Hari itu hari Rabu, memasuki bulan November. Sudah menjelang akhir tahun. Tempat-tempat jual mulai memberikan diskon akhir tahun. Bahkan sejumlah pusat perbelanjaan mulai menjual dekor natal.
Satrya hanya berkutat di kantor pengawas bengkelnya. Entah mendesain asal, atau browsing internet, membaca sejumlah arsip mobil-mobil baru, dll.
Lalu salah satu anak buahnya melapor kepadanya.
"Koh. Lapor koh. Itu Pug 408 sekringnya ada yang rusak meleleh".
"Sekring buat apa Bay ?" tanya Satrya ke anak buahnya yang bernama Bayu.
"Sekring AC Bos. Makanya orangnya komplain AC tiba-tiba mati"
"Ada stok ga kita ?"
"Waduh, saya tadi udah keliling gudang. Gada bos".
"Yaudah lu urusin mobil lain, gw aja yang beli sekringnya".
"Oke boss".Tanpa pikir panjang, Satrya langsung cabut dari tempat kerja, dan menuju daerah Sentra Onderdil langganannya di Blok M.
Sesampainya disana, ia segera menuju pusat onderdil di lantai dasar, mengunjungi stan jualan part Peugeot langganannya. Lebih tepatnya langganan bapaknya. Sebelumnya, tempat jual sparepart langganan bapaknya terletak di pusat perbelanjaan Pasar Senen. Namun seiring waktu, tempat itu pindah lokasi ke Blok M.
Satrya kemudian mendatangi sebuah stan bertuliskan 'Onderdil Peugeot'.
"Om !" sahut Satrya ke pemilik stan itu, yang sekarang pemegangnya adalah anak dari pemegang sebelumnya yang merupakan langganan bapaknya."Weh. Anaknya Om Toni nih. Apa nih koh ?" sahutnya kepada Satrya.
"Jual sekring ga ?".
"Banyak. Buat apa".
"Buat dimakan. Ya buat mobil lah. Ada gak yang buat Peugeot 408 ?"
"408 ? Sek. Tak cari dulu bentar. Udah agak susah nyari OEMnya sekarang".Selagi 'om' ini mencari-cari di gudang, Satrya duduk meunggu sambil melihat sejumlah aksesoris yang digantung di stan itu. Dari cover velg Peugeot-peugeot jadul, headlight, taillight, dan lain-lain.
"Hmm. Nih orang masih ada yang mau ngincer part OEM jadul kek gini ?" guman Satrya pada dirinya sendiri.
Selagi Satrya menunggu, ia tidak sengaja mendengar cakap-cakap dari beberapa orang di stan sebelah yang menjual part-part mobil Jepang.
"Hah gimana-gimana ?"
"Idih ga percaya. Sumpah ye gw kira Golf GTi kawe. Tapi pas gw pepetin, malah kabur, ampe 210 lebih !"
"Ah Golf biasa juga bisa kali 210"
"Lu gapercaya amet ama gw. Gw tanya emg Golf disini 2 pintu dijual ?"
"Yaa..enggak sih"
"Terus dibuntutin Evo 4, ama S2000 lagi"
"Anjay. Sekutu bertiga"Satrya jadi penasaran.
"Eh. Katanya ketiga mobil yang lu tadi sebut. Itu katanya anggota JSO"
"Sumpeh lu ? Pantes jiwa ngebut kerad"Mendengar 'JSO', Satrya jadi sedikit panas dan rasa kepo yang tinggi.
"Kemana-kemana ku pergi, ku dengar JSO. Apa ini JSO ?"
"Koh. Weh koh !" penjual sparepart itu membangunkan Satrya dari bengongnya.
"Eh ? Apa ?"
"Bengong aja. Ntar kesamber setan gimana".
"Ya panggil pendeta pastor. Susah amet. Temen gw ada yang jadi calon pendeta ini".
"Heleh. Nih koh. Sekring buat 408. Masih fresh".Lalu Satrya membeli sekring-sekring itu dengan sedikit negosiasi.
Selama perjalanan balik ke bengkelnya, Satrya berguman selama nyetir. Ia berguman terus-terusan tentang klub 'JSO'.
Menurut Satrya, perasaannya mengatakan bahwa 'JSO' ini macam-macam 'Midnight Club' versi lokal.
Apa itu 'Midnight Club' ? Sebuah klub mobil di Jepang, dimana tidak bisa diikuti sembarang orang. Bukan macam-macam Avanza Xenia Owners Club.
KAMU SEDANG MEMBACA
Breaking The Limits
אקראיSeorang pemuda yang jatuh cinta dengan dunia otomotif dan hobi ngebut dengan teman-temannya di Jalan Tol atau perkotaan dan juga modif mobil dengan refrensi modifikasi-modifikasi asal Jepang / Eropa. Di saat kawan-kawannya dan lawan-lawannya mengend...