CANDRAMAWA

4.3K 525 45
                                    

Kubah Hagia Shopia terlihat megah dengan masih ada gambar bunda Maria serta di depannya ada pilar bertuliskan Allah dan Muhammad. Arsitektur romawi serta mozaik – mozaik masih dipertahankan. Orang – orang ke sini untuk menyaksikan sejarah itu sendiri.

Rombongan wisatawan yang didampingi Fahim pun mendengarkan penjelasan dari Tour Guide mereka. Lelaki Turki tapi baik pengucapan bahasa Indonesianya.

Setelah Tour Guide menjelaskan. Fahim pun menambahkan dengan ucapannya yang menyejukkan. Perihal sikap kita sebagai seorang muslim mengenai sebuah perbedaan yang ada.

“Sesungguhnya setiap manusia itu tercipta berbeda bukan untuk saling membedakan satu sama lain melainkan merangkul dengan penuh kerendahan hati.  Hubungan antara sesama manusia pun sangat baik kedudukannya dalam islam.”

Fahim membacakan satu surah An - nisa : 36.

"Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatu pun. dan berbuat baiklah kepada dua orang ibu-bapak, karib-kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga yang dekat dan tetangga yang jauh, dan teman sejawat, Ibnu sabil dan hamba sahayamu. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong dan membangga-banggakan diri.”

Ayat tersebut mengandung dua bentuk akhlak, yaitu akhlak kepada Allah (hablum minallah) juga Akhlak kepada sesama manusia (Hablum minannas)

Rombongan mereka pun mendengarkan dengan diam – diam kagum, kepada pemuda yang langkahnya telah melanglang buana dibumi ini. Anak perempuan dari rombongan yang beru berumur empat tahun, menghampirinya, menatapnya dengan matanya yang masih bersih itu.

Fahim berjongkok, mengambil tangan anak itu lalu menciumnya.

“Assalamualaikum Shalihah, siapa namamu?”

Anak perempuan itu malu – malu menunduk. Abinya menghampiri.

“Syifa, sini kepada Abi. Jangan mengganggu Ustadz ya.” Ujarnya di samping.

Anak perempuan itu menggeleng.

“Gak papa, Dek syifa mau menemani om ya?” Tanya Fahim.

Syifa mengangguk. Fahim dengan gemas langsung menggendong dalam pangkuannya. Syifa langsung merangkul lehernya erat dan bersandar dibahunya.

“Ustadz, Maaf jadi ngerepotin.” Ujar Abinya lagi.

“Udah tidak apa – apa, itung – itung latihan kalau jadi seorang Ayah begini.” Kekehnya.

Tour Guide langsung mengintruksikan untuk mengikutinya lagi, Masih dalam Haghia shopia memperlihatkan gambar – gambar tentang sejarah bangunan ini sendiri. Fahim berjalan dengan Ghadi di sisinya.

“Kalau pegal, gentian aja mas.” Ujar Ghadi.

“Tidak apa – apa.”

“Mau yang dewasa atau masih kecil, nempel aja bawaannya.” Ujar Ghadi.

“Emang kamu pikir aku ini Lem Ghad?”

“Iya Lem, Lem suami idaman.”

“Ahhh, suka melebih – lebihkan kamu ini. Ghadi Haidar pun suami idaman toh.”

“Iyo tentu mas, tapi jarang yang menyadarinya.”

Fahim terkekeh. Ghadi merenggut sebal.

“Sepertinya syifa tidur ya.”

Ghadi memeriksa dan ya, anak perempuan cantik itu tidur dalam gendongan Fahim.

Rombongan mereka selesai berkeliling dan kembali ke bus untuk makan siang. Fahim langsung dihampiri kedua orang tuanya anak yang ada dalam pangkuannya.

LAKUNATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang