Malam harinya, Heejin tidak bisa tidur dengan tenang. Indra penciumannya mulai bekerja aktif. Ya, dia kelaparan sekarang.
Tapi, sebagai half blood vampire dia hanya bisa mengkonsumsi darah manusia. Dan teman-temannya ada di sekitarnya!
Heejin mulai ketakutan. Akal sehatnya jelas masih bekerja. Ia tidak mungkin menyakiti teman-temannya sendiri.
Karena penciumannya semakin menjadi-jadi, akhirnya Heejin memutuskan untuk keluar dari aula. Dia berjalan ke arah taman belakang.
"Huft setidaknya baunya sudah berkurang," gumam Heejin.
Heejin duduk di kursi taman yang letaknya cukup terpencil. Ia menengadahkan kepalanya dan bisa melihat langit malam yang dipenuhi bintang.
Selama di OBS, dia sering melihat keadaan langit malam lewat jendela kamar. Tapi, belum pernah Heejin melihat yang seindah malam ini.
Heejin menghela napas. Pikirannya dipenuhi banyak kejadian dan pertanyaan. Dia berharap 1 minggu bisa segera terlewati.
Kemudian Heejin merasa kepalanya terasa sangat sakit, lalu dia mendongakkan kepalanya. Matanya berubah menjadi merah.
"Heejin,"
"Bisakah kau tidak menggangguku?"
"Kau tahu kalau kita tidak akan tinggal diam kan? Apalagi setelah kematian Hwall yang disebabkan oleh teman satu grupmu,"
"Just go away from my mind,"
"Oh Heejin. Kau juga tahu kau akan segera mati jika tidak kembali ke OBS. Kau tidak mungkin mau menyakiti temanmu kan? Oh atau kau mau?"
"Just shut the fuck up!"
Kemudian warna mata Heejin kembali seperti semula dan ia sedikit terengah-engah.
Semenjak menjadi vampire, Gowon sering berbicara dengannya lewat telepati. Itu membuat kepala Heejin sering merasa kesakitan.
Heejin menghela napasnya dan mulai menutup matanya untuk menenangkan diri. Tapi, kemudian dia mencium bau darah yang makin lama makin jelas.
Dia tahu pasti salah satu temannya ada di sekitar sini. Dengan indra pendengarannya yang tajam, ia bisa mendengar suara napas seseorang semakin mendekat.
Heejin berdiri dan menghadap ke arah belakang, "Stop! Don't take any step,"
"O-okay, but what are you doing here?"
Heejin langsung tahu ia sedang berbicara dengan siapa, "Renjun,"
"Kenapa?"
"Mending sekarang lo jangan deket-deket sama gue dulu,"
"Kenapa?" tanya Renjun lagi.
"I'm starving okay. Don't make me attack you right now,"
Renjun tidak membalas perkataan Heejin. Tapi, kemudian Heejin bisa mendengar Renjun yang berjalan mendekat.
"Renjun gue udah meringatin lo,"
Kemudian Heejin mulai bisa melihat wajah Renjun. Wajah khas bangun tidur. Renjun berhenti sekitar satu meter di depan Heejin.
"Bukannya gue udah bilang bakal cari cara biar lo tetep bisa sama kita?"
Heejin mendecak, "Tapi gue udah nggak kayak dulu lagi. Bahaya kalo gue tinggal sama kalian,"
"Trus lo mau tinggal dimana? OBS?"
"Ya, n-nggak sih,"
"Nah yaudah,"
KAMU SEDANG MEMBACA
[1] ATTACK's Series: ATTACK ✔
Фанфик[红] First Book of ATTACK's Series "This game is about survive or die. Never trust anyone." Berawal dari sebuah surat aneh yang membawa mereka ke dalam dunia virtual. Dan ingatlah bahwa semua ini tidak sesederhana yang mereka kira. Waktunya 1 minggu...