Chapter 24 : JSO (1/3)

17 2 0
                                    

JSO.

Satu nama yang masih tersimpan di pikiran Satrya. Hari demi hari ia mencari jawaban.

Di tengah malam, Satrya yang sedang berusaha untuk tidur dengan nyenyak merasa gelisah. Ia mencoba memejamkan matanya dan melupakan semua masalah hari itu dan kembali tidur.

Tapi ia malah mengalami kilas balik

"Tunggu saja sampai JSO menghabisi mu"
"Ku akui, kau cukup hebat juga, sebuah tantangan untuk JSO"

Mengingat kilas balik itu, Satrya langsung terbangun. Ia langsung mengusap kepalanya.

"Oh God. Kenapa ini terjadi kepada gw ? Apakah salah gw memiliki hobi balapan ? Dari Street Chaos, Sonny, sekarang JSO ? Arrrgghhhhh" ujarnya melampiaskan frustasinya.

"Sudah terlalu lambat untuk berhenti. Semua orang pasti akan mencari ku dan berusaha mengalahkan ku. Mungkin gw bisa, tapi 806 gw pasti takan bisa bertahan. Cepat atau lambat, 806 ku sudah pasti bisa terkalahkan. Hanya waktu yang akan tahu kapan 806 gw harus pensiun."


*Siang Hari
Jakarta Pusat

Di sebuah Rumat Sakit swasta terkenal, seorang dokter spesialis bedah baru saja melayani pasien ibu dan anak yang mengalami masalah di tenggorokannya. Setelah beberapa inspeksi medis, anak itu hanya mengalami demam kecil, sehingga tidak perlu dikhawatirkan.

Setelah diberi resep obat, ibu dan anak itu keluar dari ruangan dokter itu dan berterimakasih kepada dokter itu. Dokter itu lalu keluar ruangan untuk menuntun mereka. Beberapa saat kemudian, muncul bel dari pengeras suara di rumah sakit.

*ding dong*

"Kepada Dokter Jeokha, mohon ditunggu kedatangannya di Ruang Tunggu oleh kerabat."

Begitulah isi pengumuman yang disiarkan.

"Hm ? Kerabat ?"

Dokter itu langsung mengambil jubah putihnya, menutup pintu ruangannya, dan bergerak menuju Ruang Tunggu yang hanya 1 lantai dibawahnya.

Di ruang tunggu RS itu, ada seorang bapak muda kira-kira umur berkepala 3. Hanya beberapa tahun lebih tua dari Dokter ini. Ia digambarkan menggunakan setelan jas berwarna krem dengan celana panjang dari bahan kulit. Disaat ia menunggu di bangku Ruang Tunggu, ia membaca koran yang berada di rak ruangan itu. Ketika ia membaca sejumlah halaman, ia melihat berita yang menarik perhatiannya. Di halaman itu, beritanya berisi tentang balapan yang terjadi di Jakarta Test Ring. Dan foto yang menjadi headline di halaman itu adalah foto 806 menyalip sebuah Golf GTi. Isi dari beritanya meliputi aksi baku salip di lintasan itu, keramaiannya, dan lain-lain.

"You looking for me ?"

Ujar dokter itu yang berada di belakang bapak itu.

"Ah. Jeokha. Punya waktu sebentar ?" ujar bapak itu.

Karena suasana ruang tunggu saat itu sedang ramai, maka dokter itu mengajak bapak muda itu mengobrol di kantin saja.

Setelah mereka berdua pergi ke kantin.......

"Ku dengar kau melawannya kemarin di tol ?" tanya si bapak.
Dokter itu lalu mengangguk sebagai jawaban 'iya'.

"Lalu bagaimana ? Kau menang ?"

"Dia....kabur dari hadapan ku"
"Apa ? Kabur ? Hahahaha. Bagaimana bisa ? Sebagian besar JSO menjuluki mu si 'Mata Tajam' karena betapa awasnya kamu pada situasi sekitar. Bagaimana bisa sebuah minibus biru yang besar menghilang seketika dari hadapan mu ?"

"Apa yang ku bilang. Dia bukan pembalap biasa. Refleknya sangat luar biasa. Melebihi pembalap jalanan biasa. Bahkan bisa ku bilang mendekati pembalap profesional." ujar dokter itu.

Breaking The LimitsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang