29

588 122 20
                                    

Mereka berenam langsung membawa Hyunjin kembali ke markas, meski waktu match masih tersisa 2 jam.

"Haechan langsung urusin Hyunjin," kata Renjun panik.

Masing-masing dari mereka tidak ada yang peduli dengan kondisi tubuhnya. Sekalipun mereka sudah terluka parah, bagi mereka Hyunjin saat ini lebih penting.

Heejin meringis kecil melihat kondisi teman-temannya. Terutama Renjun, lelaki itu bisa dibilang babak belur. Dia sendiri juga terluka tapi sama sekali tidak merasa kesakitan.

"Iyalah. Orang sekarang gue aja udah jadi vampire," pikir Heejin miris.

Tanpa disuruh, Nakyung ikut membantu Haechan. Sedangkan Heejin ia lebih memilih untuk menjauh dari aula. Tentunya ia ijin pada Renjun terlebih dahulu.

"Jun, gue ke taman belakang ya," kata Heejin.

"Jangan kabur lagi. Awas kalo lo kabur lagi,"

Heejin mendecak pelan, "Lo mau gue nyerang kalian semua?"

Sadar akan perkataan Heejin, Renjun langsung membolehkan Heejin untuk ke taman belakang.

"Guanlin, pantau si Heejin lewat cctv,"

Guanlin mengangguk sambil mengambil laptop miliknya. Renjun memilih untuk tidak membantu Haechan dan Nakyung, karena dia sendiri sama sekali tidak berbakat dalam bidang itu.

Takutnya salah ambil tindakan malah membuat fatal. Kepala Renjun sangat pusing sekarang. Ia memikirkan nasib kelompoknya sendiri yang terus-terusan tertimpa musibah.

Akhirnya Renjun memutuskan untuk keluar dari aula.

"Mau ngapain lo?" tanya Mark.

"Ngelampiasin amarah," jawab Renjun yang kemudian langsung pergi begitu saja.

Sedangkan di dalam aula, Mark dan Guanlin saling pandang satu sama lain.

"Gue ikut deh," kata Mark.

Ternyata yang dimaksud Renjun melampiaskan amarah itu adalah mencari musuh dari creator dan membunuhnya secara blak-blakan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ternyata yang dimaksud Renjun melampiaskan amarah itu adalah mencari musuh dari creator dan membunuhnya secara blak-blakan.

Bahkan Mark sendiri meringis ngeri melihat ketua grupnya itu seketika tampak bar-bar melawan musuh.

Bayangkan saja, 3 White Yeti, sekawanan zombie, dan beberapa hewan dari hutan yang menggila. Semuanya mati di tangan Renjun.

Kondisi tubuh Renjun yang tadinya babak belur, sekarang semakin buruk saja. Jika dilihat-lihat ia tampak seperti setengah zombie.

Meskipun Mark juga ikut membantu jika Renjun sudah tampak kewalahan, pada akhirnya Renjun meminta Mark untuk tidak ikut turun tangan.

Sementara itu di markas, Heejin masih menenangkan diri di taman belakang. Penyesalan benar-benar hinggap dalam dirinya.

[1] ATTACK's Series: ATTACK ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang