Chapter 13: Memories

388 37 16
                                    

High school, Kenzo point of view

"Wil, wil, berhenti bentar, tapi jangan lepasin tangan lo

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Wil, wil, berhenti bentar, tapi jangan lepasin tangan lo."

"Gini?"

"Majuan, kayak narik tangan gue gitu." gue menginstruksikan perempuan yang sedaritadi menggenggam tangan gue. "Senyum dikit."

Sudut bibir Wilma tertarik beberapa senti, menampakkan manisnya sahabat yang juga pacar seorang Kenzo Denovan. I feel blessed.

Satu..

Dua..

Tiga..

Gue mengklik lingkaran putih di tengah aplikasi kamera yang sedang terbuka, mengabadikan moment di sore menjelang malam bersama Wilma.

"Bagus gak Ken?" tanyanya penasaran, mendekatkan kepalanya ke arah layar ponsel setelah gue menangkap potretnya.

"Jelek ah" ledek gue.

"Jelek tapi suka, ya kan?" sebuah tawa imut terdengar renyah setelahnya.

Ngeliat tingkah laku Wilma membuat gue mencubit pipinya gemas sambil tertawa bersamaan.

Sore ini band kesukaan Wilmaーenam hari, manggung, jadi gue diajak nonton bareng. Jauh-jauh hari dia udah ngewanti-wanti gue buat ngosongin jadwal dan kegiatan biar bisa nemenin dia. Selepas pelajaran terakhir, gue dan Wilma langsung cabut ke venue, berbekal sehelai kaos bebas pengganti seragam, mengingat besok masih hari sekolah dan sayang aja kalau bajunya kotor. Secepat kilat gue berusaha menerobos kemacetan kota di sore hari, berjibaku dengan padatnya ribuan kendaraan yang pulang kerja, demi sampai sebelum konsernya di mulai.

"Gantengan gue apa gitaris enam hari Wil?" tanya gue iseng setelah akhirnya kami bisa berdiri hampir di barisan depan panggung.

"Hmmm, ada dua tuh gitarisnya, yang mana dulu?"

"Ya dua-duanya lah, gantengan mana?" tanya gue sambil menaik turunkan alis.

Perempuan manis dihadapan gue memajukan bibirnya sambil mengangkat alisnya. "Ya gantengan mereka lah" jawabnya ringan setelah sekian detik berpikir.

"Ah masa? Yakin? Gue gak ganteng gitu?"

Wilma menatap gue sejenak, kemudian menarik kacamata yang bertengger di hidung gue. "Gini baru ganteng."

"Tapi gue jadi gak bisa liat cewek cantik lagi kalau di lepas."

"Ya biarin, biar liat gue aja, kan lo gak bisa liat jauh doang." katanya sambil bersungut-sungut manja.

"Kalau gitu ya jangan jauh-jauh lo nya, biar cantik terus." canda gue ke Wilma

Tangan mungil Wilma melayang ke lengan gue, memukulnya bertubi-tubi mengabaikan gue yang memekik karena kesakitan.

"Iya ampun, maap maap"

"Ken, gak suka ya gue, lo gombalnya bikin geli." katanya sambil kembali menambah dua kali pukulan ke lengan gue.

Crush (Complete ✔️)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang