8. "Kau adalah..." - Na Jae Min

384 40 0
                                    

Suasana kantin sedang ramai sekali karena sedang jam istirahat sekarang. Semua murid terlihat sibuk mengobrol membentuk kumpulan, membicarakan berbagai macam hal.

"Ini minuman kalian." ucap Jisung sambil duduk di samping Jeno.

"Gomawo." senyum Jihyun. "Di mana Rika?"

"Tadi noona berada di belakangku." Jisung heran ketika Rika yg tadinya sedang membeli minuman bersamanya tiba-tiba menghilang. "Itu dia!"

Rika sedang berjalan sambil membawa sebuah botol air mineral, tapi karena tergesa-gesa dia tersandung kakinya sendiri sehingga tubuhnya menjadi oleng.

Rika berpikir jika terjatuh ke lantai pasti akan jadi tontonan seisi kantin, namun yg dirasakan adalah sepasang tangan yg telah menyelamatkannya.

"Apakah kau baik-baik saja?"

Mata Rika melebar saat melihat sang pemilik tangan dan langsung berdiri kembali dengan benar. "Terima kasih, Ren Jun."

Entah mengapa mata Ren Jun menjadi sedikit sendu ketika Rika seperti enggan untuk melihatnya. "Tidak masalah."

"Saat jalan matanya dipakai." cibir Jae Min.

"Aku tahu!"

"Tapi tetap saja hampir terjatuh."

Hampir saja Rika menjambak rambut Jae Min tapi dengan cepat ditahan oleh Ren Jun, membuat Rika kembali melihat ke arah yg lain. Entah mengapa dia tidak ingin bertatapan dengan Ren Jun terlebih lagi dalam jarak yg dekat seperti ini.

"Hentikan, kalian tidak ingin menjadi tontonan seisi kantin bukan?" tahan Ren Jun.

Rika melepaskan tangan Ren Jun dan berjalan menghampiri Jeno, Jihyun dan Jisung yg juga melihat kejadian tersebut.

Dia bisa lihat tatapan tajam Jeno yg sudah pasti mengarah ke Jae Min dan Ren Jun serta Jisung terus melihat Chenle dengan tatapan yg sama.

"Apakah kau tidak apa-apa?" tanya Jihyun pada Rika yg dijawab dengan anggukan. "Aneh sekali, mengapa mereka selalu datang saat kita hampir celaka?"

Ucapan Jihyun membuat rahang Jeno mengeras, hatinya terasa sungguh panas ketika mendengar ucapan Jihyun yg terkesan kagum pada mereka. "Tiba-tiba aku menjadi tidak nafsu makan."

"Apakah kau sedang sakit perut?" tanya Jihyun.

"Agak mual. Aku akan pergi ke ruang kesehatan untuk mengambil obat."

"Jae Min!" Seorang siswi berlari mendekat.

"Ada apa?" tanya Jae Min dengan senyuman dan suara yg sungguh lembut.

"Apakah bisa bertemu di taman sekolah setelah bel pulang?" Siswi tersebut terlihat malu-malu.

"Tentu saja bisa, tunggu aku." Lalu Jae Min berjalan pergi bersama Ren Jun dan Chenle.

"Jae Min terkenal sekali." ucap Jihyun.

Rika yg peka pada Jeno yg merasa tidak nyaman, meminta Jisung untuk pergi bersamanya. "Pergi sana."

"Aku akan pergi ke ruang kesehatan." Jeno dan Jisung berjalan pergi.

"Rika, aku masih bingung dengan ucapanmu yg memintaku untuk tidak dekat dengan Jae Min." Rika terdiam. "Dia memang selalu tebar pesona namun ternyata dia adalah orang yg baik."

"Jika ini tentang dia yg selalu datang entah dari mana ketika kau sedang berada dalam keadaan darurat, itu adalah cerita yg berbeda."

"Mengapa Jeno dan Jae Min saling membenci? Akan lebih baik kalau berteman dan kau juga seperti tidak suka pada Ren Jun, Jisung juga seperti itu terhadap Chenle."

"Kami tidak saling membenci, hanya tidak akan pernah bisa berteman karena latar belakang yg berbeda sehingga kami tidak bisa dekat."

"Dan apakah itu?"

"Nanti juga kau akan tahu di waktu yg tepat."

🌙🌙🌙

Tidak terasa waktu sekolah telah usai sehingga para murid berhamburan pulang tapi yang mendapatkan tugas untuk piket tetap tinggal untuk membereskan kelas.

"Jihyun?" Rika menghampiri Jihyun di kelasnya. "Aku lupa jika kau mendapatkan tugas piket hari ini."

"Sudah hampir selesai, aku akan membuang sampah terlebih dahulu sebelum kita pulang."

"Apakah ingin kubantu?"

"Tidak perlu, lagi pula tidak berat. Aku akan segera kembali." Jihyun langsung berjalan pergi ke tempat pembuangan sampah.

Saat Jihyun berjalan turun dari tangga, ada Jae Min dan seorang gadis yg sedang berbicara di taman

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Saat Jihyun berjalan turun dari tangga, ada Jae Min dan seorang gadis yg sedang berbicara di taman.

"Benar, gadis itu ingin bertemu dengan Jae Min di taman saat pulang sekolah. Aku harus bagaimana? Jika lewat, apakah mereka akan merasa terganggu? Lebih baik lewat saja dan pura-pura tidak lihat."

"Na Jae Min, aku suka padamu jadi apakah kau mau menjadi pacarku?" Jihyun tidak sengaja mendengar pembicaraan mereka.

Ternyata keberadaan Jihyun disadari oleh Jae Min sehingga langkah kakinya langsung terhenti. Entah mengapa dia merinding saat lihat senyuman licik yg terukir di bibir Jae Min. "Mengapa perasaanku tidak enak? Apakah dia marah karena merasa terganggu? Padahal aku sudah berjalan dengan pelan."

"Aku merasa sungguh tersanjung, terima kasih atas perasaanmu padaku tapi aku sudah punya seorang kekasih."

"Tapi, apakah kita masih bisa berpacaran diam-diam? Aku tidak masalah jika menjadi yg kedua."

"Mian, tetap tidak bisa, lagi pula, pacarku sedang berdiri dibelakangmu."

Gadis tersebut langsung berbalik. "Apa yg kau suka darinya?!" Jihyun merasa sungguh bingung karena ditunjuk.

Jae Min berjalan mendekat lalu merangkul Jihyun yg terlihat terkejut. Jae Min yg tahu bahwa Jihyun pasti akan merusak rencananya, membelai rambut Jihyun. "Karena dia adalah orang yg spesial sekali bagiku."

Raut wajah gadis tersebut langsung berubah marah, kakinya dihentak kemudian bergegas berjalan pergi sebelum merasa lebih dipermalukan lagi namun hal tersebut membuat Jae Min tersenyum puas.

"Apa yg sedang kau lakukan?!" Jihyun mendorong Jae Min menjauh.

"Kau kasar sekali!"

"Apa yg telah kau katakan padanya sehingga dia tiba-tiba marah padaku?"

"Kukatakan bahwa kau adalah kekasihku."

- T B C -

Night Moon | NCT DreamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang