Sudah terlambat. Satu kata itu sudah bisa mereka pastikan ketika mereka membawa Nakyung kembali markas. Selama perjalanan, Renjun yang membawa tubuh Nakyung hanya bisa menahan tangisnya dalam diam.
Sedangkan yang lain, sudah mulai menangis. Bagaimana tidak? Kehilangan 2 anggota secara berturut-turut itu sama saja ketika kamu jatuh 2 kali tapi luka pertama belum kering. Sangat sakit dan menyedihkan.
Ketika sampai di markas, Renjun meletakkan Nakyung di alas tidurnya. Sisanya langsung mengerubungi tubuh Nakyung yang dingin dan tak bernyawa.
Heejin menatap wajah Nakyung yang pucat tapi masih terlihat cantik. Dia tersenyum miris di tengah-tengah isak tangisnya.
Dia meraih tangan Nakyung dan menggenggamnya, "Lo bilang gue boleh ceritain semua masalah gue ke lo. Tapi bahkan gue belum cerita apapun," gumam Heejin pelan.
Heejin menempelkan tangan Nakyung pada dahinya. Ia merasakan tangan dingin temannya itu, seketika air matanya mengalir semakin deras. Digenggamnya tangan itu semakin erat, berharap bisa memberikan setengah nyawanya pada Nakyung. Tapi itu tak mungkin.
Mark, Guanlin, Renjun, dan Haechan hanya bisa melihat kedua perempuan itu dengan tak tega.
"Nakyung plis jangan pergi... Plis kyung. Cukup Hyunjin yang ninggalin gue, lo jangan. Nakyung!" Heejin terus memanggil nama Nakyung berkali-kali.
Seketika rasa penyesalannya bertambah. Kenapa dia justru berteman dekat dengan Nakyung ketika keadaan genting seperti ini? Justru ketika mereka sudah berteman dekat, Nakyung meninggalkannya.
Haechan berjalan mendekati Heejin dan melingkarkan lengannya pada bahu Heejin. Ia berusaha menenangkan Heejin. Tapi, pada akhirnya ia ikut menangis karena tidak tahan mendengar suara Heejin yang terus memanggil nama Nakyung.
Mark menghela napasnya. Ia kembali mengeluarkan kain putih dari ransel pinggangnya dan menutupi tubuh Nakyung.
"Thank you Lee Nakyung,"
Beberapa jam yang lalu, ketika aula secara tiba-tiba diserang Clandestine Castle, radar vampire Heejin seakan menyala.
Warna matanya berubah merah terang dan kekuatan vampire yang sebelumnya belum pernah ia gunakan secara tanpa sadar keluar begitu saja.
Hingga akhirnya Heejin dan pemimpin dari kawanan werewolf itu saling serang hingga tak sadar mereka sudah cukup jauh dari aula.
Selama beberapa saat mereka hanya diam dan saling tatap satu sama lain. Seakan mereka bisa saling serang satu sama lain lewat mata mereka.
"Kenapa kawanan lo tiba-tiba nyerang grup gue?" tanya Heejin dengan tatapan dingin.
Pemimpin para werewolf itu tidak menjawab, ia hanya menyunggingkan senyum miring.
"Lee Jeno! Answer my question!" bentak Heejin.
"You don't even know the truth," balas Jeno sinis.
KAMU SEDANG MEMBACA
[1] ATTACK's Series: ATTACK ✔
Fanfiction[红] First Book of ATTACK's Series "This game is about survive or die. Never trust anyone." Berawal dari sebuah surat aneh yang membawa mereka ke dalam dunia virtual. Dan ingatlah bahwa semua ini tidak sesederhana yang mereka kira. Waktunya 1 minggu...