22. "Mungkin masih belum..." - Lee Jeno

223 31 0
                                    

"Maksudmu?"

"Seperti yg telah kukatakan tadi, bahwa sejak awal kau memang bukan bagian dari keluarga karena yg sebenarnya adalah kau ditemukan di depan gerbang rumah Jisung."

"Kau berbohong karena ingin membuatku semakin terpojok."

"Aku juga belum lama tahu tentang hal ini dan jika kau tidak percaya silahkan bertanya langsung pada  orangtuamu, tapi tunggu, apakah kau masih dapat menyebut mereka sebagai orang tuamu?"

Tubuh Rika hampir terjatuh saat mendengar ucapan Jeno tapi berusaha untuk tetap berdiri, menganggap bahwa semua perkataan Jeno hanya lelucon karena ingin membuat dirinya terpojok.

"Itulah alasan mengapa kau belum bisa berubah dan tidak akan pernah, karena kau hanya manusia biasa. Keluarga yg kau tinggalkan, telah membesarkanmu sejak kecil dengan penuh kasih sayang dan sekarang kau ingin berkhianat setelah semua yg telah mereka lakukan untukmu?"

"Kau menganggap kurungan yg kuterima adalah bentuk dari sebuah kasih sayang?!"

"Kau hanya tidak paham akan rasa takut yg mereka rasakan jika kehilangan dirimu."

"Mungkin kau salah, bukan rasa takut melainkan rasa malu."

"Sungguh tidak kusangka bahwa ternyata kau adalah anak yg tidak tahu terima kasih."

"Berhenti memprovokasi karena aku tidak akan mudah termakan dengan semua ucapanmu itu!"

"Rika?"

"Jihyun!" Rika membantu Jihyun untuk duduk.

"Rika, apakah ini benar kau? Aku sungguh rindu padamu." Rika langsung dipeluk oleh Jihyun saat mengangguk. "Jeno..."

"Jihyun." Rika langsung merangkul Jihyun dengan sungguh erat seakan Jeno adalah orang yg sungguh berbahaya dan hal tersebut membuat senyum Jeno menghilang.

"Aku sudah tahu tentang semuanya."

"Itu berarti tidak perlu dijelaskan lagi alasanku datang ke sini."

"Aku sama sekali tidak takut." Jihyun bangkit dari ranjang. "Kuberitahu satu hal, setelah sekian lama akhirnya aku sadar bahwa hal yg paling diinginkan oleh hatiku adalah terus berada di sisi Jae Min."

Jihyun tahu bahwa ucapannya menjadi pedang yang sungguh tajam bagi Jeno, terlihat dari raut wajah yg langsung berubah menjadi dingin. "Aku tahu alasan mengapa kau sungguh baik sejak awal kita bertemu. Kau memang seorang pribadi yg sungguh baik tapi aku tidak pernah menganggapmu lebih dan hatiku hanya mengatakan nama Jae Min, bukan namamu."

"Padahal telah kulakukan banyak hal untukmu."

"Dan aku sungguh berterima kasih untuk itu tapi tidak tahu mengapa pilihanku jatuh pada Jae Min dan aku juga tidak bisa berbohong."

"Dia adalah seorang pembunuh! Monster! Kau akan dihabisi olehnya!"

"Dan aku tidak peduli dengan hal itu. Masa lalu Jae Min sama sekali tidak berpengaruh pada perasaanku untuknya. Lepaskan masa lalu dan yang kuinginkan adalah masa depan Jae Min yg bahagia."

"Kau adalah punyaku, Jihyun!"

"Sejak awal aku bukan milik siapa pun! Kau salah jika berpikir bahwa kita pasti akan bahagia kalau bersama. Aku akan terluka dan kau juga, karena sebenarnya kau sudah tahu bahwa hatiku bukan untukmu."

"Lalu kau ingin aku menderita?!"

"Aku ingin kau mencari kebahagiaanmu sendiri."

"Aku tidak akan bisa hidup tanpamu, seorang Alpha pasti akan menjadi lemah tanpa Lunanya."

"Aku sungguh yakin bahwa kau akan tetap menjadi Jeno yg kukenal."

"Jika kita bersama." Tiba-tiba Jeno bergerak maju. Persetan dengan kemarahan Jihyun karena paling penting adalah dia harus kembali dengan sebuah kemenangan.

CRASH!

"RIKA!"

Jeno langsung berjalan mundur saat melihat dada kiri Rika yg mulai mengeluarkan darah. Tangisan Jihyun mulai pecah ketika menyadari bahwa Rika mengorbankan diri menjadi tameng untuk dirinya.

"Kumohon bertahan Rika!" tangis Jihyun.

"Rika!" Ren Jun berlari mendekat bersama Jae Min dan Chenle.

Mereka semua sungguh terkejut saat melihat kondisi Rika, terutama Ren Jun. Rasa cinta yang kuat untuk Rika, membuatnya sama sekali tidak tergiur dengan darah segar yang mengalir deras. Jae Min membawa Chenle menjauh ketika melihat rasa haus yang mulai terpancar dari matanya.

Tubuh Rika langsung dipeluk oleh Ren Jun. "Ren Jun?" Rika tersenyum saat melihat mata Ren Jun lalu tangan kanannya bergerak untuk menyentuh pipi kiri Ren Jun.

"Sei la mia vita."

Mata Ren Jun melebar saat tangan Rika terjatuh dan matanya tertutup. Tubuh Ren Jun terdiam saat tidak merasa pergerakan dari Rika. "Tidak, Rika bangun!"

Jae Min yg kembali sungguh terkejut ketika melihat kondisi Rika. Langsung saja kerah baju Jeno ditarik kemudian dilayangkan tinju sampai Jeno terlempar namun sama sekali tidak terdapat perlawanan. Raut wajah Jeno tetap datar.

Tindakan Jae Min tidak berhenti, langsung kembali melayangkan tinjunya tanpa peduli dengan Jeno yg sudah mulai memar dan sudut bibir yang berdarah. "Kau sungguh tidak punya perasaan!"

"Hatiku sudah mati sejak kau telah berhasil merebut Jihyun dariku."

"Sejak awal dia memang bukan milikmu!"

"Dan kau juga sama sekali tidak berhak atas dirinya."

"Dasar brengsek!" Jae Min semakin menjadi tidak terkendali.

"Kau juga harus mati." Sebuah asap berwarna hitam yg sungguh tebal mulai keluar dari tangan Ren Jun, mendekati Jeno yg hanya tetap berdiri diam.

Tiba-tiba tubuh Jeno menjadi mati rasa, sama sekali tidak bisa bergerak seperti kendali tubuhnya sendiri telah menghilang. Apakah ini adalah kekalahannya? Apakah ini adalah akhir untuknya? "Mungkin masih belum terlambat."

- T B C -

Night Moon | NCT DreamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang