14. "...lebih hidup." - Kim Jihyun

304 35 1
                                    

Sudah hampir 1 minggu Rika tidak masuk ke sekolah sejak kejadian dengan Ren Jun di perpustakaan.

Jeno mengajukan cuti untuk Rika selama 1 semester, mengerahkan beberapa penjaga di apartemen untuk menjaga Jihyun yg tinggal sendiri dan kalau sedang pergi karena Jeno sedang mempersiapkan kejuaraan taekwondo.

Rika yg awalnya juga akan ikut perlombaan melukis digantikan oleh Ren Jun namun hal baiknya adalah Jihyun dan Jae Min menjadi semakin dekat bahkan membicarakan banyak hal sambil belajar bersama.

Rika yg awalnya juga akan ikut perlombaan melukis digantikan oleh Ren Jun namun hal baiknya adalah Jihyun dan Jae Min menjadi semakin dekat bahkan membicarakan banyak hal sambil belajar bersama

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Aku sungguh merindukan Rika." ucap Jihyun.

"Apakah kalian tidak bertukar kabar?" tanya Jae Min.

"Entah mengapa ponselnya tidak aktif dan tidak ada update dari media sosial miliknya jadi kuhanya bisa bertanya pada Jeno atau Jisung dan mereka berkata bahwa keadaan Rika baik-baik saja."

"Ren Jun sialan, membuat Jihyun khawatir." batin Jae Min. "Aku yakin bahwa dia baik-baik saja." Jae Min mengerti bahwa Jihyun belum bisa menjenguk Rika selama masih belum tahu tentang identitas asli mereka.

"Mengapa kau tidak mencoba dekat dengan Rika? Dia adalah teman yg sungguh baik."

"Mengapa tidak tanyakan saja pada Ren Jun? Bisa dibilang bahwa dia cukup dekat dengan Rika."

"Benarkah?"

"Mungkin. Aku lelah!" Tiba-tiba Jae Min bersandar di bahu Jihyun yg terkejut sekali dan langsung salah tingkah.

"Apa yg sedang kau lakukan?!"

"Tolong tetap saja seperti ini sebentar, aku merasa agak lelah." Mata Jae Min terpejam walau vampire tidak tidur.

"Anggapanku tentangmu memang tidak salah."

Jae Min tersenyum dan hatinya menjerit senang saat mendengar ucapan Jihyun. Sejak menjadi dekat, Jae Min berubah, berhenti bersikap seperti playboy dan belajar lebih keras, membuat Ren Jun jadi kesal saat kesempatan buat menjawab pertanyaan guru segera diambil oleh Jae Min.

Jae Min bisa mendengar detak jantung Jihyun yang sungguh cepat walau tubuhnya tidak terlihat gelisah saat Jae Min sedang bersandar di bahunya. Ternyata seperti ini rasanya nyaman. Apa dia bisa merasakan kenyamanan ini selamanya?

"Jihyun, apakah kau pernah jatuh cinta?"

"Tentu saja pernah, pada orangtuaku."

"Bukan itu maksudku, tapi pada seorang pria."

Pipi Jihyun merona. "Aku tidak yakin karena tidak pernah memperhatikan seorang pria dan lagi pula, pria mana yg akan suka padaku?"

"Aku." Jae Min bangkit lalu melihat Jihyun dengan tatapan yg sungguh lembut. "Aku suka padamu."

"Mengapa tiba-tiba sekali?!" Mulut Jihyun langsung dibungkam karena masih berada di perpustakaan.

"Tidak tiba-tiba. Apakah kau tidak ingat aku pernah bilang bahwa aku suka padamu di taman?"

"Kupikir kau tidak serius karena saat itu kita sedang adu mulut."

"Rasanya sakit saat keseriusanku tidak dianggap. Aku tidak pernah jatuh cinta pada seorang gadis sebelumnya, hanya senang menggoda mereka."

"Bagaimana dengan orangtuamu?"

"Aku diadopsi."

"Mianhae..." Jihyun menjadi sungguh bersalah.

"Untuk apa minta maaf? Masa laluku tidak kelam, orangtua kandungku terikat janji dengan orangtua angkatku jadi saat mereka telah tiada, aku langsung diadopsi."

"Apakah mereka bersikap baik padamu?"

"Terkadang baik tapi terkadang selalu membuatku merasa tertekan."

"Tidak ada orang tua yg membenci anaknya dan jika ada, itu bukan mereka, melainkan sebuah rasa takut yg melemahkan mereka."

"Terima kasih karena telah membuatku menjadi lebih baik."

"Seharusnya aku yg berkata demikian karena kau sudah mau bersikap terbuka padaku."

"Bagaimana ini? Aku semakin suka padamu."

"Hentikan!"

"Aku sadar bahwa aku memang egois tapi aku tidak ingin menyesal karena terus berdiam diri saja. Jujur, aku ingin sekali diterima olehmu tapi aku tidak ingin membuatmu merasa terpaksa."

"Mengapa aku? Masih banyak gadis yg lebih cantik di luar sana bukan?"

"Cantik saja tidak cukup tapi juga harus punya sifat baik, lembut, dan bisa membuatku merasa nyaman dengan memberikan ketenangan yang tidak pernah kurasakan sebelumnya dan orang itu adalah kau."

"Jae Min..."

"Oi."

"Ren Jun?! Kau mengganggu saja!" seru Jae Min.

"Ada apa Ren Jun?" tanya Jihyun.

Ren Jun hanya diam sambil terus melihat Jihyun, membuat Jae Min merasa kesal. Suaranya seperti tercekat dan kepalanya tidak bisa berpikir dengan jernih.

"Tanyakan to the point saja." ucap Jae Min seakan mengerti.

"Tidak ada." Ren Jun berbalik pergi.

"APA KAU BERCANDA?!" seru Jae Min.

"Sssttt!!!" seru petugas perpustakaan yg kebetulan sedang lewat.

"Kita masih berada di perpustakaan!" bisik Jihyun. "Sebenarnya apa yg telah terjadi dengan Ren Jun?"

"Aku tidak yakin tapi mungkin dia sendiri yg harus bertanya secara langsung."

"Tentang apa?"

Jae Min hanya tersenyum penuh arti. "Karena Rika sedang tidak ada dan jika butuh teman untuk cerita, aku pasti akan selalu ada untukmu."

Jihyun tersenyum saat mendengar ucapan Jae Min. "Aku tidak akan datang hanya di saat sedang butuh tapi akan selalu ada untukmu juga."

"Sebagai teman?"

"Untuk saat ini." Jae Min terlihat sungguh kecewa tapi tetap tersenyum. "Mari saling mengenal lebih jauh, bercerita lebih banyak hingga tidak tahu apa lagi yg mau dibicarakan."

"Aku yakin pasti akan ada banyak sekali cerita untuk dibagi."

"Cerita selama 17 tahun hidupku."

"Cerita selama 190 tahun hidupku." batin Jae Min. "Cerita selama 17 tahun hidupku."

"Cerita selama 17 tahun hidup kita."

"Sudah berapa lama aku berusia 17 tahun?" batin Jae Min sambil tersenyum tipis.

Jihyun merasa bahwa mata Jae Min terlihat lebih jernih dan hidup. Mengapa dia baru sadar jika Jae Min sungguh tampan? "Kau terlihat lebih hidup."

- T B C -

Night Moon | NCT DreamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang