"Lo nggak kepikiran kalo dia udah jadi half blood vampire kan?"
Hyunjin menatap Renjun dengan tegang, keringat dingin mulai muncul di pelipisnya.
"N-nggak ah jun. Nggak mungkin,"
Renjun mengangguk ragu dan kembali melihat Heejin yang tengah berjalan sambil menunduk.
"Tapi, kita antisipasi aja jin," kata Renjun.
Bertepatan dengan itu suara gemuruh petir mulai terdengar. Sontak mereka bertujuh mendongak ke atas.
"Petir," gumam Mark.
Renjun melihat ke sekelilingnya, "Itu ada rumah. Kita berteduh di sana,"
Sekitar 500 meter dari tempat mereka berdiri terdapat rumah satu lantai bercat putih yang tampak usang.
Renjun berusaha membuka pintu rumah itu, namun nihil. Pintu itu terkunci.
"Udah dobrak aja," ujar Hyunjin yang tanpa basa-basi langsung mendobrak pintu rapuh itu.
Keadaan di dalam rumah itu sangat berantakan, seperti telah terjadi perampokan sebelumnya. Debu dan sarang laba-laba ada di semua bagian.
Mereka bertujuh berjalan ke arah yang berbeda untuk melihat isi rumah itu.
"AAAAAKKK!"
"Haechan?!"
"Kenapa chan?!"
Mereka semua langsung menghampiri Haechan yang berteriak, "E-eh itu ada kecoak. Hehe..." balas Haechan sambil tersenyum tanpa dosa.
"Ngajak berantem ya lo," kemudian Hyunjin dan Mark segera berlari mengejar Haechan.
Sementara itu, Nakyung melihat sebuah kamar yang pintunya sedikit terbuka. Dia masuk ke kamar itu dan menyadari kasur yang ada di kamar itu dalam keadaan rapi.
Di meja nakas terdapat sebuah lilin yang sepertinya baru saja mati tertiup angin atau—ada yang mematikannya.
BRAK!
Nakyung seketika menoleh dan mendapati pintu tertutup dengan suara kencang. Ia segera berlari ke arah pintu itu.
DAK! DAK! DAK!
Dia mencoba membuka pintu itu tapi tak bisa, "GAES! TOLONG GUE! HEI! GUE KEKUNCI!"
"NAKYUNG?!" terdengar suara Guanlin dari luar pintu.
Kemudian disusul beberapa suara teman-temannya yang lain, "Nakyung minggir! Pintunya mau gue dobrak!" seru Guanlin.
Nakyung berjalan menjauh dari pintu. Tapi punggungnya tertahan objek lain. Dia menoleh ke belakang dan seketika menjauh dari objek itu. Seorang laki-laki.
"W-who are you?" tanya Nakyung pelan.
Orang itu mengenakan jubah berwarna hitam yang menutupi hampir seluruh bagian tubuhnya.
BRAK! BRAK!
"Nakyung! Lo masih di dalem kan?!" teriak Haechan dari luar.
"Iya. Tapi di sini ada or—AAAAAK!"
Belum sempat Nakyung menyelesaikan kalimatnya, laki-laki tadi mendorong Nakyung ke samping hingga tubuhnya menabrak tembok.
Nakyung meringis kesakitan sedangkan orang itu berjalan mendekatinya.
"NAKYUNG! LO KENAPA?! NAKYUNG!"
Nakyung tidak bisa menjawab seruan teman-temannya, seluruh tubuhnya kesakitan sekarang.
KAMU SEDANG MEMBACA
[1] ATTACK's Series: ATTACK ✔
Fanfiction[红] First Book of ATTACK's Series "This game is about survive or die. Never trust anyone." Berawal dari sebuah surat aneh yang membawa mereka ke dalam dunia virtual. Dan ingatlah bahwa semua ini tidak sesederhana yang mereka kira. Waktunya 1 minggu...