32

547 115 9
                                    

Nakyung segera dibawa ke markas. Kondisinya cukup parah. Setelah diperiksa Haechan, luka cakaran itu cukup dalam terutama di bagian kaki. Apalagi mereka bertarung di tengah-tengah padang pasir. Jadi luka itu sudah kotor oleh pasir.

"Susah mbersihinnya woy!" teriak Haechan frustasi.

"Sabar chan, bentar lagi sampe markas," balas Guanlin sambil menaikkan kecepatan mobilnya.

Dengan bar-bar, Guanlin mengendarai mobilnya. Lagipula di sini tidak ada peraturan lalu lintas. Beberapa saat kemudian mereka sudah berada di kawasan sekolah.

Renjun dengan terburu turun dari mobil dan membuka pintu mobil bagian tengah. Setelah pintu terbuka, Mark segera menggendong Nakyung dan membawanya menuju aula.

Nakyung ditidurkan di alas tidurnya, sedangkan Haechan segera melanjutkan membersihkan luka Nakyung. Heejin tidak ikut masuk ke aula dan seperti sebelumnya ia ke taman belakang.

Guanlin, Mark, dan Renjun duduk bersandar di tembok aula. Mereka terlihat kelelahan. Di tengah-tengah keheningan, tiba-tiba saja di tepat di samping Guanlin muncul glitch.

Mark yang menyadari lebih awal langsung mengarahkan panahnya ke sisi Guanlin, "Lin sebelahmu,"

Guanlin langsung melihat ke sampingnya dan bertepatan dengan wujud glitch yang sudah utuh menjadi manusia. Sedangkan Renjun, dia tampak tidak peduli dengan siapapun yang akan muncul.

"Lo ngapain kesini anjer?!" protes Guanlin sambil mengarahkan senapannya ke orang itu.

"Jinyoung mau ngomong sama lo,"

Guanlin mendecih, "Match masih lama. Mending lo babat habis aja noh musuh-musuh. Daripada ngebacot sama gue, dasar nggak mutu,"

Wajah orang itu tampak sedikit kesal, "Tapi dia mau ngomong sama lo. Penting katanya,"

"Tzuyu, bilangin ke Jinyoung mending ngebacot sama gue ntar malem aja. Bilang gue lagi menyublim," kata Guanlin sambil menurunkan senapannya.

Tzuyu merotasikan bola matanya dan kembali berteleportasi. Setelah menghilang dari pandangan mereka, Mark menurunkan panahnya.

"Gue baru tau kalo anak IHS itu random semua," tukas Mark.

"Lo nggak tau serandom apa si Jinyoung tadi," kata Guanlin kesal.

Renjun yang mulai tertarik langsung bertanya, "Emang tadi dia ngomong apa?"

"Kan tadi gue diserang jombi kan, trus entah darimana dia nembak jombinya itu. Dan secara randomnya dia bilang gue nggak boleh mati soalnya Nakyung—eh. Ck ah, maksudnya..."

Guanlin menepuk dahinya. Ia seharusnya tidak membicarakan tentang hubungannya dengan Nakyung.

"Nakyung kenapa?" tanya Renjun.

Guanlin mendecak dan berdiri dari duduknya, "Udah lupain,"

Kemudian Guanlin berjalan keluar dari aula. Belum sempat menutup pintu aula, Mark sudah berteriak memanggilnya.

"Lin, mau kemana lo?"

"Nyari keributan. Ikut kagak?"

Mark dan Renjun saling pandang satu sama lain, "Ikut. Woy jangan ninggal!"

 Woy jangan ninggal!"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
[1] ATTACK's Series: ATTACK ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang