjalan masuk kembali ke student center untuk berkumpul dengan anggota dance yang lain.
Setelah gue rasa cukup lama untuk duduk sendirian, akhirnya gue menyusul masuk ke student center, duduk dan berkumpul di lantai bawah. Setelah break ishoma, dilanjutkan dengan kegiatan masing-masing divisi. Behubung bagian cewek divisi dance udah beres, gue memutuskan untuk balik aja.
"Kak, saya boleh izin pulang duluan?"
Tiara, ketua divisi gue yang sedang duduk di pojok sambil beres-beres peralatan menoleh. "Eh, iya boleh, besok jangan lupa ya, kayak bisa. Oke?"
"Oke kak."
Dan, gue melangkah menuju ATM center untuk memesan gojek. Sampai pada akhirnya gue tersadar akan sesuatu. HP gue ketinggalan di sekre dengan keadaan ter-charge. Sungguh kebodohan Wilma yang mendarah daging, selalu lupa. Dengan langkah gontai gue kembali ke sekre.
Aduh, pintu sekre tertutup. Tapi ada beberapa orang di dalamnya, karena sayup sayup, terdengar orang sedang berdiskusi serius. Sayangnya gak ada orang yang gue kenal di sekitaran sini, gue takut masuk tapi gue pengen balik.
Tok.. Tok..
"Siapa?" ujar seseorang di dalam setelah gue mengetuk. "Buka aja" tambahnya.
Gue menarik kenop pintu dan menongolkan kepala sambil nyengir. "Permisi Kak, maaf."
"Ada apa?" Kak Hanung, yang berada di dalam sekre bertanya dengan nada datar, matanya menatap gue tajam.
Dengan kikuk gue mencoba tenang dan menjelaskan maksud dan tujuan gue, "Maaf Kak, saya mau ambil handphone saya."
![](https://img.wattpad.com/cover/170991504-288-k448718.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Crush (Complete ✔️)
Literatura FemininaCrush (krəSH) = "a crowd of people pressed closely together, especially in an enclosed space"// "a brief but intense infatuation for someone, especially someone unattainable or inappropriate"ーOxford Dictionary ~~ "Kak..." "Stop, udah berapa kali gu...