02

1.6K 212 56
                                    

"Ada yang nguping pembicaraan kita," kata Guanlin.

Seketika semua orang terdiam. Mereka tetap melihat kearah sumber suara.

"Siapapun lo, cepetan keluar sekarang!" kata Mark.

Awalnya tidak ada balasan apapun, tapi tak lama kemudian dari balik salah satu pohon keluarlah seorang cewek.

"EH ANJIR! SETAN!" teriak Haechan.

Hyunjin langsung menampar pelan mulut Haechan, "Diem goblok," katanya.

Cewek itu keluar perlahan dengan wajah menunduk ketakutan, "M-maaf. G-gue nggak bermaksud nguping. Tadi gue lagi baca buku disitu, trus kalian dateng. Dan akhirnya gue denger semua yang kalian omongin,"

Keempat cowok itu menatap cewek di depan mereka dengan penuh kecurigaan. Dan cewek itu segera menyadarinya.

"G-gue nggak boong. Sumpah," katanya lagi.

Mereka akhirnya hanya mengangguk walau masih sedikit curiga.

"Emm... Tapi, maaf. Gue udah denger semua yang kalian omongin dan kalo boleh—gue ijin buat gabung sama kalian," kata cewek itu.

Mereka berempat saling pandang satu sama lain dengan tatapan ragu.

"Gue bisa bantu buat nyediain senjata. Papa gue punya gudang senjata di rumah,"

Seketika empat cowok, kecuali Guanlin, langsung melebarkan mata mereka, "HAH?! SERIUSAN?!"

Cewek itu mengangguk kecil. Guanlin mengamati wajah cewek itu lekat-lekat, kemudian ia menyadari sesuatu.

"Eh lo kan anaknya CEO pabrik senjata—"

"Shotgun Corporation. Iya. Waktu itu gue juga dateng ke acara tahunan CEO di kantor papa lo,"

Guanlin langsung melebarkan matanya, "OH! Lo Nakyung kan? Lee Nakyung?"

Cewek itu mengangguk sambil tersenyum kecil, "Iya. Dan lo Lai Guanlin kan? Anak CEO Technology Corporation,"

Mark, Renjun, Haechan, dan Hyunjin hanya bisa menatap kedua orang yang tengah saling mengenal satu sama lain dengan bingung dan kagum. Sebagai anak seorang CEO yang sudah dikenal namanya, tentu saja mereka sangat berkecukupan.

"Oh kalo lo mau gabung sih gue boleh-boleh aja," kata Guanlin sambil melihat kearah Renjun.

"Nakyung dari kecil udah belajar pake senjata sama bela diri. Jadi gue percaya sama dia," lanjut Guanlin.

Renjun mengangguk-angguk dan tampak memikirkan sesuatu. Kemudian ia menatap Mark, Hyunjin, dan Haechan seakan meminta persetujuan. Ketiganya hanya mengangguk.

"Ok lo boleh gabung. Tapi lo cewek sendiri gapapa nih?" tanya Renjun.

"Ya jangan lah. Minimal ajak satu cewek lagi," kata Guanlin.

Hyunjin menjentikkan jarinya, "Gimana kalo Heejin? Dia kan pinter nari,"

"Apa hubungannya bodoh?!" kata Haechan sambil menjitak Hyunjin.

[1] ATTACK's Series: ATTACK ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang