"Pada hari ini kita akan belajar tentang teknik dasar bela diri." ucap seorang pria yg adalah guru olahraga pada semua murid kelas 2-2. "Tapi kali ini kita akan berlatih bersama murid dari kelas 2-1."
Suasana langsung berubah jadi ricuh karena para pangeran sekolah pasti akan beradu keahlian bela diri. Semua murid dan guru juga tahu bahwa Jeno adalah yg terbaik di bidang non-akademik namun Jae Min juga tidak bisa dianggap remeh.
"Mungkin Jeno ingin memberikan demonstrasi sebagai ketua klub taekwondo?" tawar guru.
Jeno berjalan maju lalu naik ke atas matras yg telah disediakan. "Aku butuh seorang partner."
"Aku yg akan menjadi partner-mu." Rika tersenyum penuh arti pada Jeno.
Semua murid juga tahu bahwa Jeno dan Rika adalah sahabat sejak kecil, dan juga selalu mewakili sekolah dalam lomba taekwondo walau Rika adalah anggota klub lukis.
Mereka mulai melakukan gerakan dasar bela diri yg terbilang mudah untuk pemula dan saat selesai para murid berlatih dengan pasangan masing-masing.
"Rika, aku tidak bisa bela diri." bisik Jihyun.
"Itu gunanya partner bukan? Akan kuajari gerakan yang dasar terlebih dahulu."
Setelah berlatih selama 30 menit, para murid diberi kesempatan untuk berduel dan tentu saja ingin lihat pertandingan di antara Jeno dan Jae Min.
"Ingat, hanya karena dia adalah musuh kita, jangan sampai amarahmu meledak." bisik Rika pada Jeno yg hanya mengangguk.
"Jeno, fighting!" Jeno tersenyum lebar saat Jihyun memberinya semangat, membuat energinya penuh.
"Jangan terlalu yakin dengan kemenanganmu." ucap Jae Min.
"Aku yakin kau sudah tahu siapa yg paling ahli di antara kita." balas Jeno.
"Tentu saja Jae Min!" teriak para siswi kelas 2-2.
"Pasti Jeno yg akan menang!" Para siswi kelas 2-1 tidak mau kalah.
Terjadi perang mulut di antara para siswi tentang siapa yang akan menang sehingga membuat guru olahraga menjadi pusing. "Kita mulai sekarang!"
Jeno dan Jae Min saling bertatapan sengit sebelum melakukan hormat terhadap satu sama lain sebagai tradisi umum pada bela diri.
Seperti terdapat sebuah kilatan petir di antara mata mereka. Tatapan Jeno tidak kalah tajam dengan Jae Min, sehingga suasana gymnasium menjadi tegang saat pertandingan berlangsung.
"Kau adalah calon Alpha yg payah." bisik Jae Min sambil menyunggingkan senyum jahatnya.
Jeno yg termakan dengan ucapan Jae Min merasa bahwa amarahnya sudah mulai naik. Senyum jahat Jae Min semakin lebar melihat mata Jeno berubah menjadi warna dark grey. Jae Min juga tidak ingin kalah sehingga matanya berubah jadi warna merah darah.
Rika yg sadar segera ingin melerai agar tidak terjadi peristiwa yg tidak diinginkan, namun Jeno yg sudah dikuasai amarah, tidak sengaja menghempas tubuh Rika dengan keras ke lantai.
"Rika!" Jihyun dan Ren Jun berlari menghampiri Rika.
Mendengar seruan Jihyun, Jeno langsung tersadar, matanya berubah menjadi normal, dan panik ketika melihat Rika yg kesakitan. "Rika, aku tidak sengaja."
"Apakah kau baik-baik saja?" tanya guru olahraga.
"Aku baik-baik saja, aduh!" Tubuh Rika terasa sakit saat bergerak.
"Dia harus dibawa ke ruang kesehatan sekarang juga." Ren Jun dengan cepat mengangkat tubuh Rika ala bridal style.
"Biar aku yg menggendongnya." Jeno merebut tubuh Rika dari gendongan Ren Jun.
"Tubuhku sakit sekali!" Rika merasa kesal sekali atas sikap Ren Jun dan Jeno. "Biar Jeno, yg membawaku ke ruang kesehatan jadi urus saja temanmu itu."
"Baik, silahkan berganti pakaian karena materi hari ini cukup sampai di sini saja." Semua murid bubar, hanya tinggal Jae Min dan Ren Jun.
"Aku lihat kau memprovokasi Jeno hingga menjadi marah."
"Itu hanya karena dia tidak dapat mengontrol darah panasnya, dasar serigala. Jika tidak dihentikan oleh Rika, pasti akan menjadi semakin seru. Dasar gadis tukang ikut campur."
"Kau telah diselamatkan dari amarah seorang calon Alpha! Mengapa kau memprovokasinya?!"
"Supaya jadi semakin seru saja. Mengapa kau peduli sekali pada Rika? Dia adalah seorang werewolf, jadi rasa sakit yg seperti tadi bukan merupakan masalah yg besar baginya."
"Lalu mengapa kau peduli pada gadis itu?"
Senyuman Jae Min langsung lenyap saat mendengar ucapan Ren Jun kemudian melangkah pergi. "Gadis mana yg kau maksud?"
"Kau pasti sudah tahu maksudku."
"Tidak." Ren Jun jadi semakin kesal. "Aku sungguh penasaran, apa Jeno berhasil membuat Rika terluka parah? Jika tidak, seharusnya tadi dilempar dengan lebih kuat."
"Sudah cukup!" Ren Jun berjalan melewati Jae Min yg tersenyum penuh arti.
"Bagaimana seorang vampire bisa jatuh cinta pada seorang werewolf?"
Ren Jun berbalik melihat Jae Min dengan senyuman lebar, gigi taring yg sungguh runcing dan mata yang telah berubah warna menjadi merah darah. "Kuberi nilai tinggi untuk keahlianmu dalam memprovokasi orang."
"Apa yg sedang kalian lakukan di sini?" tanya seorang petugas kebersihan.
"Pelajaran olahraga baru saja selesai dan kami akan pergi sekarang." Jae Min berjalan pergi.
"Lalu mengapa kau masih berada di sini?" tanya petugas kebersihan pada Ren Jun.
Ren Jun membungkuk sambil tersenyum tipis lalu berjalan pergi dari gymnasium namun langkahnya terhenti saat melihat Jae Min yg sedang berjalan di depan. "Aku tidak sedang jatuh cinta pada seorang werewolf."
- T B C -