Crush (krəSH) = "a crowd of people pressed closely together, especially in an enclosed space"// "a brief but intense infatuation for someone, especially someone unattainable or inappropriate"ーOxford Dictionary
~~
"Kak..."
"Stop, udah berapa kali gu...
Perlahan putaran memelan dan berhenti di depan seorang anggota dari divisi Visual Art, Luna namanya. Semua anggota di lingkaran bertepuk tangan dan bernafas lega mengetahui bahwa bukan mereka yang terpilih.
"Ya, Kakak Luna, anda tertangkap. Kita kocok guys, dapet truth atau dare" Kak Kemal menggoyangkan gelas berisi gulungan kertas dengan semangat, sampai sebuah gulungan keluar dari sisi ujung gelas. "Kita buka yaa"
Wajah Kak Luna menegang, terlebih ketika gulungan kertas yang ada di tangan Kak Kemal perlahan terbuka. "Well, Luna, it's truth."
Beberapa ada yang berteriak sambil tertawa, rasanya mereka tau apa yang harus dibocorkan. Sampai seseorang mengangkat tangannya dengan semangat dan tergesa-gesa. Kak Luna berusaha menutupi wajahnya ketika tau siapa yang akan melayangkan sebuah pertanyaan. Menurut gue, truth way better than dare, ya gak?
"Ya, Opal, Mas Opal, ada pertanyaan buat Kakak Luna?" ujar Kak Kemal dengan senyum jahilnya
"Oke, Lun, jawab jujur ya" salah satu Alumni yang bergabung, Kak Naufal, gue rasa dia tau rahasia yang Kak Luna simpan, terlihat dari sorot matanya yang gak sabar bertanya untuk mendapatkan sebuah kebenaranーatau mendapatkan sebuah klarifikasi. "Saya gak akan nyebutin namanya, apa kamu masih suka sama orang itu?"
Ketika orang itu yang disebutkan Kak Naufal, dia mengangkat dua jarinya seakan mengutip. Pertanyaan itu membuat orang-orang bersorak, gue rasa pertanyaan itu seperti rahasia umum dikalangan anak Kingdom.
Kak Luna tersipu sambil menundukkan kepalanya, kemudian dia mengagguk perlahan. Yang membuat sorak sorai semakin kencang. Beberapa orang menepuk-nepuk punggung Kak Hans. Taruhan, pasti orang itu seorang Hanung Sanjaya. Really, how come?! Dilihat sekarang aja, sudut mata Kak Hanung terlihat menyidik ke arah Kak Luna, seringainya menambah kesan seram. Gue merasa simpati ke Kak Luna, bisa-bisanya dia suka sama orang kayak Kak Hans.
Gue meringis begitu Kak Hans mengacungkan kedua jarinya, memberikan heart sign ke arah Kak Luna.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Sontak sikapnya membuat orang-orang tertawa. Ya Lord, gak paham gue, di sisi sebelah mana kelakuan semacam itu bikin orang tertawa? merinding yang ada.
"Ya, kita spin lagi ya." Kak Kemal membenarkan posisi botol sebelum dia meminta Kak Luna yang memutarnya. "Oke, mulai!!"
Dan botol itu kembali berputar mengelilingi lingkaran sampai dia memelan dan menunjuk ke arah...
~~~
Dua belas kali putaran, bersyukur gak ada sekalipun ujung botol berhenti ke arah gue. Acara puncak dimulai, Rey yang sedari tadi undur diri dari hadapan gue dan Anna, kini sudah memegang gitarnya, siap bernyanyi di hadapan para anggota dan panitia makrab malam ini.
Tepuk tangan mengiringinya ketika dia mulai memetik gitarnya. Jari lentiknya naik turun diantara fret gitar. Suara halusnya menghanyutkan para pendengar yang mulai menggoyangkan tubuhnya mengikuti irama. Termasuk gue, yang terhipnotis, bagaimana Rey bisa terlihat seribu persen attractive at this time.