Chapter 4 : Ternyata Si.....

102 6 3
                                    

*Berita dari radio Sonora 92.0Fm*

"Pemirsa kami mendapat laporan tentang sebuah kecelakaan tunggal di Jalan Tol Inner Ring Road Jakarta dari arah Cilincing menuju Cibitung. Kondisi jalan tol saat ini sedang dalam penanganan Jasamarga. Pengemudi diduga panik dan kehilangan kendali mobil. Namun pengemudi mengaku ia sedang berkendara dengan mobil lain. Tidak ada korban jiwa, hanya luka-luka ringan. Lalu lintas cenderung ramai lancar. Demikian, Liputan Sonora"

Renus, Fauzan, dan si pengemudi 806 yang sudah berada jauh dari lokasi Scirocco tadi yang nabrak pun melambatkan laju mobil mereka ke batas kecepatan tol, sekitar 120kph.
"Waduh gara-gara kita tuh jadi masuk berita tuh Scirocco" ujar Renus. "Ya itu sih rugi mereka sendiri" lanjut Fauzan. "Mending kita keluar tol. Daripada ntar dicari polisi". "Eh tunggu, nih 806 pakabar". 806 tadi pun terlihat persis di depan Mobilio. Fauzan pun mencoba untuk menyalip 806 itu. Tapi sebelum ia sempat bertindak, 806 itu menyalakan lampu hazard-nya. "Loh, kenapa nih ?" tanya Renus.
806 itu pun keluar tol bersamaan dengan Mobilio.

Kedua mobil itu pun berhenti di deket tempat nongkrong, deket-deket perbatasan Jakarta Timur dengan Bekasi
Mobilionya Fauzan berhenti, begitu juga 806nya.
Fauzan dan Renus perlahan keluar dari mobil, memperhatikan siapa yang keluar dari 806 itu.
Mereka deg-deg an, rasa kepo yang tinggi.
Perlahan-lahan pengemudi 806 itu keluar dari mobilnya. Dari lagak-lagaknya Fauzan dan Renus sudah merasa tidak asing dengan si pengemudi itu

"Wah. Ternyata bener si.........Satrya".
Renus dan Fauzan saling pandang sesama dengan bingung dan kaget.
Namun Satrya masih biasa-biasa saja. Memang karena sudah terlalu lama tidak bertemu, Satrya agak lupa sama temen-temen lamanya. Satrya tampang bingung dan sempet tidak berkata apa-apa.
"Sat. Inget gw ga ?" tanya Renus.
Satrya mulai inget-inget. "Si tukang bakwan yak ?"
"Yee bocah. Ini gw Renus".
"Staga. Renus. Woeh pakabar lw" ujar Satrya bersalaman dengan Renus dengan sedikit brohug
"Lu inget gw juga ga ?" tanya Fauzan.
"Zan. Ini lu ? Pakabar boi" lanjut Satrya juga brohug dengan Fauzan

Satrya, Renus, dan Fauzan saling berpelukan dengan sesama. Semacam temu kangen lah, karena udah hampir 4 ato 5 tahun mereka ga ketemu.
"Eh lu kemana aja, main hilang gitu aja. Napa sih lu, kok gabisa dikontak." ujar Renus.
"Gimana yak. Pas gw mulai kuliah nomor HP gw ganti, gatau isu gajelas ga ngerti, terus gw ga sempet ngasih tau siapa-siapa kalau nomor gw ganti" lanjut Satrya.
"Lah terus kok FB Instagram gitu juga ga bisa ?" lanjut tanya Fauzan.
"Ahh you see....umm....gw lupa email password gw. Jadi gw bikin baru. Again, gw ga sempet ngasih tau siapa-siapa".
"Lu kek merencanakan diri lu untuk menghilang" sontak Renus
"I did not !! Gw emg stress aja mikirin kuliah jadi ga sempet ngurus ginian" ujar Satrya
"Iye dah maap. Mentang-mentang kuliah mesin, jadi stress" sontak Fauzan dengan lagak ngata-ngatain Satrya

"Weh Ren" ujar Satrya
"Ha"
"Ha ho ha ho. Yang lain pakabar ?"
"Kurang tau gw. Jarang temuan juga. Eh Sat. Lu inget ga beberapa hari lalu lu ngebut di tol tadi ama Civic Hatchback, yang nyoba nyalip lu, tapi lu salip lagi ?"
"Hmm bentar-bentar. Civicnya silver bukan, pake kek velg custom gitu."
"Nah iya. Itu si Beni yang bawa, gw numpang disitu".
"Lah itu Beni ? Gachor punya Civic Turbo. Di modif apanya ga selain velg ?".
"Cuman velg ama knalpot. Mesin ga di utak-atik. Seinget gw cuman ganti filter".
"Owh. Tapi kuat juga tuh 190 bisa".
"Iye terus lu geber ganti gigi 5".
"Lohh lohh kok lu tau gw ganti gigi 5 ?".
"Gw duduk di kursi penumpang, pas banget kedengeran lu ganti gigi pas samping-sampingan ama Beni"
Renus dan Satrya terus berbincang-bincang sampai Fauzan terasa terlupakan.

"Woe. Tolong diinget. Ada orang ke tiga disini."
"Ha orang ketiga. Wah abis nikung siapa lu ?"
"Bacot lw !". "Bahahaha".

Waktu sudah menunjukan 01.20 WIB.

"Eh udah setengah dua subur. Lu pada mo ngapain ?" tanya Satrya
"Mo ngebut lagi ga ?" ajak Renus. "Ah gw skip lah. Ngantuk gw. Ntar kejadian kek Scirocco tadi" ujar Fauzan

"Yowes. Besok pada free ga ? Nongkrong kuy" ajak Renus.
"Di Kafe tadi aja" ujar Fauzan
"Eh iyaa anjer lupa gw musti ambil mobil" kaget Renus. "Hayoloohhhh, udah di kampakin kali tuh BMW" lanjut Fauzan.
"Hah BMW. Anjay gokil lu Ren" ujar Satrya. "Btw kafe apaan ?"
"Ada lah deket-deket Jakarta Utara. Namanya DeKaVe" ujar Fauzan.
"Hah, DeKaVe. Yang buatan anak-anak UMN bukan".
"Nah iya".
"Yowes besok siang-siang yak".
Mereka bertiga pun janjian untuk ketemuan besok siang di DeKaVe.

…nantikan kelanjutannya di chapter 5…

Breaking The LimitsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang