EXTRA PART 3

243 30 0
                                    

"Mengapa kau membawaku ke dalam kamar?" tanya Jihyun

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Mengapa kau membawaku ke dalam kamar?" tanya Jihyun.

"Aku tidak ingin mereka mengganggumu." ucap Jae Min.

"Sepertinya kau tidak akrab dengan mereka."

"Kami memang tidak pernah akrab. Perjalanan ke Florence akan memakan waktu yg cukup lama jadi lebih baik kau tidur saja." Jihyun mengangguk lalu berbaring di atas ranjang dengan kepalanya dielus oleh Jae Min sebelum pergi keluar.

" Jihyun mengangguk lalu berbaring di atas ranjang dengan kepalanya dielus oleh Jae Min sebelum pergi keluar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Apakah Jihyun sudah tidur?" tanya Rika.

"Sudah. Apakah kau bisa temani dia di dalam?" Rika mengangguk lalu berjalan masuk ke dalam kamar.

Jae Min duduk di kursi di depan Ren Jun di samping Chenle yg sedang bermain games. "Jihyun tidak bisa tinggal di istana, karena banyak penjaga yg mungkin akan mengganggunya jadi untuk sementara dia akan tinggal di rumahmu."

"Kau pikir rumahku tidak banyak vampire?!"

"Rika pasti akan tinggal di rumahmu dan Jihyun harus terus bersamanya."

"Kekasihku bukan bodyguard kekasihmu! Mengapa tidak kau saja yg terus bersamanya?!"

"Aku tidak bisa bersamanya selama 24 jam penuh dan juga aku tidak yakin bahwa dia akan aman di rumah Chenle."

"Vampire di rumahku tidak seperti vampire yg tinggal di kastil!" seru Chenle.

"Saya membawa minuman untuk kalian." Ryu Jin datang membawakan tiga gelas yg berisikan darah.

"Terima kasih Ryu Jin!" Chenle mengambil 1 gelas.

"Apakah anda tidak mau, Pangeran?"

"Aku sedang tidak haus."

"Kami bisa mengambilnya sendiri." ucap Ren Jun.

Ryu Jin terlihat sedikit kecewa tapi tetap tersenyum. "Tuan Aro sedang punya urusan namun beliau telah menyiapkan pesta untuk menyambut anda."

"Mengapa harus ada pesta penyambutan segala?!"

"Itu adalah hal bagus bukan, hyung?" tanya Chenle. "Kita akan berpesta dengan banyak manusia sebagai hidangan!"

"Jaga bicaramu!" Kepala Chenle dijitak oleh Ren Jun.

"Aku lupa, mianhae hyung." Chenle baru teringat bahwa Jihyun juga ikut bersama mereka.

"Kapan dia akan kembali?" tanya Jae Min.

"Ketika urusan beliau sudah selesai."

"Kau boleh pergi." Raut wajah Ryu Jin sedikit sedih ketika Jae Min memintanya untuk pergi namun dia hanya mengangguk sambil tersenyum lalu berjalan pergi.

"Dia terlihat kecewa. Aku tahu kau sadar bahwa Ryu Jin..."

"Oleh karena itu aku berusaha untuk membuatnya berpikir bahwa aku sama sekali tidak memberikan harapan untuknya. Aku akan mengantar Jihyun ke rumahmu sebelum pergi ke kastil."

"Untuk memberi salam pada Xia?" tanya Ren Jun yg hanya dijawab dengan anggukan Jae Min.

Sepanjang perjalanan, Chenle sibuk bermain game, Ren Jun membaca buku sementara Jae Min terlihat diam, hanya termenung melihat langit malam lewat jendela pesawat.

Xiao Jun dan Hendery adalah pilot jadi tidak terlihat sejak tadi sementara Ryu Jin mungkin berada di bar sambil membaca sebuah majalah.

Tidak terasa akhirnya mereka telah tiba di Florence. Hanya Chenle yg merasa senang sementara Jae Min terlihat gelisah. Dia berjalan masuk ke dalam kamar untuk membangunkan Jihyun.

Setiap melihat Jihyun, Jae Min pasti akan merasa tenang tapi entah mengapa saat melihat wajahnya saat tidur, Jae Min merasa sungguh tidak tenang.

"Florence terlihat indah sekali!" Rika kagum saat melihat pemandangan kota Florence dari jendela. "Tenang saja karena kekasihmu pasti akan kujaga dengan baik."

"Terima kasih sekali dan maaf karena sudah terlalu banyak merepotkanmu."

"Sudah merupakan hal yg biasa untuk sahabat harus saling menjaga bukan?"

"Ren Jun sungguh beruntung punya mate seperti dirimu."

"Mengapa kau tiba-tiba berkata seperti itu?!" Rika langsung tersipu malu.

Jae Min duduk di samping sambil mengelus kepala Jihyun. "Wake up my Princess, we already arrive." Mata Jihyun terbuka perlahan seakan suara lembut Jae Min adalah alarm. "Apakah tidurmu nyenyak?" Jihyun mengangguk. "Kita sudah tiba di Florence."

"Benarkah?" Jihyun langsung bangun dan matanya melebar ketika melihat pemandangan kota Florence yg sungguh indah dari jendela jet.

"Selama berada di Florence kau akan tinggal di rumah Ren Jun." Jihyun mengangguk mengerti dengan maksud Jae Min. "Maaf karena aku tidak bisa membawamu ke kastil."

"Tidak masalah, aku mengerti dan akan berusaha untuk menjaga diri selama tidak bersamamu."

Jae Min tersenyum. "Kita akan segera mendarat."

Pendaratan berjalan mulus sehingga mereka bisa tiba dengan selamat. "Selamat datang di Florence."

Mereka berjalan turun dari jet ke gedung terminal bandara kemudian masuk ke dalam sebuah mobil limousine yang menjemput. "Silahkan, Pangeran." Salah satu bodyguard membuka pintu untuk Jae Min.

Semua bodyguard terlihat heran serta tergiur saat melihat Jihyun, terlebih saat mendapatkan tatapan tajam dari Jae Min dan tangan yang menggenggam tangan Jihyun.

"Tunggu." Tangan Rika ditarik oleh Ren Jun saat masuk ke dalam mobil. "Kita akan naik mobilku."

Rika melihat sebuah mobil sport berwarna putih yg berada dibarisan paling depan. "Mengapa tidak naik mobil yg sama saja?"

Ren Jun tersenyum penuh arti. "Karena aku akan membawamu berkeliling Florence!"

Senyum Rika mengembang lalu segera masuk ke dalam mobil yang akan dikemudikan sendiri oleh Ren Jun. "Tapi kita harus pulang terlebih dahulu karena aku belum mandi."

"Dan juga harus bertemu dengan orang tuaku." Rika langsung tersipu malu.

Jihyun merasa sedikit iri saat melihat hubungan Ren Jun dan Rika yg harmonis walau pada awalnya tidak akur, serta Rika pasti akan disambut dengan tangan terbuka oleh Keluarga Huang.

"Tidak perlu cemas. Akan kubuat orang tuaku juga setuju dengan hubungan kita."

- T B C -

Night Moon | NCT DreamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang