Chapter 25 : Meet Your Match (2/3)

16 1 1
                                    

Setelah hari yang melelahkan, Satrya memilih untuk beristirahat di kantornya sejenak setelah makan siang. Ia pun menghabiskan siangnya untuk tidur siang di sofa sesaat di ruang kantor. Ia pun mengunci pintu kantor dan meletakan tanda 'Do Not Disturb' di depan pintunya.

Dua dari enam mekanik spesialnya melihat hal ini ketika mereka mau ke kantornya. Begitu melihat tanda itu, mereka kembali turun tangga.

"Hehe sepertinya si bos kecapaian tuh" ujar Hario.
"Gw pernah sih coba speed run di oval itu, gw ga sengaja ngelewatin bank turn nya di kecepatan tinggi, tubuh gw langsung merasa aneh. Gaya gravitasi di tikungan kedua sih yang gila. Hampir mau black out gw" ujar Niko.
"Oh ya ? Seremm. Gila juga si bos bisa melewati tikungan itu 3 kali berturut-turut. Dan tiap percobaan makin kenceng." ujar Hario.
"Mental pembalap emang si bos" ujar Niko.


Satrya pun tertidur kira-kira selama 2 jam. Saat ia terbangun, ia melihat jam dinding di kantornya, dimana waktu sudah menandakan jam 17:00. Menurut jadwal kantor, sejumlah pegawai sudah diperbolehkan pulang duluan. Karena Satrya masih di kantornya, beberapa pegawai pun meminta ijin pulang kepada salah satu pegawai Satrya yang menjadi wakilnya. Atau bahasa kerennya, 'Second In Command'.

Ketika Satrya terbangun, ia membukakan kunci pintunya. Turun ke tangga dan ke halaman luar. Ia melihat matahari yang terbenam dengan langit oranye. Ia pun masih sedikit menguap.

"Tidur nyenyak kapten ?"
"Mayan juga Tadashi."

Yap. Tadashi. Itulah nama dari asisten kepercayaan Satrya. Tangan kanan, komandan, second in command, apapun itu namanya. Cerita singkat, ketika Satrya mengambil ahli perusahaan ayahnya, sebut saja Tadashi adalah salah satu pegawai kepercayaan ayahnya. Sehingga ketika Satrya menjadi pemilik perusahaan itu, ayahnya menunjuk Tadashi sebagai wakilnya.

Tadashi sendiri adalah orang Jepang keturunan Indonesia. Umurnya 37 tahun. Berkacamata tipis, postur tinggi, sedikit kurus, dan selalu berpakaian rapih. Karena ia orang Jepang, ia memiliki budaya untuk selalu tepat waktu, konsisten, sopan santun, ramah namun tegas. Sangat ideal untuk sebuah pemimpin, Itulah mengapa ayahnya Satrya mempercayakan dia untuk membantu Satrya.

"Sudah berapa orang yang ijin pulang ?" tanya Satrya.
"Ada 7 orang sudah ijin pulang kapten. Ada yang berasalan punya janji dengan teman, janji keluarga..."
"Yah, yah, aku tidak terlalu mementingkan urusannya apa. Yang penting mereka sudah melakukan pekerjaan yang benar."

Tadashi lalu melihat ke arah 806nya Satrya yang terparkir di sisi kanan di tempat parkir khusus manager.

"Bagaimana tes nya kapten ? Sukses semua ?"
"Ya dari praktek sih sukses. Tapi tentu praktek saja tidak akan cukup. Harus di uji coba di situasi beneran. Sepertinya malam ini akan ku coba di tol."

"Selama beberapa tahun, ku bekerja dengan ayahnya. Dan selalu kuperhatikan, ia merawat 806nya dengan baik. Tak heran anaknya juga melakukan hal yang sama. Bukan sekedar merawat, tapi menyempurnakannya. Ayahnya pasti akan sangat bangga dengan hasil kreasinya"

Karena hari itu adalah hari minggu, maka bengkelnya tutup lebih awal.

Pukul 18:00, semua pegawai Satrya Auto's sudah ijin pulang, termasuk 'The Wonder Six'. Pintu-pintu sudah dikunci rapat. Gerbang utama pun sudah ditutup. Sekarang tertinggal Satrya bersama Tadashi.

"Malam ini kau ada apa Tadashi ?"
"Tidak banyak. Hanya akan menghabiskan malam ini dengan istri dan anak saya."
"Ah, begitu."
"Kalau kapten ?"
"Loh. Kan saya sudah bilang, saya mau coba 806nya malam ini."
"Ah. Maafkan saya kapten."
"Yasudah kalau begitu, sampaikan salam saya kepada keluargamu. Hati-hati di jalan."
"Hai ! Anda juga kapten." ujar Tadashi dengan merespon 'Hai' yang berarti 'Ya' dalam Bahasa Jepang.

Breaking The LimitsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang