―Hans
"Heh, sini lo, cengar cengir aja."
Gue berjalan mendekat Pire yang duduk di kap mobil gue sambil bersungut-sungut, tangannya terlipat di depan dada dengan wajah gak nyantai sama sekali. Di sebelahnya ada Nita yang juga duduk sambil menertawakan gue yang sebentar lagi kena sembur si Pire.
Baru aja gue balik ke kampus untuk ngambil mobil karena udah di maki-maki sama Pire, abis minum seporsi sekoteng sama Wilma tadi, gue langsung nganter dia balik ke rumahnya, setelah itu gue langsung cabut ke kampus.
"Hehe..."
"Ketawa lo bangke, yeuhhh!" Pire turun dari kap mobil dan meninju perut gue. "Agghh, asem dasar."
"Hahaha, sorry Re, sorry."
"Si Kemal ngamuk tadi tau, gue pinjemin dulu helm jadinya. Parah, lo cari gara-gara banget sih bangsadddd. Ini juga nih, anak orang main lo tinggalin aja."
Gue melirik Nita, orang yang Pire maksud. Rasa-rasanya gue gak ada janji apa-apa sama Nita, emang gue ninggalin dia karena apa?
"Yuk Hans, udah malem, mau balik gak?" tanya Nita dengan wajah lelahnya.
Tsk, gue sengaja mau nginep di kosan Pire, rasanya udah capek gue nyetir ke rumah, ditambah harus nganterin si Nita sekarang. Tapi terus terang, gue gak bisa nolak, gak enak.
"Balik sekarang Nit?"
Nita mengangguk. "Lo juga capek kan, sekarang aja baliknya."
Ragu-ragu gue mengangguk, sambil melempar senyum ke arahnya. "Thank you ya, Re. Lo temen terbaik emang."
"Pftt, bacod Hans. Nyusahin orang aja!" makinya sambil melempar kunci mobil yang gue tangkap dengan gerakan cepat.
Gue dan Nita koor tertawa bersama mendengar Pire. "Hngg, thank you so much Pierre Prasetyo. Sini gue cium dulu." gue menggoda sambil memeluk tubuh Pire.
"HANS EDAN!!!" protes Pire sambil berontak mencoba melepas pelukan gue. "HIHHH, JAUH JAUH."
"Hehe, gue balik ya."
"Sana, gue juga mau balik. Mandi lo jangan lupa Hans!"
Setelah berpamitan, Pire melangkah pergi ke parkiran motor. Sekarang tinggal gue dan Nita yang terduduk manis di passenger seat di sebelah gue. Ia mencoba membenarkan kuncir rambutnya yang turun.
"Jadi Hans, mau ikut gak?" ujarnya setelah selesai mengikat rambutnya.
Gue memasang seat belt sambil mengerutkan kening, "Ikut kemana?"
"Lo sih tadi main kabur aja. Ikut ke Ranca Upas gak? Camping gitu sambil api unggunan, sebelom masuk kuliah."
"Ohh, gimana ntar deh ya. Liat jadwal kosong dulu."
Nita mengangguk, "By the way, tadi lo abis kemana?"
Mencoba mengalihkan pembicaraan, gue menyalakan radio di mobil. "Wil maap gue bau keringet ya, hehe."
"Hah? Wil?" Nita menengokkan wajahnya ke arah gue dengan mimik bingung.
"Apaan Nit?" Tanya gue santai sambil memasang wajah datar meyakinkan bahwa Nita salah denger. Eh, keceplosan gue. Niat ngalihin pembicaraan malah salah ngomong.
"Tadi ngomong apa lo?" tanyanya meyakinkan.
"Ngomong apa? Yang mana? Gak ngomong apa-apa perasaan."
Perempuan di sebelah gue menggeleng, gue menelan ludah tegang. "Tau ah, pusing gue ngomong sama lo."
KAMU SEDANG MEMBACA
Crush (Complete ✔️)
ChickLitCrush (krəSH) = "a crowd of people pressed closely together, especially in an enclosed space"// "a brief but intense infatuation for someone, especially someone unattainable or inappropriate"ーOxford Dictionary ~~ "Kak..." "Stop, udah berapa kali gu...