[红] First Book of ATTACK's Series
"This game is about survive or die. Never trust anyone."
Berawal dari sebuah surat aneh yang membawa mereka ke dalam dunia virtual. Dan ingatlah bahwa semua ini tidak sesederhana yang mereka kira. Waktunya 1 minggu...
Match hari kelima sudah selesai bertepatan dengan menghilangnya tubuh Nakyung. Seperti Hyunjin, para creator mengambilnya untuk ditempatkan di tempat yang lebih baik.
Bicara soal creator, Heejin kembali teringat soal perkataan Jeno padanya. Apa benar Mark pengkhianat di grupnya? Apa benar Mark salah satu dari creator? Tapi, Jeno tahu darimana?
Heejin terus menerus memikirkan hal itu sendirian. Ia belum berani memberitahukannya pada yang lain. Karena belum ada bukti yang jelas.
"Heejin!"
Heejin menolehkan kepalanya. Dia melihat Haechan yang datang menghampirinya. Ia tersenyum tipis dan memberikan ruang pada Haechan untuk duduk di sebelahnya. Sekarang mereka berdua sedang ada di taman belakang.
Haechan duduk di samping Heejin, "Kok disini sendirian?" tanya Haechan.
"Nggak papa sih. Enak aja disini sepi, nggak ada yang bacot kayak lo," balas Heejin dengan bercanda.
Haechan memukul lengan Heejin pelan, "Apaan sih lo?! Nggak nyadar ih situ juga bacot!"
Kemudian mereka berdua tertawa. Mereka bercerita tentang beberapa hal, sampai akhirnya Haechan bertanya.
"Lo nggak papa kan?"
Heejin menatap Haechan dengan bingung, "Maksud lo?"
"Gue tau lo masih sedih soal Nakyung,"
Heejin menghela napasnya, "Dan gue yakin, lo juga,"
Haechan tersenyum kecil mendengar perkataan Heejin, "Gue jadi nggak ada yang mbantu ngobatin temen-temen,"
Lalu, mereka berdua terdiam sejenak. Tidak ada yang bicara sampai beberapa waktu. Tapi kemudian Heejin teringat lagi dengan perkataan Jeno. Haruskah ia memberitahu Haechan?
"Chan..." panggil Heejin.
"Nape?"
Heejin terdiam sebentar, "Sebenernya tadi..."tapi kemudian dia merasa ragu-ragu.
Haechan menatapnya dengan tatapan bertanya-tanya. Tapi, pada akhirnya Heejin hanya menggeleng dan tersenyum.
"Nggak jadi deh. Nggak penting juga,"
Haechan tampak tak puas dengan perkataan Nakyung, "Apaan sih jin? Penasaran kan gue,"