26

545 121 11
                                    

"Kenapa diem? Apa perlu gue ulangi?"

Orang itu seketika menjadi pusat perhatian. Semua yang ada di situ hanya bisa terdiam.

BUGH!

Tanpa aba-aba, Renjun sudah melayangkan tinjuan pada pipi kanan orang itu, hingga membuatnya jatuh tersungkur.

Orang itu memegang pipi kanannya sambil meringis kesakitan. Dia bisa melihat dada Renjun yang naik turun tidak teratur. Bisa diketahui kalau lelaki itu sangat marah sekarang.

Saat Renjun hendak menyerang orang itu lagi, teman-temannya langsung menahan lelaki itu.

Heejin mendekati orang itu dan mengulurkan tangannya, "Are you okay?"

Orang itu menerima uluran tangan Heejin sambil tersenyum tipis, "You're back,"

Heejin mengangguk, "But now tell me. Where have you been? Why you're not with them? Mark, answer,"

Lelaki itu, Mark Lee. Ia hanya bisa hanya diam menatap wajah Heejin dengan tatapan datar.

"MARK LEE! BANGSAT YA LO! UDAH PERGI TANPA KABAR, SEKARANG APA?! LO SOK JADI PAHLAWAN HUH?!" teriak Renjun.

"Jun, tenang. Jangan emosi," kata Guanlin.

Hyunjin menatap sekitarnya dan menyadari mereka menjadi pusat perhatian.

"What do you guys see? Go! This is none of your business!" bentak Hyunjin.

Seketika semua orang yang tadinya melihat ke arah mereka langsung mengalihkan pandangannya dan melakukan aktifitas lain.

Heejin menggandeng tangan Mark untuk mendekat ke teman-temannya.

"Mark you should say sorry to us and tell us what happened earlier. Renjun you should say sorry too,"

"Kenapa gue harus minta maaf? Kan dia yang salah dari awal?" kata Renjun tidak terima.

Heejin menatap Renjun dengan tajam. Makin lama warna merah dari matanya makin jelas.

Renjun berdecak kesal, "Sori," katanya sambil mengulurkan tangannya ke Mark.

Mark menerima uluran tangan Renjun, "Gue juga minta maaf,"

"Emm sorry, bukan bermaksud merusak momen. Tapi waktu kita nggak banyak," kata Somi tiba-tiba.

Mereka berenam saling pandang satu sama lain kemudian melihat ke arah Mark.

"Mark are you sure about this?"

Mark mengangguk mantap, "Gue tau harus berbuat apa,"

Kemudian Mark menatap perempuan yang masih terlihat asing baginya dan mengangguk. Memberi pertanda kalau dia sudah siap.

Somi balas mengangguk. Lalu ia menutup matanya dan mengarahkan tangannya pada Mark. Cahaya putih mulai muncul dari tangannya. Somi berdiri dari duduknya dan berjalan mendekati Mark.

Tangannya ia letakkan tepat pada mata Mark. Cahaya putih itu semakin terang. Beberapa saat kemudian cahaya putih itu seakan menyebar dan menimbulkan sedikit tiupan angin.

Somi membuka matanya. Dia menatap Heejin dan mengangguk pelan.

"Udah dia pindahin," kata Heejin pelan.

Semuanya menunggu was-was Nakyung dan Mark yang masih tak sadarkan diri. Beberapa saat kemudian, Nakyung mulai terbangun perlahan. Guanlin segera menghampiri perempuan itu.

"Nakyung? Bisa liat gue? Kyung?" tanya Guanlin sambil menggerakkan tangannya di depan wajah Nakyung.

Nakyung mengedipkan matanya beberapa kali, kemudian senyuman muncul di wajahnya.

[1] ATTACK's Series: ATTACK ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang