Sejak Jeno mengantar Jihyun pulang, mereka jadi semakin akrab. Jeno bahkan meminta Rika untuk mengatakan bahwa sedang ada urusan dan Jisung yang akan mengantarnya pulang supaya Jeno bisa pulang dengan Jihyun.
Jeno juga selalu datang ke apartemen untuk sekedar melihat film atau memang ingin mengerjakan tugas sekolah bersama, dan tak jarang juga meminta Rika untuk pergi dengan Jisung agar bisa menghabiskan waktu bersama Jihyun.
"Mau pergi ke mana, Rika?" tanya Jihyun ketika melihat Rika yang sedang mengenakan pakaian olahraga.
"Aku ingin pergi jogging dengan Jisung." jawab Rika sambil mengenakan sepatu olahraga.
"Padahal Jeno akan berkunjung ke sini dan mungkin akan samapai sebentar lagi."
"Dia mengusirku supaya bisa berduaan denganmu! Jika bukan untuk masa depan pack, aku tidak akan pernah bersedia untuk melakukannya!" batin Rika. "Aku sudah janji dengan Jisung. Lain kali aku akan ikut belajar bersama."
"Hati-hati." ucap Jihyun saat Rika pergi. "Baik, apa yg harus kumasak?"
TING TONG
"Hai Jihyun."
"Jeno, kau datang terlalu cepat! Aku bahkan belum memasak apa pun, Rika juga baru saja pergi, apakah kau bertemu dengannya?"
"Kami bertemu di depan lift tadi." ucap Jeno sambil berjalan masuk. "Bagaimana jika aku membantumu memasak?"
Akhirnya mereka memasak bersama. Jeno terlihat imut ketika mengenakan apron. Walau tidak dapat memasak, dia dapat belajar dengan cepat sehingga makanan mereka menjadi cepat selesai.
"Kecapnya habis!" seru Jihyun.
"Biar aku yg akan membelinya." tawar Jeno.
"Tidak usah karena kebetulan aku juga ada sesuatu yang ingin dibeli. Aku akan pergi sebentar ke mini market."
"Biar kuantar."
"Supnya akan matang sebentar lagi jadi apakah kau bisa tetap berada di sini? Aku tidak akan lama."
"Ok..." Akhirnya Jeno mengalah.
Jihyun mengambil dompet lalu bergegas pergi ke mini market untuk membeli semua keperluan yg dibutuhkan. Tiba-tiba terdengar suara gemuruh, langit menjadi gelap, angin berhembus kencang. Orang-orang mulai berlari mencari tempat untuk berteduh sebelum hujan mulai turun.
Jihyun berteduh di sebuah toko yg berada tepat di seberang apartemen. "Deras sekali, bagaimana aku dapat pulang? Lebih baik terobos saja." Dia bersiap untuk berlari menyeberang di tengah hujan deras dan langsung berlari tanpa ragu.
TIT TIT TIT!
Sebuah mobil melaju dengan kecepatan yg tinggi mengarah ke Jihyun yg entah mengapa tubuhnya menjadi tidak bisa bergerak tapi tubuhnya terasa ditarik dengan cepat ke seberang jalan dan ketika matanya terbuka yang dilihat pertama kali adalah sepasang mata yg sedang melihat Jihyun dengan tatapan yg sungguh cemas.
"Jae Min?"
"Apakah kau sudah gila?! Menyeberang jalan tanpa melihat kendaraan yg sedang lewat? Kau mau mati hah?!"
Jihyun merasa sungguh kesal saat dibentak oleh Jae Min, tapi perkataannya memang benar. Seharusnya Jihyun lebih berhati-hati ketika menyeberang jalan. "Aku tidak melihat bahwa ada mobil yg akan lewat."
Raut wajah Jae Min berubah saat Jihyun tidak balas membentaknya. "Lain kali harus lebih berhati-hati."
"Terima kasih. Tunggu, apakah kau kedinginan? Sedang sakit?"
"Tidak."
"Namun tanganmu dingin sekali dan wajahmu juga terlihat pucat." Jihyun membawa Jae Min berteduh di halaman lobby apartemen. "Lebih baik mampir ke apartemenku untuk berganti pakaian dan minum air hangat."
"Tidak perlu."
"Tapi kau bisa sakit. Lagi pula, bagaimana kau bisa ke sini?"
"Tadi aku ingin pergi ke suatu tempat dan setelah ini akan langsung pulang."
"Jae Min hyung!" Seorang lelaki berambut blonde berlari mendekat. "Mengapa tiba-tiba menghilang?Aku mencari hyung sejak tadi!"
"Chenle, mengapa kau berkeliaran sendiri? Di mana Ren Jun?" Ternyata Chenle yg datang.
"Aku di sini." Ren Jun berjalan mendekat dengan sebuah payung berwarna hitam seperti adegan di sebuah drama. "Di mana payungmu?"
"Terjatuh." Ternyata tadi Jae Min juga membawa payung.
"Kita akan pulang sekarang." Ren Jun memberikan sebuah payung yg berwarna merah muda pada Jae Min.
"Di mana payung yg kau bawa tadi?" Jae Min tidak mau menggunakan payung tersebut.
"Sudah kuberikan pada yg lebih membutuhkan dan ini adalah payung yg baru saja kubeli." Jae Min ada kebiasaan buruk menghilangkan barang yg dipegang sehingga Ren Jun selalu membawa cadangan untuk berjaga-jaga. "Pakai saja untuk sementara!" Jae Min mengambil payung tersebut dengan raut wajah yang kesal.
Tiba-tiba wajah Ren Jun mengeras dan melakukan kontak mata dengan Jae Min yg langsung mengerti. Chenle juga terdiam dan menggeram halus.
"Aku akan pulang." ucap Jae Min.
"Sekali lagi terima kasih atas bantuanmu. Hati-hati, jangan menjatuhkan payungmu lagi."
Raut wajah Jae Min tetap datar tapi matanya terlihat menyorotkan keteduhan ketika lihat senyum Jihyun. Walau dia adalah seorang vampire tapi masih punya perasaan. Jae Min membuka payung, berjalan lurus tanpa melihat lagi ke belakang dengan Ren Jun dan Chenle yg ikut di belakang.
"Ternyata dia adalah orang yg baik." gumam Jihyun.
"Jihyun!" Jihyun berbalik melihat Jeno yang berlari menghampirinya dengan tergesa-gesa. "Apakah kau baik-baik saja?"
Jihyun mengangguk. "Aku baik-baik saja."
Jeno melihat ke sekitar tapi tidak melihat hal yg dicari. "Kau basah kuyup, lebih baik kita segera kembali agar kau bisa berganti pakaian."
"Jihyun? Jeno?"
"Rika? Jisung?"
Rika dan Jisung datang sambil membawa sebuah payung yg berwarna hitam. "Astaga, mengapa kau basah kuyup? Bermain hujan?"
"Tadi aku pergi ke mini market lalu tiba-tiba hujan turun dan saat mau menyeberang jalan, hampir saja tertabrak mobil, namun untung saja ada Jae Min yg menyelamatkanku."
"Tadi Jae Min berada di sini?!" Mata Rika langsung bertukar tatap dengan Jeno.
"Tapi sudah pergi bersama Ren Jun dan Chenle."
"Lebih baik kita segera kembali ke kamar karena kau bisa jatuh sakit jika tidak cepat berganti pakaian."
"Langsung buang saja payungnya." bisik Jeno pada Rika yang mengangguk. "Si sialan itu sungguh akan kuhabisi jika berani dekat dengan Jihyun lagi."
"Dia telah menyelamatkan nyawa Jihyun lagi."
"Apakah kau membela musuh kita? Kau berada dipihak yg mana?"
"Aku hanya mengatakan sebuah fakta dan kau pasti sudah tahu aku berada dipihak yg mana dan sebagai seorang mate, seharusnya kau bertindak lebih cepat dibandingkan dengan dia."
- T B C -