ーHans
"Yap, thank you. Semangat training-nya yaa, see you later."
Dan lagi, untuk ke sekian kalinya gue luluh akan senyuman seorang perempuan bernama Wilma. Meskipun sampai detik ini, gue belom sempat melihat senyuman tulusnya, senyuman yang menyaratkan arti dia bahagia. Hanya sebuah senyum simpul yang menurut gue cuma dia tunjukan ketika dia sama Kenーmantannya. Seperti apa yang gue liat beberaapa minggu lalu, di instastory-nya bersama Ken. Demi Tuhan, gue iri, berharap gue bisa menjadi alasan atau setidaknya gue punya cara untuk buat dia senyum setulus itu.
Kecewa, ya, gue cukup kecewa karena sampai sekarang pun Ken masih punya andil untuk serentetan memori yang Wilma punya. Whether it's right or wrong, gue sadar kekecewaan gue hanya berujung ke sesuatu yang gak bisa di apa-apain lagi, and to be real, gue gak berhak untuk kecewa. Toh memang Ken udah ada lebih dulu di kehidupan Wilma dibandingkan gue, lelaki kemaren sore yang masih noob.
Lebih sedihnya, bahkan Wilma gak sadar dengan sikap kecewa gue dari tadi. Ah, mungkin dia malu kalau orang tau gue deketin dia, atau mungkin aja dia sebenernya ー ah terlalu dini gue berkesimpulan. Gini ya, ketika lo punya harapan lebih akan seseorang, sekecil apapun perlakuannya bakalan terasa.
Setelah sampai di parkiran, masih dengan posisi terduduk di kursi kemudi dan menolak untuk mematika mesin mobil, gue enggan untuk beranjak kalau aja gak ada getaran berulang dari bawah kursi disamping gue. Benda yang gak asing tampak bergerak karena getarannya, ternyata itu HP-nya Wilma.
Gue menghela nafas mengetahui bahwa notifikasi yang muncul di lock screen itu menampilkan nama Ken dengan emotikon kaktus. Suara lagu yang terputar di radio seakan-akan mengejak perasaan gue.
Di atas awan ku nikmati dua sisi,
Indah terbang terlalu tinggi, takut jatuh terlalu jauh,
Semakin tinggi, semakin jauh ku melihat,
Apakah engkau gengam erat,
Tarik aku lebih dekat,
Ku mohon, jangan kau lepaskan ku."Woy Hans.." Vickoーwakoor komdis taun ini, mengetuk jendela mobil gue, membuyarkan fokus gue. "Lima menit lagi mulai."
Gue membuka jendela mobil, kemudian mengecek jam tangan. Dengan gerakan cepat, gue menyambar tas di jok belakang dan menyimpan HP Wilma ke saku celana training gue. Mungkin nanti pas break gue kembaliin ke dia, ah, atau gue titipin aja ke anak mentor di kantin nanti biar dia yang kasihin ke Wilma. Lagian juga tadi dia nolak buat makan bareng gue, jadi demi kenyamanan bersama, gue ngalah aja deh.
"Ayo, percepat, percepat!" komando Adimas, junior gue di mesin yang taun ini jadi Koordinator Komdis.
Entah sampai kapan rantai arogansi anak teknik terputus, taun depan bisa jadi anak teknik lagi yang jadi koor. Tapi untungnya taun ini wakilnya bukan anak teknik, melainkan anak FMIPA, sebuah sejarah tercetak oleh anak mipa yang terkenal apatis sama kegiatan kayak gini di kampus. Bisa dihitung pake jari berapa banyak panitia ospek dari taun ke taun yang berasal dari fakultas itu.
"Dua banjar, kita olahraga pagi dulu." lanjutnya mengomadoi, satu gerakan cepat membuat ratusan komdis berkaos hitam berkumpul. "Satu keliling, mulai."
Langkah seragam dan sejajar layaknya tentara, kaki kami menghentak aspal kampus, ber-jogging dengan kecepatan medium untuk pemanasanーolahraga pagi. Kegiatan pembuka sebelum dijemur terik matahari dengan rentetan training untuk persiapan ospek bulan depan.
Seperempat jalan, dari kejauhan gue ngeliat anak-anak kingdom yang jadi panlap mentor dan medis lagi ngumpul di bawah pohon depan gedung H. Termasuk Wilma disana, sedang berada ditengah mereka. Gue merogoh saku celana tranining, kemudian keluar dari barisan dan nyamperin dia. Tanpa basa-basi, gue menyodorkan HP miliknya. Sebuah senyum datar, yang gak keliatan kayak senyum sama sekali tergambar di wajah Wilma.
![](https://img.wattpad.com/cover/170991504-288-k448718.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Crush (Complete ✔️)
Literatura FemininaCrush (krəSH) = "a crowd of people pressed closely together, especially in an enclosed space"// "a brief but intense infatuation for someone, especially someone unattainable or inappropriate"ーOxford Dictionary ~~ "Kak..." "Stop, udah berapa kali gu...