Chapter 14: Avoiding you

346 47 12
                                    

"Wil, An, lo pada ikutan jadi panitia ospek gak?" tanya Rey sambil menyenderkan gitarnya ke arah dinding, kemudian merebahkan dirinya di karpet sekre Kingdom.

Anna menggedikkan bahunya, "Gue udah daftar sih, lo pada tau lahh himpunan gue paling sedikit ngasih delegasi buat kepanitiaan ospek, apalagi buat maba, mau pada fokus osjur soalnya."

"Gue juga udah daftar, tinggal nunggu keputusan himpunan, soalnya banyak banget yang daftar dari FT. Tapi dari BEM fakultas bilangnya gak ada batas minimal delegasi, kalau emang mumpuni sama lolos tahap wawancara mah bakal kepilih" tukas gue setelah kemarin dapet info dari Kak Farhan, ketua himpunan jurusan gue.

"Ampun, udah kayak gawe aja, pake wawancara segala" protes Rey.

"Kalau fakultas kita sih gak bilang apa-apa. Cuma gak tau anak mene gimana, lo daftar gak Rey?" gantian Anna yang bertanya sambil menarik gitar Rey yang bersandar di dinding.

"Gak tau gue, takut ketemu sama Alkeu lagi" ujarnya lirih sambil tertunduk lemas, pada akhirnya Anna tau insiden antara ia dan Alkeu.

Anna berdecak, menggaruk kepalanya yang gak gatal, "Elah Rey, pusing gue sama lo. Kalau gue jadi lo sih, I don't give a damn ya, lo udah minta maaf juga kan? Masalah dia mau maafin atau enggak ya urusan dia. Ribet amat sih hidup, lagian belom tentu juga dia daftar jadi panita ospek." ujarnya meninggikan nada suaranya.

"Astaga, An, lo PMS ya? Dari tadi marah-marah mulu."

Yang di tunjuk mendelikkan matanya sambil merenggut, "Kenapa sih orang orang, gue marah-marah di bilang PMS, sumpah deh."

Gue yang menengar hanya tertawa ringan, berantem mulu ini dua anak manusia.

"Eh, by the way, tahun ini siapa ya yang jadi Koor Komdis? Apa dari fakultas lo lagi Wil?" Rey berujar tiba-tiba. "Maruk fakultas lo pas ospek angkatan kita, Koor sama Wakoor nya dari teknik, mesin pula." tambahnya sambil menggeleng.

"Gak tau sih, gue gak deket sama anak jurusan lain. Tapi dari jurusan gue sih emang gak ada keliatan bibit-bibit Koor Komdis, dan kayaknya anak mesin lagi taun ini. Gak tau sihh, gue beneran gak deket sama anak mesin." jawab gue acuh.

Kedua sahabat gue saling melirik sarat makna, "yakin gak deket sama anak mesin?" tanya Anna menggoda gue

"Emang bener kok, siapa emang yang gue deket? Dewangga sama Ratna paling, itu juga kan anak Kingdom, tapi gak deket-deket banget juga"

Rey langsung bangun dari posisi tidurnya, kemudian menepuk kening gue gemas, "Amnesia kira-kira sih Wil"

"Ih amit-amit, naudzubillah, lo sembarangan banget kalo ngomong." sambar gue kesal.

"Itu Hans bukan anak mesin emang?" gantian Anna yang berceloteh.

Gue merotasikan mata menanggapinya, "Ya beda lah. Dia kan anak Kingdom, masa iya King gak deket sama anggotanya."

"Wilma, Wilma, Wilma, tetep keitung anak mesin kan? Tolong Wil, korslet boleh, tapi jangan keseringan, plis, plis banget." gantian Rey mengelus elus kepala gue dan disudahi dengan sebuah sentilan ringan di kening.

"Eh lo tau gak Rey, pas ulang tahun adeknya si Wilma di udang tuh."

Hahhh, ya Tuhan, Anna, kudu banget di bahas? "Ya emang gue di undang, terus kenapa? Lagian bukan gue doang kok yang diundang, ada si Cia sama Gamma"

Sejenak mereka berdua diam saling melempar pandang satu sama lain.

"Kalian kenapa sih?" tanya gue heran.

"Lo yang kenapa Wil?!" serempak keduanya berteriak menjawab pertanyaan gue.

Gue menarik nafas dan menghembuskannya keras-keras. "Ish, bodo lahh. Kalian pada mau ngikut gak? Ntar malem gue mau ke cafe."

Crush (Complete ✔️)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang